Pelajaran baru kali ini berasal dari perjalananku menuju
kota Apel, Malang. Mungkin hal ini sering kita temui, tapi jarang kita sadari
tau ambil pelajaran darinya.
Pernahkah engkau melihat pengamen, pedagang, dan
peminta-minta di bus? Bila iya, pernah kah kamu melihat mereka membayar karena
telah menaiki bus? Tentu tidak. Hal ini sederhana, tapi begitu sarat dengan
makna. Di luar dunia kita, ada dunia yang mungkin kejam bila diterapkan ke diri
kita semisal kita harus menjadi pengamen, pedagang, atau peminta-minta di bus.
Namun beruntung, manusia dengan mudah nya memberikan bantuan walaupun tak
selalu dalam bentuk uang. Contoh nya saja sopir dan kondektur bus, mereka tak
menarik sepeserpun uang dari para pengamen, pedagang, maupun peminta-minta yang
telah menumpang bus mereka. Mungkin rasa kasihan dan empati yang tinggi lah
yang menjadi dasar aksi mereka. Mungkin sopir dan kondektur bus lebih memahami
keadaan para pengamen, pedagang, dan peminta-minta itu sehingga tak tega untuk
menarik ongkos. Beda dengan kita yang notabene masih berstatus mahasiswa atau
pelajar yang sekarang masih ditopang oleh orang tua, tak terlalu terasa
bagaimana kerasnya hidup untuk mencari uang sehingga hal ini lah yang mungkin
menjadi penyebab kurangnya kepedulian kita pada orang-orang di atas.
Pernahkah engkau mendengar nyanyian dari seorang pengamen di
dalam bus? Apakah engkau merasa terganggu? Mungkin saja iya, tapi paling tidak
mereka sudah berusaha mempersembahkan yang terbaik untuk kita walaupun bagi
kita masih ada yang lebih baik dari mereka, apresiasi itu perlu walaupun hanya
dengan memberikan uang 500 perak atau seribu perak. Mungkin nominal itu kecil
bagi kita, tapi siapa tau dari nominal-nominal kecil itu mereka bisa menghidupi
sendiri dan keluarga, tak susah kan untuk membantu sesama? Lantas, bagaimana
dengan apra pedagang yang juga sering lalu lalang? Tak jauh beda, mereka juga
berjuang dengan cara merka sendiri. Mereka
tak putus asa dengan keadaan dan tetap berusaha mendapatkan rezeki dari
jalan yang baik, berdagang, daripada harus mencari uang dengan cara haram.
Mungkin kamu pernah menemui seseorang yang membeli barang dagangan pedagang di dalam bus dalam jumlah
besar, lalu kamu berfikir untuk apa barang sebanyak itu. Pertanyaan-pertanyaan
itu mungkin ada, tapi itulah salah satu cara orang itu untuk membantu pedagang
itu ketimbang harus memberikan uang secara Cuma-Cuma, tentu sang pedagang akan
merasa lebih bangga pula ketika ia mendapatkan uang dari hasil jerih payahnya
dengan berdagang. Membantu orang itu tak susah, caranya pun tak baku, bila
mereka memiliki cara yang demikian untuk saling membantu, bagaimana caramu?
Comments
Post a Comment
Tanggapilah, dengan begitu saya tahu apa yang ada dalam pikiranmu