Seratus sembilan puluh tiga. Hari ini adalah tepat hari ke
seratus sembilan puluh tiga sejak saya dilantik menjadi Ketua Angkatan STEI
2012. Hari ini adalah hari yang mana saya akan membagikan apa-apa yang saya
dapatkan selama menjabat sebagai Ketua Angkatan STEI2012.
Sebelumnya, saya berterima kasih atas amanah dan kepercayaan
yang kawan-kawan STEI 2012 berikan kepada saya. Sebuah kehormatan bisa menjadi
bagian dari kalian. Sebuah kehormatan bisa mendapatkan kepercayaan kalian untuk
berada di garda terdepan. Sebuah kehormatan bisa tumbuh dewasa bersama kalian.
Tak lupa, ucapan maaf pun saya lontarkan karena saya yakin betul bahwa ada
kesalahan yang saya buat selama menjabat sebagai Ketua Angkatan STEI 2012.
Maafkan saya bila ketika kalian menyapa saya ketika berpapasan, saya hanya berkata
“hai” tanpa menyebutkan nama. Maafkan saya karena belum mengenal kalian
seluruhnya, 402 massa STEI2012. Maafkan bila selama ini ada hak kalian yang
mungkin belum kalian dapatkan. Ingatkan saya bila saya berbuat salah.
Dulu, ketika saya berhadapan dengan kalian di lapangan
cinta, 13 September 2013, saya berucap bahwa visi angkatan yang saya bawa
adalah STEI2012 yang berjaya berlandaskan
kekeluargaan. Keluarga, ya keluarga. Saya ingin angkatan ini menjadi
keluarga besar bagi kita, keluarga tempat kita menemukan canda, tawa, senang,
dan ketenangan. Sebuah keluarga yang bisa mengobati rindu bertemu keluarga di
kampung halaman. Sebuah keluarga yang saling menghormati, menyayangi, dan
membantu satu sama lain. Sebuah keluarga yang senang ketika anggota keluarganya
mendapat kesuksesan. Sebuah keluarga yang saling menyemangati anggota
keluarganya yang sedang berjuang. Sebuah keluarga tempat kita bisa
bersama-sama.
Lagi-lagi saya ingin mengucapkan terima kasih atas
kepercayaan kalian. Karena atas kepercayaan kalian saya bisa banyak belajar.
Saya belajar bagaimana cara mengutamakan orang lain. Saya belajar bagaimana
meluangkan waktu untuk orang lain. Saya belajar memegang tanggung jawab yang
menyangkut khalayak luas. Saya belajar untuk berpikir lebih terbuka. Saya belajar
untuk bersikap terbuka dan tak membeda-bedakan. Saya belajar untuk menjadi
orang yang lebih berani, menjadi orang yang lebih tegas, menjadi orang yang lebih
bisa berkomunikasi. Saya belajar, pada kalian. Entahlah, mungkin bila saya tak
mendapatkan amanah ini, saya akan menghabiskan banyak waktu hanya untuk
bercinta dengan textbook maupun
laptop. Namun, bersama kalian saya belajar pentingnya kebersamaan. Saya belajar
pentingnya mendengar. Bersama kalian saya kembali ingat betapa menyenangkannya
menghabiskan waktu bersama kawan. Saya belajar untuk lebih menghargai orang
lain. Saya belajar betapa keras sebuah perjuangan untuk menggapai cita-cita. Saya belajar untuk bisa
merangkul kalian. Saya belajar dan terus belajar.
Saya teringat kejadian beberapa tahun lalu ketika tim basket
sekolah saya bertanding melawan tim basket sekolah lain. Kala itu saya menjadi
seorang supporter atau lebih tepatnya menjadi penonton. Saya tak tau apa yang
membuat salah satu kakak tingkat saya begitu antusias meneriakkan yel-yel. Namun, kini saya mendapat kesenangan
tersendiri ketika bersama teman-teman meneriakkan yel-yel untuk kawan-kawan
yang bertanding di lapangan. Saya mendapatkan kesenangan tersendiri ketika
menabuh drum untuk membangkitkan semangat kawan-kawan. Saya mendapatkan
kesenangan, saya mendapatkan tempat untuk berteriak dengan kencang, saya
mendapat tempat untuk melompat kesana kemari, saya mendapat tempat untuk
bergerak sesuka hati. Saya mendapat tempat untuk menghabiskan waktu bersama
kawan-kawan. Banyak momen yang tak bisa saya dapatkan hanya dengan duduk diam
mendengarkan dosen di kelas. Salah satu dari sekian banyak momen itu bisa saya
dapatkan ketika bersama kawan-kawan seperti supporteran. Ketika kemenangan kami
dapatkan, bukan hanya pemain, saya juga senang. Ketika kekalahan menerpa, sedih
itu pun hinggap. Seperti ada jalinan rasa antara kami yang berada di luar
lapangan dengan mereka yang berjuang di lapangan. Kami dekat, makin dekat.
Melalui kegiatan sederhana itu, tapi kedekatan kami terjalin dan terjaga. Teman baru kami
dapatkan, momen baru kami dapatkan, sesuatu yang bisa kami kenang nanti.
Sesuatu yang bisa saya kenang nanti.
Bukan juara pertama futsal putri dalam TPB Cup Futsal, juara
tiga putra TPB Cup Basket, juara pertama TPB Cup Catur, juara ketiga putri TPB
Cup Catur, juara pertama benteng-bentengan, juara dua tenis TPB Cup Tenis, juara
umum TPB Cup (amin), ataupun kemenangan lain yang menjadi pencapaian terbesar
kami, tapi pencapaian terbesar kami adalah ketika visi angkatan dapat
benar-benar terwujud, STEI2012 yang
berjaya berlandaskan kekeluargaan.
Salam STEI2012.
Comments
Post a Comment
Tanggapilah, dengan begitu saya tahu apa yang ada dalam pikiranmu