Skip to main content

Kuliah Pertama?


Pagi yang cerah untuk jiwa yang kecewa. Yoi bro, hari ini sebenarnya adalah dimana saya akan merasakan kuliah disalah satu perguruan tinggi di Malang, tapi sayangnya saya join kelas ketika materi sudah habis jadi ya “karena materi udah habis, hari ini enggak ada kelas ya anak-anak”, oke, seisi kelas langsung sorak gembira dan cap cus ke pemberhentian selanjutnya. Ada yang mau futsal, ada yang mau foto, dll, aku masih terdiam tak percaya bahwa hari ini aku tak jadi ikut kuliah, kasihan, haha.

Padahal belum semua wajah ku kenali dengan pasti, hanya nama yang ku hafal tapi belum sampai meresap di hati, hah, lebay cuy! Kesan pertama sampai di kampus ini adalah bagus, bagus di bangunannya, bagus di pergaulan mahasiswanya, paling tidak dari pertama ketemu kemarin sampe sekarang. Tak ada penolakan buatku yang ingin belajar bersama mereka walau hanya untuk beberapa waktu saja. Ketua kelasnya pun ramah, gadisnya juga, hahaha, dominan yang ku kenali adalah dari kaum hawa, kaum adam menyusul, normal ya.

Sebelum masuk kelas, ternyata ada yang berbeda dari kebiasaan di kampusku. Bila di kampusku ruangan kelas dibukakan oleh petugas, di sini ruangan dibuka oleh mahasiswa sendiri dengan meminjam kunci kepada petugas bersyaratkan KTM. Sederhana memang, tapi nampaknya hal itu bisa mendidik mahasiswa untuk mandiri, menekankan nilai bahwa mahasiswalah yang membutuhkan ilmu, bukan hanya masuk kelas dan keluar kelas tanpa ada yang di dapat. Bagaimana dengan dosen? Tentu dengan sistem seperti itu, dosen akan lebih dihormati, tak perlu mencari kesana-kemari hanya untuk membuka kunci ruang, mereka datang dan semua sudah siap dalam ruangan.

Tak sampai satu jam aku berada dalam kelas, tapi sudah nampak kedekatan antar mahasiswa. Maklum, disini kan sudah penjurusan jadi jumlah mahasiswa di tiap kelas tidak terlampau banyak, sekitar 30 orang, berbeda dengan di kampus yang masih fakultas, satu kelas berisikan rata-rata 100 orang untuk mata kuliah fisika dasar, kimia dasar, dan kalkulus, memang kedekatan antarmahasiswa bisa terjalin, tapi dengan usaha yang lumayan keras bila memang menargetkan semua orang.

Tak banyak nama memang yang ku ingat, tapi hal ini cukup berharga terlebih untuk menjalin relasi, Riza: ketua kelas, Myrda: teman dari SMA, Devi: teman Myrda (di hari pertama ini dia langsung promosi barang dagangannya, bener-bener enggak nyia-nyiain kesempatan jo), Citra: temennya Myrda, Devi, Rizal, Nova, Andre: anggota kelas Riza yang manggil aku mas padahal aku gak tua-tua amat,Qonita: gadis berkaca mata yang mungkin cerita, tapi yang jelas dia jago pemrograman (di akhir kelas dia enggak langsung pulang, tapi ngajari temen-temennya yang lain),Laila: masih misterius, dll. Semoga kesempatan ini adalah awal dari pertemuan kami yang akan disambung dengan pertemuan lain walau hanya untuk mempererat tali silaturahmi. Silaturahmi penting lho. :D

Comments

Popular posts from this blog

Setahun Bekerja dan Tinggal di Belanda

Sekarang sudah Desember 2024, artinya, sudah tepat 12 bulan sejak pertama kali aku mulai bekerja di Swisscom DevOps Center Rotterdam. Sebenarnya, sudah ingin menulis sejak enam bulan lalu, tapi kuurungkan sambil menunggu tepat satu tahun, selesai performance review untuk tahun 2024, dan menyelesaikan keseluruhan siklus musim di negara empat musim ini: winter, spring, summer, autumn. Balik lagi ke perihal pekerjaan ini, pekerjaan yang sebenarnya tidak aku bayangkan akan aku jalani jika ada yang bertanya, "Mau kerja di Belanda?", di sekitaran Mei 2023. Sebab, pada saat itu memang tidak ada rencana sama sekali. Aku, dan keluarga, sudah merasa nyaman bisa hidup di Lumajang dengan remote   working perusahaan Singapura. Bisa dekat dengan keluarga, dapat gaji di atas rata-rata, beban kerja tidak gila-gilaan, biaya hidup terjangkau, mau apa lagi? Tapi, toh, nyatanya aku di sini, berarti memang ada hal lain yang aku kejar.  Mendapatkan Pekerjaan di Belanda Sebenarnya, tidak ada alasan...

Pengalaman Berangkat Haji Tanpa Antri dari Belanda (2025)

Alhamdulillah.Pertama-tama, aku ingin mengucapkan syukur pada Allah yang sudah memberikan izin dan kuasa sehingga aku dan Nova untuk berhaji pada tahun 2025 ini dengan proses yang baik, lancar, dan nyaman. Di tulisan ini, aku coba untuk berbagi detil bagaimana kami bisa berangkat haji dari Belanda dengan periode waktu yang singkat, kurang dari 2 tahun sejak tinggal di Belanda. Suasana setelah Tawaf Ifadah dan Sholat Sunnah Keinginan Berhaji Pada tahun 2021 lalu, kami sudah melakukan pendaftaran haji reguler di Indonesia, aku pernah tuliskan prosesnya di  https://blog.aryya.id/2021/03/melaksanakan-rencana-yang-tertunda.html . Sayangnya, waktu tunggu untuk haji reguler kami adalah sekitar 30 tahun. Bagi kami, waktu 30 tahun bukanlah waktu yang singkat. Belum tentu tenaga yang kami punya di usia saat itu akan optimal untuk beribadah di tempat yang nan jauh di sana terlebih dengan cuaca yang sangat panas. Beberapa waktu setelahnya, kami melihat salah satu teman kami dan istrinya berang...

Tricky Installation RouterOS on Windows 10 using Hyper-V

Hi, After two days wondering and trying to find why i can't install RouterOS on Windows 10 using Hyper-V, i have found that the solution for undetected interface is very simple. It is jsut change from default Netowrk Adapter to Legacy Network Adapter. So, here is it, my new tutorial. Hope you enjoy and don't hesitate to ask.