Seringkali kita membaca, mendengar,
maupun menonton berita tentang seseorang atau beberapa orang yang tenggelam di
laut terutama di laut selatan. Ada berbagai alasan yang sering dipercaya oleh
masyarakat terkait hal tersebut. Namun, apa saja alasan tersebut? apakah alasan
tersebut dapat diterima?
Pendahuluan
Sebenarnya tadi pagi saya belum
berniat membuat tulisan ini, tapi tiba-tiba kok saya pingin ke pantai. Alhasil,
ketika di perjalanan saya mendapatkan beberapa foto pemandangan menggunakan
kamera hand phone karena batre kamera
digital saya ketinggalan.
Persawahan ketika telah menempuh setengah perjalanan |
Memandang laut dari kejauhan |
Jembatan Jalur Lintas Selatan yang belum beroperasi |
Jalan ke surga. enggak ding, jalan ke gunung. Eh enggak juga, pokoknya jalan aja. |
Lautan pasir dengan tumbuhan yang kaku |
Sesampainya di sana, tentu saya
menikmati pemandangan pantai yang sangat sepi tersebut karena sejatinya pantai
tersebut digunakan oleh TNI untuk latihan perang sehingga tidak ada yang
berkunjung karena memang tidak dijadikan objek wisata resmi.
Penyebab Mengapa Banyak Orang Tenggelam di Laut Selatan
Beberapa saat bermain di sana,
saya menyadari beberapa alasan mengapa banyak orang yang tenggelam di laut
karena terseret ombak walaupun orang tersebut bisa berenang. Amati foto-foto
berikut.
Hamparan pasir pantai |
Gulungan Ombak pantai selatan |
Apakah rekan-rekan sudah
menyadari alasan mengapa banyak orang tenggelam di laut selatan? Oke, paling
tidak di daerah Lumajang. Sudahkah? Mungkin beberapa hal sudah dapat
rekan-rekan sadari, tapi akan lebih rekan-rekan sadari bila langsung terjun ke
lapangan.
Jadi, ada tiga penyebab orang
tenggelam di pantai selatan walaupun ia bisa berenang.
1. Ombak yang ganas
Pada foto sebelumnya rekan-rekan
dapat melihat betapa ombak laut pantai selatan berdatangan ke tepian pantai.
Mungkin terlihat rendah, tpai ketika datang langsung ke lokasi, ombak tersebut
bisa terlihat lebih tinggi dan menggoyahkan kuda-kuda yang rekan-rekan buat.
Sebenarnya, bukan hempasan ombak
yang mengarah ke bibir pantai yang menjadi bahaya utama, tapi tarikan dari
ombak yang kembali ke tengah laut yang harus lebih di waspadai karena
tarikannya tidak dapat diremehkan. Hal inilah yang menyebabkan orang terseret
ke tengah laut.
2. Batu-batuan
Pada foto terakhir, nampak sekali
batu-batu bertebaran, kan? Bila digambarkan, ukuran batu tersebut seukuran
telapak tangan orang dewasa dan parahnya batu tersebut dapat dengan mudahnya
terbawa oleh ombak. Hal inilah yang berbayaha. Ketika seseorang berdiri, banyak
batu yang terbawa ombak dan mengenai kaki saya, tentu sakit. Rasa sakit ini
tentu menggoyahkan kuda-kuda saya. Untungnya saya masih bisa bertahan dan
segera menepi. Bayangkan ketika ada seseorang yang terseret ombak lantas
batu-batu tersebut menghantam kepalanya, hanya butuh beberapa saat hingga orang
tersebut tak sadarkan diri hingga akhirnya tenggelam. Logis, kan?
3. Faktor non ilmiah
Faktor ketiga ini agaknya
bergantung pada kepercayaan rekan-rekan. Banyak masyarakat yang percaya bahwa
pantai selatan merupakan lokasi kerajaan Ratu Pantai Selatan—makhluk lain—yang mana
sering meminta ‘pasokan’ manusia dengan cara menyeret orang.
Mungkin, bagi beberapa orang hal
tersebut diabaikan dan tidak dapat dipercaya. Sah-sah saja sih, namanya juga
kepercayaan, ada kebebasan untuk percaya. Namun, saya pernah mendengar cerita
tentang ‘Ratu’ ini. Cerita seseorang yang hampir tenggelam dan ketika tenggelam
ia seakan bisa bernafas dan bertemu dengan seorang wanita yang cantik luar
biasa padahal bagi pandangan orang lain di pantai tersebut ia tenggelam. Beruntung
ia masih bisa di selamatkan.
Saya pribadi tidak pernah bertemu
dengan tokoh tersebut, jadi ya tidak bisa bercerita banyak. Yang jelas, saya
percaya ada hal lain selain ikan, air, dan batu di pantai selatan. Sesederhana
itu saja.
Nah, itu dia riset sederhana saya
tentang alasan/penyebab mengapa banyak orang yang tenggelam di pantai selatan.
Punya cerita menarik? Punya pengalaman menegangkan? Punya alasan lain? Yuk
berbagi.
Salam BangSatya,
Buruk.Baik.Menginspirasi.
huft:-|
ReplyDeletewahahaha :p
Deleteluar biasa broo Bang-Sat.. :D ikuti blog ku juga ya.. blog mu udah ku ikuti.. http://philosophyresearcher.blogspot.com/
ReplyDeleteGimana kabar Nin?
DeleteLaut selatan? Ah, karena laut selatan itu langsung berbatasan dengan samudera hindia makanya arus, ombak, serta terpaan anginnya lebih kencang dari laut yang "terperangkap" dalam teluk. Jadi, patut untuk diwaspadai!
ReplyDeleteBenar sekali :D
DeleteSelama ini cuman tau alasan org tenggelam di pantai selatan karena faktor non ilmiah kaya ada penunggunya gitu hehehehe
ReplyDeleteJustur yang bahaya itu kalau pantai tidak ada penunggunya, kalau ada apa apa enggak ada yang nolong :D
DeleteAku belum pernah ke Laut Selatan Jawa yg konon terkenal ganas dan misterius itu. Dan sepertinya bukan pulau Jawa saja yg laut selatannya ekstrim. Di laut kota Mukalla (ibukota Hadhramaut, Yaman) ombaknya juga tinggi2 & kadang memakan korban juga.
ReplyDeleteWah, kalau di luar negeri saya belum tau :D
Deleteemang ganas tuh kayaknya gulungan ombaknya
ReplyDeletekunjungan balik ya
http://www.fikrias.com/2014/01/nyunyucom-yang-penting-gak-penting.html
Terima kasih kunjungannya :)
Deletesanter kabar yang terdengar pantai selatan lebih kental dengan mitosnya mas..tapi jika di telaah faktor situasi alam pun sangat berpengaruh sebenarnya
ReplyDeleteMitos kan lebih mudah dicerna, jadi wajar saja kalau lebih santer. Terlebih dengan kecenderungan masyarakat desa untuk percaya pada hal yang berbau mistis
Delete