Kisah Saya Menuju Desa di Atas Awan B29 Lumajang
"Bila engkau muak akan kemegahan dan kebisingan kota maka datanglah dan keindahan alam akan menyambutmu"
Kemarin, tepatnya pada tanggal 7 Januari 2014 saya berkesempatan menikmati keindahan “Desa di Atas Awan” yang terletak di objek wisata B29 (Bukit 2900 dpl) yang berlokasi di Desa Argosari Kecamatan Senduro Kabupaten Lumajang.
Ada beberapa alasan yang membuat
saya ingin pergi ke sana. Pertama, Senin tanggal 13 Januari 2014 besok saya
sudah harus kembali ke Bandung untuk melakukan perwalian sebelum memulai
perkuliahan semester IV sebagai mahasiswa Teknik Informatika ITB, sayang sekali
kan kalau liburan kali ini hanya saya habiskan di rumah? Kedua, saya tertarik
dengan salah satu foto yang saya temukan di google terkait “Desa di Atas Awan"
ini, begitu indah menurut saya. Masak iya saya sebagai orang Lumajang Cuma menikmati
keindahannya lewat foto saja? Ya harus ke sana dong. Sederhana toh?
Salah satu pemandangan dari puncah |
Potret Jalanan Yang Mengeluarkan Asap |
Ketiga, ini alasan turunan
sebenarnya haha yakni agar saya bisa membuat tulisan ini dan mempromosikan
wisata Lumajang sehingga banyak orang luar daerah yang berwisata ke Lumajang.
Itung-itung penebusan sebagai salah satu finalis duta wisata 2010. Hahaha.
Pada petualangan kali ini, saya
ditemani oleh seorang sahabat saya yang bernama Viqih. Sebenarnya, ada satu
lagi sahabat saya yang sebenarnya kami ajak, tapi karena mesti UAS pada hari
ini, dia tidak jadi ikut. Sayang sekali.
Perjalanan Menuju Desa di Atas Awan B29 Lumajang
Jadi, kami berdua berangkat menuju
lokasi pada pukul 07.30 dengan start rumah Viqih yang tidak jauh dari rumah
saya di desa Tempeh Lor Kecamatan Tempeh Kabupaten Lumajang 67371, oke ini sekali
lagi adalah bentuk promosi, yang mana berjarak 10 km dari pusat kota. Jalur
yang kami tempuh pada pemberangkatan kali ini adalah Tempeh >
Sumbersuko >
Senduro > Kandang tepus >
B29 (Argosari). Walaupun kami sama sekali tidak tahu jalan ke sana, tapi dengan
berbekal sedikit keberanian untuk bertanya ke sana ke mari akhirnya kami dapat
sampai dengan selamat di tujuan. Waktu yang kami perlukan untuk naik sampai ‘hampir’
puncak adalah sekitar tiga jam.
Tenang, B29 Lumajang rute dari Surabaya sebenarnya cukup sederhana yakni dari Surabaya -> Sidoarjo -> Pasuruan -> Probolinggo -> Lumajang -> Senduro. Untungnya jalan B29 Lumajang dari Surabaya ke Lumajang cukup baik kecuali ketika sudah sampai di Argosari karena memang belum semuanya diaspal. Nah, kalau B29 Lumajang rute dari Malang bisa seperti B29 Lumajang rute dari Surabaya atau melewati Piket Nol dan mengikuti rute dari Tempeh yang saya dan Viqih tempuh.
Tenang, B29 Lumajang rute dari Surabaya sebenarnya cukup sederhana yakni dari Surabaya -> Sidoarjo -> Pasuruan -> Probolinggo -> Lumajang -> Senduro. Untungnya jalan B29 Lumajang dari Surabaya ke Lumajang cukup baik kecuali ketika sudah sampai di Argosari karena memang belum semuanya diaspal. Nah, kalau B29 Lumajang rute dari Malang bisa seperti B29 Lumajang rute dari Surabaya atau melewati Piket Nol dan mengikuti rute dari Tempeh yang saya dan Viqih tempuh.
