Skip to main content

Malam Minggu (Lagi)



Malam Minggu (Lagi)

Malam ini adalah malam minggu, malam sebelum minggu. Lagi-lagi malam ini terulang, ya, ya, ya, saya di kosan sendiri bersama laptop yang begitu setia dan tak berontak walau saya pencet terus menerus dari beberapa jam yang lalu. 

Bukan asal pencet, tapi ada alasan logis saya memencet keyboard laptop yang mulai terlihat bekas pencetan rutin tiap hari itu. Saya melihat foto-foto yang ada di galeri foto saya bersama kawan-kawan. Foto demi foto saya nikmati, lagu demi lagu berganti menemani saya dan suasana berubah ketika tiba-tiba terdengar lagu berjudul Kau Masih Kekasihku  dari Naff.

Jauh di lubuk hatiku
Masih terukir namamu
Jauh di dasar jiwaku
Engkau masih kekasihku
…..
Fix, untuk beberapa saat malam minggu ini jadi malam minggu galau terlebih ketika saya tak kuasa mengklik tombol stop Winamp untuk menghentikan lagu ini. Fail. Saya terhanyut dalam alunan lagu tersebut sambil agak mengadahkan kepala sedikit seakan ada layar tancap yang memutar kenangan-kenangan lalu.

Saya memang sangat suka melihat foto-foto terdahulu bersama kawan-kawan. Foto-foto ketika kami bermain, bercanda, ber-.*, atau ber apalah itu namanya. Saya senang melihat dan menikmatinya, bukan karena saya tidak bisa move on dari masa lalu yang tak pernah bisa kita tinggal seberapa pun kencang kita berlari, tapi karena dengan melihat foto itu saya seakan bisa merasakan kembali terik matahari yang menyinari tubuh, hembusan angin yang menumbuk badan, hingga sensasi yang tak mungkin dapat terulang untuk kedua kalinya. Bukan pula karena saya tak mau menatap masa depan, justru dengan melihat masa lalu saya belajar banyak hal untuk mempersiapkan masa depan saya. Masa lalu saya adalah guru, guru yang hanya saya miliki. Beda orang beda cerita dan beda guru tentunya.

Saya sudah bilang kalau setiap orang memiliki masa lalu dan tidak ada masa lalu yang sama, pasti ada beda. Saya yakin seyakin-yakinnya bahwa ada rasa ingin tahu masa lalu orang lain terlebih orang yang kita sayangi. Ya saya pun demikian. Namun, ada satu hal yang perlu kalian sadari dan baru saja saya sadari, belum genap dua jam sejak saya menyadarinya. Kesalahan adalah ketika kamu mencoba mengetahui masa lalu orang lain tanpa kamu siap menerima setiap kenyataan yang mungkin kamu dapatkan. Bisa saja masa lalu orang tersebut adalah kenangan manis baginya dan berupa pil pahit bagimu, bisa saja. Siapa bisa menjamin? Tak ada. Kalau suatu saat kamu ingin tahu masa lalu seseorang, siapkanlah hatimu untuk tegar, siap, dan mantab dalam menerima segala kemungkinan.

Salam
Bang Satya

Comments