Skip to main content

Posts

Showing posts from March, 2013

A Thousand Words: Sebuah Kata Sebuah Makna Sebuah Perubahan

A Thousand Words Beberapa saat yang lalu aku tiba-tiba teringat sebuah film Amerika yang berjudul Thousand Words . Sebuah film yang bercerita tentang seorang agen penerbitan buku yang begitu lihai memainkan kata-kata hingga mampu membuat orang lain bertekuk lutut atau mengubah keadaan seperti yang ia inginkan. Hingga suatu hari ia mendatangi seorang pemuka spiritual untuk membukukan filosofi pemuka spiritual tersebut, tapi tanpa disengaja tangan agen tersebut tergores pada pohon bodhi ketika sedang merayu pemuka spiritual tersebut. Malam harinya sebuah pohon tiba-tiba muncul di halaman agen tersebut. Keseruan film tersebut barulah dimulai. Sebuah daun untuk sebuah kata. Sebuah pohon untuk satu kehidupan. Pernahkah kawan-kawan mencoba puasa berbicara? Kalau orang jawa mungkin menyebutnya topo ing rame yaitu bertapa dalam keramaian. Berdiam ditengah keramaian khalayak. Mungkin kawan-kawan dan saya sendiri sangat sulit bahkan tidak mampu untuk melakukannya. Mengapa? Karena hamp

Mengatasi Smartfren Gangguan dan Lemot

Mengatasi Smartfren Gangguan dan Lemot  Selamat malam kawan-kawan, bagaimana kabar kalian beberapa hari belakangan terutama para pengguna smartfren? Apakah koneksi internet kalian baik-baik saja? Bila tidak sepertinya kalian harus tau bahwa beberapa waktu yang lalu koneksi internet dari Smartfren mengalami gangguan akibat terputusnya sambungan internet ke luar negeri. Berikut ini adalah kutipan dari situs resmi smartfren tertanggal 26 Maret 2013. “ Jakarta  – PT Smartfren Telecom Tbk (Smartfren), penyedia layanan telekomunikasi berbasis teknologi canggih CDMA EV-DO Rev. B Phase 2, sedang mengalami gangguan layanan dikarenakan putusnya kabel submarine oleh jangkar kapal minyak di antara pulau Bangka dan Pulau Batam pada hari Sabtu, 23 Maret 2013. Jaringan ini merupakan rute utama jaringan internet Smartfren menuju Singapore sebelum internet global. Saat itu, layanan internet masih dapat berjalan melalui jaringan backup trans Sumatra di dua sisi, yaitu jalur timur dan barat

Aku..nafsuku

Aku..nafsuku.. Ku punya ribuan nafsu tuk ku habiskan Ku punya ribuan nafsu yang mungkin takkan pernah terpuaskan Ku punya ribuan nafsu yang mampu menyeretku pada jurang kehinaan Tapi ku hanya punya satu cinta tuk ku jaga Cinta untukmu seorang Mungkin ku bisa menghabiskan malam bersama orang lain Menikmati embun pagi dalam pelukan hangat kekasih Merasakan hangatnya tiap inci sentuhan orang yang tak halal bagiku Tapi hatiku, pikiranku, semua tertuju padamu Aku tak pernah menghitung berapa tulang rusukku Aku tak pernah mencari tau apakah ada rusukku yang hilang Tapi aku yakin bahwa   hatiku tak satu, jiwaku tak satu Engkau membawa sebagian lainnya Sebuah sakit mendapatimu bersama orang lain Sebuah rindu mendapatimu jauh dariku Mungkin aku puas menghabiskan berjam-jam waktuku dengan orang lain Sebuah kepuasan semu yang hilang bersama hembusan angin lalu Tidak denganmu, ku maknai tiap menit yang berlalu Meresapkan cinta yang tak mungkin habis

Sahabat itu...

Beberapa saat yang lalu saya teringat masa-masa SMA, terutama ketika kelas XII. Ya, saya teringat mereka, sahabat-sahabat saya. Entah mengapa saya merasa lebih pendiam ketika kuliah dibandingkan ketika SMA. Saya kembali memutar gulungan memori yang terekam jelas, ksiah SMA. Kisah-kisah bersama mereka, sahabat yang selalu bisa membuat saya tersenyum, entah dengan guyonan mereka atau dengan saya membuli mereka. Nice. XII A2 adalah sebuah rumah bagi saya dan tiga puluhan orang lain di dalamnya. Sebuah rumah tempat saya bernaung hampir selama satu tahun. Sebuah rumah tempat saya menambah sahabat. Rosena, Abah, dan Dicky. Merekalah sahabat baru ayng saya temukan di rumah itu. Mereka yang bisa membuat sya tersenyum dan menghilangkan penat ketika jenuh mendera. Abah (baca: Zaky) dengan kepolosannya yang begitu luar biasa. Ternyata masih ada orang polos seperti dia dengan tawanya yang khas, terpingkal, tapi masih sempat menutupi mulutnya. Dia yang sering menemani saya pergi ke UKS hanay

Menulis, Kenapa Tidak?

Hutang oh hutang, berat rasanya bila masih memiliki hutang. Tulisan ini saya persembahkan untuk kawan-kawan yang telah saya janjikan tips menulis buku sebagai pembayaran atas janji yang telah saya buat. Menulis buku? Iya, menulis buku. Hari ini saya sudah menerbitkan dua buku, semoga bulan depan buku baru saya terbit lagi, hehe, amin. Sedikit sebelum masuk ke bahasan utama, saya akan bercerita tentang proses pembuatan buku pertama saya, 7 Hari Menjadi Jawara di Internet .  Kisah ini dimulai dari cerita guru Bahasa Indonesia ketika saya kelas XII SMA. Ketika itu beliau bercerita tentnag alumni sekolah saya yang masuk TV, menjadi back packer dan menerbitkan buku Selimut Debu , Mas Agustinus Wibowo. Saya memang tak kenal dia, bertemu pun tak pernah, tapi mendengar cerita dari guru saya bahwa dia telah menerbitkan buku membuat saya semangat untuk menulis. Tujuan utama saya saat itu adalah agar dapat masuk ITB melalui jalur undangan. Ya, saya ingin masuk ITB melalui jalur undan