Skip to main content

Baru Sadar?

Jumat, 4 Januari 2012

Malam ini ada sedikit yang ingin saya tulis sebagai renungan buat pembaca, tapi terutama bagi diri saya sendiri. Sudah satu semester berlalu bagi ku di kampus itu, kampus Ganesha. Hari berganti hari, terasa begitu cepat berlalu. ya, tinggal beberapa hari lagi hingga IP pertamaku keluar. Ip hasil perjuanganku selama 6 bulan. Entahlah, apa benar perjuanganku, atau perjuangan tapi belum sekuat tenaga? Entah lah.

Beberapa waktu lalu aku bertemu dengan seorang teman yang bersekolah di salah satu universitas ternama di Surabaya. Dia bercerita bagaimana tidurnya yang larut malam hingga pagi. Lho, aku kaget tentunya. Betapa tidak, aku yang katanya “kuliah” ini sangat jarang merasakan yang namanya tidur pagi, tidur tengah malam aja bisa dihitung dengan jari jumlahnya. Malam ini aku pun bertanya pada teman-temanku yang ada di universitas lain dan ternyata hasilnya tak berbeda jauh, tidur tengah malam atau pagi hari adalah santapan yang hampir selalu menghiasi hari-hari mereka. Lalu aku apa? Tidur tak sampai jam 11 malam.

Ketika masih di kampus aku juga bertanya-tanya, ada temanku berkata bahwa waktu tidurnya banyak tersita, tapi nyatanya aku masih sangat sering menikmati tidur 8 jam sehari. Entahlah, mungkin aku yang kurang memaksa tubuhku atau memang belum tiba saat aku harus mengarungi malam untuk mengerjakan tugas. Namun, bila diingat-ingat lagi, malah ketika SMA lah waktu tidurku yang banyak tersita, ya tersita untuk belajar tentang komputer. Lalu kenapa sekarang malah waktu tidurku bertambah? Bukankah kuliah adalah ladangku untuk lebih mendalami minatku? Sebuah pertanyaan.

Yang pasti, selama satu semester kemarin banyak waktu yang terbuang percuma, ya walaupun untuk tidur. Mungkin bila 3 jam waktu tidurku itu kupergunakan dengan lebih bijak, hidupku akan lebih baikd ari sekarang. Bisa lebih banyak hal yang ku kerjakan. Mungkin..

Saya pernah mendengat ucapan yang bunyinya seperti berikut,”bila anda lunak pada diri anda maka dunia akan keras pada anda, bila anda keras pada diri anda maka dunia akan lunak pada anda”. Sepertinya benar apa yang saya dengar itu. Dunia terasa keras karena mungkin kesalahan saya terlalu memanjakan diri saya. Hanya karena kerikil kecil seperti kelelahan membuat saya menyerah memaksa tubuh saya untuk bekerja. Puncaknya adalah kebosanan yang saya rasakan sekarang, 6 bulan berlalu seakan tidak ada apa-apa. Hanya rutinitas yang diulang terus menerus tanpa ada hal baru. Monoton, membosankan, terlebih sesuatu yang selama ini menyita waktu saya sekarang sudah tidak ada, hilang.

Apa yang saya tulis kali ini benar-benar tak teratur, tak terorganisir, mungkin juga tak berhubungan satu sama lain, meloncat loncat seperti apa yang saya pikirkan. Selama 18 tahun terakhir belum pernah rasanya saya masuk surga, meminum air yang membuat dagaha tak kembali lagi, tapi mengapa ras haus akan ilmu yang dulu menggebu seakan lenyap? Saya sekarang merasa puas dengan apa yang telah saya capai sekarang? Saya capai? Apa? Entah, hanya saja rasanya seperti itu. Ingin rasanya hati ini dipenuhi rasa iri, ya iri terhadap pencapaian orang lain. Ingin rasanya selalu menjadi pemenang, mungkin toleransi terhadap tak menjadi yang nomor satu lah yang menjadikan saya seperti ini, menerima keadaan, tak berusaha hingga batas paling luar kuasa saya.
Hei Aryya Dwisatya Widigdha, apakah kau ingin terus eperti ini? Terpuruk dalam kekalahan, menerima keadaan tanpa berjuang? Hei Aryya Dwisatya Widigdha, apakah kau tak mau menjadi nomor satu? Lupakah engkau dengan nikmatnya menjadi pemenang? Ataukah menjadi pecundang lebih menenangkan bagimu? Hei Aryya Dwisatya Widigdha, belum sadarkah dirimu tentang banyaknya waktu yang terbuang sia-sia selama ini? Tidak kah kau sadar bahwa teman-temanmu telah meninggalkanmu jauh di sana, mengejar impian mereka sedangkan kau tetap diam ditempat mengenang kemenangan, pencapaian amsa lalu yang mungkin tak ada artinya? Hei Aryya Dwisatya Widigdha, kemana rasa irimu itu! Kemana rasa irimu terhadap pencapaian orang lain! Apa yang sudah kau raih selama ini? Coba sebutkan bila kau punya! Jangan jadi sampah yang merasa memiliki sesuatu tapi nyatanya tak ada sesuatupun yang ia miliki.
………………………

