Krik..krik..krik…Sunyi sekali blog ini seminggu belakangan,
hehe. Emang sih, blog ini agak sepi beberapa waktu lalu. Entah karena
kesibukanku atau sakitku, lho, bisa sakit
juga Sat? Menengok beberapa hari kebelakang, ada beberapa acara yang aku
ikuti, salah satunya DDAT ‘Diklat Dasar Aktivis Terpusat’ 2013.
Berlokasi di ITB kampus Jatinangor, acara ini berlangsung
dengan menyenangkan, walaupun motivasi awalku mengikuti acara ini kurang benar,
tapi nyatanya aku menikmati acara ini. Motivasi yang kurang benar? You know lah (cc: Bung Wahid & Bung
Ipung). Keberangkatan dari kampus ganesha tercinta pada hari Jumat di bawah
terik matahari siang adalah pertanda dimulainya cerita kegiatan ini. Tak ada
yang spesial waktu itu, hanya persiapan biasa dengan suara tegas DANLAP dengan
kain merah di lengan kiri jamalnya. Keren.
Selama perjalanan? Lagi-lagi tak ada spesial, hanya
perjalanan biasa menggunakan bus Damri dengan guyuran hujan lebat beserta angin
kencang. Ya walaupun sesekali nampak wajah-wajah baru yang bisa membuatku tak
mengalihkan pandangan selama beberapa detik. Tiga jam perjalanan dari kampus
utama menuju kampus Jatinangor belumlah cukup untuk mengisi cerita awal
kegiatan ini. Sesampainya di depan gerbang kampus jatinangor, kami disuguhi
jalan aspal yang cukup jauh dan wajib kami tapaki untuk sampai di asrama.
Capek? Lumayan lah, tapi katanya, jadi aktivis musti kuat, jadi kuat-kuatin aja
:D. Sebenarnya, kami tidak direncanakan untuk tidur di asrama, tapi karena
suatu hal akhirnya asramalah yang menjadi tempat kami beristirahat, merebahkan
badan, dan memanjakan badan untuk beberapa jam selama beberapa hari. Asrama
yang terbilang wah bila dibandingkan
kosanku sendiri :D.
Loncat ke bagian yang menurutku sangat menarik, yaitu ketika
sesi sharing para mantan dan ketua
BEM dari universitas lain. Kala itu ada Kang Tandri dari Universitas
Padjajaran, Kang Rey dari Universitas Pasundan, dan Kang Faldo dari Universitas
Indonesia.Seperti biasa, bahasan pertama adalah definisi pergerakan mahasiswa
menurut ketiga abang tersebut. Otomatis, beda orang beda pendefinisian, relatif
coy. Berdasarkan penuturan Kang Rey dan
pemahaman saya, pergerakan mahasiswa dapat dirangkai dari empat kata yaitu
masalah, bersama, langkah, dan pemikiran. Berbeda dengan Kang Faldo yang
mendefinisikan pergerakan mahasiswa hanya dengan tiga kata yaitu sesuatu,
berubah, dan lebih baik. Sedangkan Kang Tandri mendefinisikan pergerakan
mahasiswa dengan tiga kata yaitu gerak, ubah, dan non-stuck. Kalau ditarik
garis lurus untuk mencari regresinya, ceileh, menurut saya pribadi pergerakan
mahasiswa adalah suatu gerakan yang dilakukan oleh mahasiswa dalam
menyelesaikan suatu masalah bersama untuk mencapai keadaan yang lebih baik.
Sekali lagi, definisi ini tidak baku dan berbeda tiap individu.
Apa hanya itu yang saya dapatkan? Tentu tidak, ada juga
pengetahuan baru tentang pembagian kesadaran manusia berdasarkan sesuatu yang
saya lupa apakah sesuatu itu, hehe. Intinya kesadaran itu ada tiga yaitu
kesadaran pasif, naif, dan aktif. Kesadaran pasif adalah kesadaran di mana
seseorang sadar akan sesuatu hal semisal kemiskinan dan dia menerima keadaannya
tanpa ada usaha untuk membuat perubahan. Nerimo?.
Berbeda halnya dengan kesadaran naif, dia sadar betul tentang keadaannya, tapi
bukan tindakan atau aksi yang dilakukan untuk mengubah keadaan melainkan hanya
gerutuan atau umpatan.Talk more do less?
Yang terakhir adalah kesadaran aktif, yaitu mereka yang sadar akan keadaan
mereka dan bertindak nyata untuk mengubah keadaan yang ada tersebut. Misalkan,
ada orang yang perekonomianya lemah, dia berusaha dengan bekerja lebih keras
atau melakukan banyak pekerjaan untuk mengangkat perekonomiannya, kesadaran
inilah yang mustinya kita miliki sebagai mahasiswa. Kita tau, kita sadar, kita
bertindak, dan keadaanpun berubah. Bayangkan saja bila pada tahun 1998 dahulu
seluruh mahasiswa memiliki kesadaran naif, mana bisa reformasi terjadi, hanya
gerutu yang terdengar mungkin hingga di lorong-lorong kampung yang gelap dan
sepi. Nothing change if you just talk
bullshit.
Udah, udah, kayaknya serius gitu bacanya, hehe. Jadi ada
bagian lain yang ingin saya ceritakan, yaitu tentang pengalaman Kang Faldo
ketika menjadi Ketua BEM UI 2012. Karena kevokalannya mengkritisi sesuatu
seperti pengusuran PKL di daerah stasiun, banyak hal yang Kang Faldo Alami.
Didorong ketika naik motor pernah dialami, hendak di suap juga pernah, ditawari
wanita juga pernah. Haha, mantap nian godaan yang datang terutama yang kedua,
wanita. Asal kita tahu saja, apa yang ada di luar sana tak semudah yang kita
pikirkan. Kita menghadapi masyarakat yang beraneka ragam dan beraneka kepentingan.
If we have same interest maybe we team
up, but if you again my interest maybe I must turn you down.
To be continued…
Comments
Post a Comment
Tanggapilah, dengan begitu saya tahu apa yang ada dalam pikiranmu