Skip to main content

Posts

Showing posts with the label Catatan Kehidupan

Mengingat 2021

Satu tahun, 365 hari, dan lebih dari 8700 jam. 2021 adalah tahun kedua pandemi dan tahun pertama sejak hijrah dari Bandung. Paling tidak, ada banyak hal yang terjadi dan tercapai di tahun kemarin. Sebagai pengingat, akan saya tuliskan di postingan ini. Januari Tidak banyak hal berubah di bulan ini, tapi untuk pertama kalinya setelah bertahun-tahun, bisa melewati pergantian tahun tidak lagi hanya bertiga di Bandung melainkan bersama orang tua di Lumajang. Berbagai pace hidup yang awalnya sangat cepat dan menekan di Bandung, perlahan berubah setelah pulang. Bulan ini pula resmi menjadi remote worker dengan kantor di Bandung. Di bulan Januari pula, untuk pertama kalinya saya kembali membiasakan diri untuk bersepeda setelah vakum bertahun-tahun. Di Bandung, sama sekali tidak pernah bersepeda untuk olahraga, 2020 apalagi, hanya di rumah, olah raga sangat kurang. Beruntung, pulang menjadikan olahraga mungkin dilakukan. Bersepeda pertama di Bondowoso, short ride 10km. Februari Tidak banyak ha

Komitmen Terpanjang Dalam Hidup

 Menurutmu, apa komitmen terpanjang yang kamu sudah/akan kamu lalui? Bagi saya, Komitmen menjadi pegawai di perusahaan? Bukan Komitmen menjadi suami/istri? Bukan Komitmen menjadi orang tua. Bagi saya, sampai saat ini, setelah tiga tahun menjadi orang tua, itulah komitmen terpanjang yang akan saya lakukan. Menjadi Orang Tua Saya resmi menjadi orang tua pada April 2018, ketika anak pertama saya, seorang perempuan, lahir ke dunia sekitar pukul 03.30. Bagaimana perasaan saya saat itu? Senang, terharu, dan sangat lega. Saya lega karena ibu dan anaknya selamat dan sehat setelah proses persalinan itu. Bagaimana perasaan saya 9 bulan atau bahkan dua tahun sebelumnya? Takut, trauma. Perasaan pertama adalah takut. Selama istri saya mengandung, saya sering kali merasa takut akan banyak hal terkait kesehatan dan keselamatan ibu dan anak yang masih dalam kandungan. Bayangkan, ada banyak hal yang mungkin terjadi selama masa mengandung pun ketika dilahirkan. Pikiran-pikiran itu yang membuat saya taku

Melaksanakan Rencana yang Tertunda

 Ada banyak rencana dalam hidup saya yang terlaksanakan, tapi tentu ada pula yang tidak. Yang tertunda? juga tidak kalah banyak. Pada 2016 lalu, saya berencana untuk kuliah S2 di Italy, mengambil fokus Security, tapi toh tidak jadi. Pada 2020, saya berencana untuk kuliah S3 di Italy atau Netherland, tapi toh lagi-lagi tertunda. Selain sama-sama ingin mengambil Security, saya juga ingin kuliah di luar negri karena ingin bisa berhaji lebih cepat karena katanya....untuk haji di luar bisa lebih cepat karena kuota melimpah. Namun apadaya, sampai sekarang saya masih di Indonesia. Mendaftar Haji Alhamdulillah, bulan februari lalu saya dan istri sudah berhasil mendapatkan porsi haji setelah tertunda selama lima tahun. Prosesnya apakah mudah? Bisa dibilang demikian. Secara umum, yang harus dilakukan adalah: Datang ke bank, dalam hal ini yang sudah tehubung ke Siskohat, membuka rekening haji dan melunasi biaya minimal pembukaan porsi. Dari sini, bank akan memberikan bukti pelunasan setoran awal

(Kembali) Menyeimbangkan Hidup

 Kemaren, tanggal 22 Maret 2021 pukul 15.00 adalah waktu pengumuman SNMPTN 2021. Saya, adalah produk dari SNMPTN, tapi tahun 2012. Artinya, sudah 9 tahun berlalu sejak pengumuman kelulusan SNMPTN yang mengantarkan saya ke ITB. Merantau dari kota kecil, Lumajang, ke kota besar bernama Bandung. Siapa sangka, setelah 9 tahun merantau ke Bandung, dimulai dari kuliah pada 2012 hingga bekerja pada 2016, akhirnya saya pulang ke Lumajang. Biasanya, pertanyaan yang paling sering muncul adalah, "memangnya mau kerja apa di Lumajang?" Tentu, saya sendiri juga mempertanyakan hal tersebut. Untungnya, ada jawabnya, yakni melanjutkan pekerjaan yang ada di Bandung.  Meskipun banyak dampak negatif pandemi tahun lalu, tapi satu hal yang patut disyukuri adalah, karena pandemi, model kerja programmer jadi banyak berubah, lebih menekankan Work From Home (WFH). Tentu hal itu dikarenakan adanya faktor risiko penularan Covid-19. Namun, di sisi lain, secara cost, WFH ini juga menurunkan pengeluaran ka

Berkesempatan Menjadi Pengajar

Banyak hal yang terjadi selama dua tahun kebelakang. Namun, satu diantara banyak hal tersebut, ada satu yang sangat berkesan, yakni berkesempatan menjadi pengajar di Prodi Teknik Informatika ITB. Mari kita mulai. Awal Cerita Pada pertengahan tahun 2019 lalu, setelah lulus S2 di Magister Informatika ITB, saya bergabung di KK Rekayasa Perangkat Lunak dan Pengetahuan STEI ITB. Apakah saya bergabung sebagai dosen? Sayangnya tidak. Saya bergabung di KK RPRLP sebagai Asisten Akademik (seterusnya disingkat asmik, setelah gagal di seleksi dosen tetap) yang bertugas untuk membantu kelancaran penyelenggaraan kegiatan akademik di level KK. Konkretnya, asmik tertugas untuk membantu dosen pengampu mata kuliah untuk menyiapkan dan menyelenggarakan kuliah.  Cerita Selama Bergabung Saya ingat di semester pertama, saya mendapat tugas untuk membantu pengampu mata kuliah Pengembangan Aplikasi Berbasis Web dalam mendeliver beberapa materi, mereview soal, maupun menyusun rubik penilaian untuk beberapa soal