Comments

Popular posts from this blog

Wirid Sesudah Sholat

Assalamualaikum, Pada kesempatan kali ini, saya akan berbagi tentang beberapa dzikir sesudah sholat yang saya amalkan beserta beberapa penjelasan pun sekaligus pengharapan yang ada di dalamnya. Basmalah (33x) Dalam memulai setiap pekerjaan, hendaknya kita memulainya dengan membaca basmalah supaya pekerjaan tersebut dinilai sebagai ibadah. Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin berkata: “Tafsirnya adalah: Sesungguhnya seorang insan meminta tolong dengan perantara semua Nama Allah. Kami katakan: yang dimaksud adalah setiap nama yang Allah punya. Kami menyimpulkan hal itu dari ungkapan isim (nama) yang berbentuk mufrad (tunggal) dan mudhaf (disandarkan) maka bermakna umum. Seorang yang membaca basmalah bertawassul kepada Allah ta’ala dengan menyebutkan sifat rahmah. Karena sifat rahmah akan membantu insan untuk melakukan amalnya. Dan orang yang membaca basmalah ingin meminta tolong dengan perantara nama-nama Allah untuk memudahkan amal-amalnya.” ( Shifatush Shalah , ha

6 Tips Aman Berbelanja Online di Luar Negeri

Di era globalisasi dan teknologi seperti sekarang, berbelanja bukanlah sesuatu yang susah betapa tidak, hanya perlu meluangkan waktu beberapa saat saja di rumah, barang yang kita inginkan pun bisa kita dapatkan dengan cepat. Kali ini saya akan berbagi tips aman berbelanja online di luar negeri. Alat pembayaran Umumnya, ada dua alat pembayaran yang diterima oleh seller yakni paypal dan kartu kredit. Sebagian dari kita tentu agak kesusahan bila harus membayar dengan kartu kredit karena tidak semua orang berkesempatan memiliki kartu tersebut terlebih ada umur minimal untuk memilikinya. Namun, masalah tersebut dapat diatasi dengan dua cara yakni membeli virtual credit card atau menggunakan paypal. Virtual credit card memungkinkan rekan-rekan untuk memiliki kartu virtual dengan saldo yang rekan-rekan butuhkan, biasanya sih cocok untuk yang sekali transaksi. Sedangkan, paypal pun memberikan kemudahan karena banyak jasa penjualan balance atau saldo paypal sehingga rekan-

Mengenal Bener dan Pener

Pendahuluan Beberapa waktu yang lalu ramai jadi perbincangan tentang pernyataan agama yang tidak mewajibkan warung-warung untuk tutup ketika bulan Ramadhan. Banyak pro dan kontra yang terjadi di masyarakat. Namun lagi-lagi, pernyataan apapun bisa diinterpretasikan berbeda dengan sesuai dengan apa yang kita inginkan. Screenshot Twit Mencoba Berpikir Namun kawan, apakah yang disampaikan oleh Pak Lukman tersebut salah? Saya pribadi menilai bahwa yang disampaikan oleh beliau tidak salah sama sekali. Pun, sebelum ini, sebelum pernyataan tersebut keluar kita santai-santai saja ketika ada warung buka ketika bulan Ramadhan, dengan catatan. Dengan catatan di sini berarti sang pengelola warung mengerti antara bener dan pener seperti yang dimengerti oleh orang jawa. Bener lan Pener Orang Jawa memahami bukan hanya tentang bener melainkan juga pener. Bener dapat diartikan betul, tidak salah sedangkan pener dapat diartikan sesuai atau tepat. Bila digambarkan dalam skema pe