Jomblo, sebuah
film inspiratif menurutku pribadi. Sebuah film yang aku tonton pada tahun 2006
dengan cerita empat sekawan di salah satu universitas negeri di Bandung. Cinta,
cita, persahabatan, dan pengkhianatan seakan bisa didapatkan dalam alunan
cerita yang disampaikan film tersebut.
Film ini inspiratif bagiku secara pribadi, banyak quote yang sangat kuingat sampai
sekarang. Film ini pula yang membuatku seakan familiar dengan kampus tempatku belajar sekarang dan parahnya aku
baru menyadari bahwa salah satu tempat pengambilan gambar film tersebut memang
di kampusku. Film ini menyajikan empat karakter orang yang berbeda-beda, pantas
saja bila film ini bisa dicerna oleh banyak orang terlebih yang melihat
representasi dirinya dalam film tersebut.
Ada yang super duper gampang
buat ngedeketin cewek, ada yang sok tau banget soal cewek, ada yang takutnya
setengah mati buat nyatain cinta, sampe yang enggak jelas pun ada. Trus representasi abang di film itu siapa?
Agus, Dony, Oliv, apa Bimo? Entahlah, mungkin aku adalah irisan dari mereka.
Aku bukan Dony yang bener-bener gampang ngedeketin cewek, tapi juga bukan Oliv
yang bener-bener takut sama cewek. Aku bukan Bimo yang banyak enggak jelasnya
soal cewek, tapi aku juga bukan Agus yang ngerti seluk beluk cewek.
Banyak momen yang memiliki kesan tersendiri, salah satunya
adalah ketika Dony memberikan pencerahan
kepada Oliv
“Cinta bisa datang,
cinta bisa pergi, cinta juga bisa memilih, tapi ada satu yang cinta enggak bisa
lakuin, cinta enggak bisa menunggu”
“Ada satu hal yang
bikin cinta lo ke dia enggak sempurna, dia enggak pernah tau cinta lo ada”
Okay, that’s the
point. Kita engak tau kapan cinta itu secara pasti mulai dateng, kadang
kita juga enggak tau pasti kapan cinta itu pergi bahkan memilih, tapi yang
jelas “cinta” enggak bisa menununggu. Contohnya begini, ada tiga orang manusia
yang saling kenal dan ada sesuatu diantara mereka, sebut saja Aryya, Satya, dan
Widi. Aryya suka sama si Widi, si Widi juga suka, tapi sayangnya si Aryya enggak
pernah berani nyatain perasaannya ke WIdi. Satya juga suka sama Widi, dia
bener-bener ngeliatin apa yang dia rasain, bahkan berangi mengungkapkan apa
yang dia rasakan. Walaupun Widi suka sama Aryya, tidak menutup kemungkinan ada
perasaan yang tumbuh buat si Satya, terlebih pas dia ngungkapin apa yang dia
rasain. Karena terlalu lama bikin Widi nunggu, bisa aja malah Satya yang dapet
Widi, bukan Aryya yang pada awalnya adalah orang yang disukai WIdi. End.
Bersambung…
Comments
Post a Comment
Tanggapilah, dengan begitu saya tahu apa yang ada dalam pikiranmu