Skip to main content

Tidak Ada Hukuman bagi Pelaku Pembunuhan di...

Kisah ini bermulai di suatu siang ketika saya masuk ke sebuah gedung besar yang tak begitu ramai. Lebih tepatnya gedung tempat preman berkumpul. Ada alasan saya datang ke sana, tapi tak bisa saya sebutkan secara terperinci apa alasan saya tersebut.

Gedung besar dengan tembok yang sudah tak mengkilat, coretan di mana-mana sebagai tanda penguasaan atas suatu wilayah oleh suatu geng, menjadi saksi bisu kejadian itu. 

Kejadian itu bermula dari pertemuan saya dengan salah seorang preman yang menguasai gedung tersebut. Kami beradu cakap, amarah kami terselut, mulailah perkelahian tersebut. Kami sama-sama membawa kapak, ya, saya membawanya dan dia mengetahui kapak yang saya bawa begitu pula dengan saya. Langsung saja saya membacok kepalanya, sayang sekali bagian tumpul yang mengenai kepalanya. Dia kesakitan, berniat menebas balik saya. Saya cekik dia, dia susah bergerak. Belum sampai tebasan saya di kepalanya, tebasannya sudah sampai di tangan kiri saya yang mencekik leher kerasnya. Tangan saya berdarah, tangan saya tak putus, luka tak terlalu dalam. Amarah saya makin menjadi, tangan kanan saya makin berani beraksi. Kutebaskan kapak dengan sisi tajam itu ke kepalanya. Crot…Croot…dua kali tebasan itu berhasil mendarat dengan mulus di kepalanya. Darah bercucuran sembari diikuti cairan putih, otaknya keluar. Tubuh besar yang tadinya tegap berdiri perlahan melemas hingga akhirnya seakan tak kuat berdiri. Ia terjatuh, cekikanku lepas, ia tersungkur ke tanah. Darah masih menetes dari tanganku dan masih mengalir dari kepalanya. Aku membunuh orang dengan harga tebasan di tangan kiriku.

Pertikaian kami bermula dari gelagat buruknya terhadap orang tua dan orang yang saya sayangi. Saya tak mengenal baik siapa dia, saya hanya sebatas tau. Betapa seringnya dia mengganggu kami sehingga saya begitu ingin menebas kepalanya lagi.

Saya membuka mata, ada handphone jadul yang setia menemani saya selama ini. Saya melihat jam, wah, jam enam pagi kurang, saya belum sholat shubuh. Saya lihat tangan kiri saya dan ternyata tak ada bekas tebasan kapak, tapi rasanya masih membekas hingga sekarang, begitu pula kepuasannya. Kepuasan melawan rasa takut mati hingga membuat orang mati. Apakah tadi itu mimpi? Ya, saya bermimpi. Tak ada hukuman bagi  pelaku pembunuhan di dalam mimpi.

Salam
Bang Satya 

Comments

Popular posts from this blog

Tricky Installation RouterOS on Windows 10 using Hyper-V

Hi, After two days wondering and trying to find why i can't install RouterOS on Windows 10 using Hyper-V, i have found that the solution for undetected interface is very simple. It is jsut change from default Netowrk Adapter to Legacy Network Adapter. So, here is it, my new tutorial. Hope you enjoy and don't hesitate to ask.

Maniak-it.com Pindah

Maniak-it.com Pindah   Logo bangsatya.com Sehubungan dengan expired nya domain maniak-it.com maka maniak-it.com dipindah ke main.bangsatya.com . Sebenarnya bukan tanpa alasan memindahkan maniak-it.com ke main.bangsatya.com , banyak hal yang menjadi alasan pemindahan ini yaitu Maniak-it.com tidak terlalu sering diupdate sedangkan bangsatya.com begitu sering diupdate. Distribusi traffic tidak merata dan ingin dimeratakan hanya ke bangsatya.com Pendapatan adsense dari bangsatya.com jauh dari maniak-it.com sehingga diharapkan dengan beralihnya traffic maniak-it.com ke bangsatya.com maka pendapatan adsense makin meningkat. dll Nah, itu dia beberapa alasan dipindahnya maniak-it.com ke main.bangsatya.com. Jangan khawatir, layanan yang ada di maniak-it.com tetap bisa dinikmati di main.bangsatya.com tanpa terkecuali. Pengguna akan tetap bisa menikmati: Backlink generator : http://main.bangsatya.com/backlink-generator.php Proxy Checker : http://main.bangsat...

Setahun Bekerja dan Tinggal di Belanda

Sekarang sudah Desember 2024, artinya, sudah tepat 12 bulan sejak pertama kali aku mulai bekerja di Swisscom DevOps Center Rotterdam. Sebenarnya, sudah ingin menulis sejak enam bulan lalu, tapi kuurungkan sambil menunggu tepat satu tahun, selesai performance review untuk tahun 2024, dan menyelesaikan keseluruhan siklus musim di negara empat musim ini: winter, spring, summer, autumn. Balik lagi ke perihal pekerjaan ini, pekerjaan yang sebenarnya tidak aku bayangkan akan aku jalani jika ada yang bertanya, "Mau kerja di Belanda?", di sekitaran Mei 2023. Sebab, pada saat itu memang tidak ada rencana sama sekali. Aku, dan keluarga, sudah merasa nyaman bisa hidup di Lumajang dengan remote   working perusahaan Singapura. Bisa dekat dengan keluarga, dapat gaji di atas rata-rata, beban kerja tidak gila-gilaan, biaya hidup terjangkau, mau apa lagi? Tapi, toh, nyatanya aku di sini, berarti memang ada hal lain yang aku kejar.  Mendapatkan Pekerjaan di Belanda Sebenarnya, tidak ada alasan...