Jalanan Menuju Lokasi B29 Lumajang |
Memasuki Lokasi Desa Argosari Kecamatan Senduro, B29 Lumajang |
Kampung B29 Lumajang |
Suasana Pagi di Puncak |
Senja membelakangi Gunung Bromo |
Kabut di Perbukitan |
Bukit Teletubies |
Senyum Anak Tengger |
Puncak B29 Lumajang |
Sebenarnya, pemandangan pada foto yang saya bagikan di awal tadi bukan satu-satunya daya tarik dari objek wisata ini Namun lebih dari itu, nuansa pedesaan, hawa dingin yang menusuk, burung-burung yang beterbangan dengan warna-warninya, keindahan barisan bukit dan pepohonan, jalanan yang sepi dan menegangkan, serta kabut yang siap menutup jalan lah yang menjadi daya tarik objek wisata Desa di Atas Awan ini.
Hal-Hal Menarik di Lokasi Wisata B29 Lumajang
Selain pemandangan alam yang bisa dinikmati melalui potret yang saya sajikan, ada berbagai hal yang menurut saya menarik dari perjalanan kemarin.
Pertama, kesungguhan salah satu penyedia jasa layanan TV berlangganan. Pada beberapa rumah, sepertinya lebih dari lima rumah, terpasang parabola dari salah satu penyedia jasa TV berlangganan dengan indisian IV. Bagi saya, IV benar-benar bersungguh-sungguh dalam merangkul pelanggannya. Bayangkan saya, pada ketinggian 2900 meter di atas permukaan laut pun mereka masih mau memberikan layanan mereka. Yakali kan orang gunung memasang sendiri.
Kedua, Bahasa yang digunakan orang Argosari merupakan bahasa Jawa halus yang mana membuat saya dan rekan saya makin hormat pada warga di sana.
Ketiga, keramahan penduduk. Ketika hampir sampai di puncak gunung, kami menemukan persimpangan jalan yang jalannya kurang enak dilalui. Tiba-tiba ada bapak-bapak yang menghampiri kami dan bertanya tujuan kami. Alhasil, kami mendapatkan beberapa nasihat, salah satunya adalah, "jangan rem belakang, nanti terbalik (motornya)".
Keempat, uap tanah. Biasanya kita mendengar kata uap air, tapi bila rekan-rekan ke Desa di Atas Awan ini maka kalian akan bisa mendengan desisan uap yang keluar dari tanah yang kalian injak. Jadi bisa dibilang kalian sedang menginjak awan. Kapan lagi kan bisa menginjak awan? Makanya, ke B29 :D
Tips Menuju Objek Wisata Desa di Atas Awan B29 Lumajang
Bila rekan-rekan ingin mengunjungi objek wisata ini, ada beberapa tips
Pertama, belajarlah sedikit bahasa jawa halus karena mayoritas orang sana menggunakan bahasa ini. Hendaknya, ketika bertemu orang di jalan sapalah dengan sapaan, "Nuwun sewu" yang berarti permisi. Insyaallah akan dijawab, "Monggo" dengan senyuman yang melegakan hati.
Kedua, cari teman yang siap berjalan. Oke, ini sebenarnya cerita saya dan Viqih. Untuk mencapai puncak seperti foto awal, saya harus berjalan dari ujung jalan beraspal karena kondisi jalan yang licin. Maklum, kondisi kala itu mendung dna ketika kami hendak pulang pun sudah gerimis Jadi, paling tidak siapkan teman yang siap berjalan sedikit demi kebaikan bersama.
Ketiga, gunakan sepeda motor yang sesuai. Karena kondisi jalan yang terjal dan menanjak ketika hampir sampai di puncak, usahakan menggunakan sepeda motor yang tepat agar selamat. Pada perjalanan kemarin saya dan Viqih menunggangi Yahama V-Ixion dan alhamdulilah masih utuh sampai sekarang. Beberapa waktu lalu, sahabat saya yang lain bersama adiknya menunggangi Honda Supra X dan sampai sekarang masih utuh jiwa dan raga. Jadi sesuaikan dengan rekan-rekan masing-masing.
Keempat, gunakan jaket tebal. Jangan terlalu PD dengan berkata, "Santai, gue tahan dingin". Gunakan jaket tebal karena ketika di puncak, angin yang berhembus cukup kencang dan temperatur cukup dingin terlebih ketika kabut menyelimuti.
Kelima, segera datang ke B29 karena kita tak tahu kapan kita menghadap ke Sang Kuasa. Jadi, sebelum menghadap, yuk tamasya dulu. :D
Nah, untuk melihat foto-foto lengkap--ada sekitar 208 foto, silahkan buka link berikut http://www.facebook.com/media/set/?set=a.10201205194551338.1073741859.1215045293&type=1
Semoga tulisan ini bermanfaat, Pariwisata Lumajang makin maju, kita semua lancar jodoh, dan penulis makin rajin menulis.
Salam BangSatya,
Buruk.Baik.Menginspirasi.
Yuk Ke Lumajang!
melihat foto-foto nya ini seperti desa perbukitan yang tak banyak berbeda dengan desa desa di gunungkidul :)
ReplyDeletesalam
http://jarwadi.me
Wah, di ketinggian mas?
Deletegunung kidul mah panas
DeleteWah, saya belum pernah ke Gunungkidul
Deletekeren juga, kayaknya kalau gak ada kabutnya bakal kelihatan lebih bagus :D
ReplyDeletekalau enggak ada kabut ya kayak foto pertama :D
Deletewah mantup kali, Bang. Kapan-kapan harus ke situ deh, lumayan nggak jauh dari Malang :)
ReplyDeleteMonggo sekali Mas :D
Deletewis traveller sejati nih, sayang tempatnya jauh dari rumah saya.
ReplyDeleteMungkin bisa datang ketika ada libur panjang, Mas :D
DeleteAkomodasi ke sana bisa naik apalagi mas selain motor? ndak ada jip atau angkutan yang siap mengangkut kita kesana kah? ndak mungkin saya dari jakarta bawa motor kesana. rontok bisa bisa -_-
ReplyDeletejalan kaki aja bos hahaha, lagisn emg ada ojek yg mau nganter smpe sana?
Deletesekalian ke bromo + semeru
wah br tau ni desa di atas awan, saya mah org jember tp lg berkelana ke jawa barat....hehehe...indah dan unik ya...........tp oasti dingiiin banget...hmh...
ReplyDeletesok aja kalau lagi pulang kampung mampir dulu ke B29. Gampang dicapai kok :D
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeletemantab gan....
ReplyDeleteijin share ya...cz besuk tgl 10-11 mei, Insya Allah mo kesana
waaah, ane juga rencana kesana tgl segitu gan, aganstart dari mana nih? ane mau nyari patner juga...kalau berkenan untuk bareng kesana...hehe...salam
Delete@scooter : aku start dari surabaya, ada temen di jember yang mo kesana
Deletesobat start dari mana?
ini pin ku, siapa tau bisa bareng ato ketemu disana : 754A6384, WA : 081 33 00 11 450
https://www.facebook.com/nongklek.aza?ref=tn_tnmn
salam persahabatan sob.........
mas kalau pingin nginap disana caranya bagaimana? apa nginap di hamestay penduduk sekitar? ada yang disewakan?
ReplyDeleteSetahu saya tidak ada homestay resmi. Jadi kalau memang mau biasanya bikin tenda atau menginap di rumah warga. Tentu perlu lobbying dahulu
Deletesubhanalloh... keren...
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeletePemandangan yang bagus gan. Lebih seneng lagi bisa sujud disana merasakan kebesaran Tuhan.
ReplyDeleteAkir agustus rencana mau kesana, kalau ada yg start bareng monggo!
Ane mau kesana tgl 21 or 22 start dari sby klo mau join monggo kita bercengkrama disana
ReplyDeletetertarik
ReplyDelete