Hari ini tanggal 21 Mei 2013 dan
kemarin adalah peringatan 105 tahun Kebangkitan Nasional. Tiap tahun, pasti ada
perayaan atau mungkin renungan mengenai momen ini. Namun, apakah kita sudah
benar-benar bangkit? Kalian bisa menjawabnya sendiri.
Kebangkitan Nasional dimulai dari
intelektual muda bangsa. Kebangkitan Nasional dimulai dari rasa kesatuan dan
kesatuan untuk meluruhkan otak-kotak pemisah perjuangan bangsa. Sudahkah kita
bersatu seperti pendahulu pendahulu kita?
Wahai kawan, siapakah kamu?
Apakah kamu mahasiswa? Ataukah kamu hanya seorang insan tanpa kebanggaan dan
tanggung jawab yang kebetulan mendapat gelar mahasiswa karena lolos seleksi
alam? Hai kawan, apakah kau yakin bahwa kau adalah mahasiswa atau paling tidak,
pantas disebut sebagai mahasiswa. Sudahkah kita, yang katanya intelektual muda
mewarisi semangat persatuan dan kesatuan para pendahulu kita? Sudahkan kita
sadar siapa kita, apa tujuan kita, siapa saudara kita, apa bangsa kita, dan apa
tanggung jawab kita? Hati kalian mampu menjawabnya.
Kemarin adalah momen berbagai
kebangkitan, entah apa saja kebangkitan yang mungkin terjadi kemarin, dengan
atau tanpa sepengetahuan kita. Tidak kawan, tidak. Pasti ada suatu kebangkitan
pada tiap waktu, mungkin hanya jiwa-jiwa yang kotor atau insan-insan yang
apatis ini saja yang tak tahu atau bahkan tak mau tahu. Sibuk akan dunianya
sendiri tanpa mau memikirkan dan peduli pada orang lain.
Kemarin, Kabinet Keluarga
Mahasiswa bangkit. Ditandai dengan pelantikan Ketua Kabinet Keluarga Mahasiswa
periode 2013/2014 Nyoman Anjani. Namun, apakah hanya itu? Bukan, bukan itu poin
terpentingnya. Kebangkitan kampus ini ada ketika semua elemen yang ada
didalamnya mampu bersinergi, sadar diri, dan merasa memiliki demi Indonesia
yang lebih baik. Entah itu Himpunan, Unit, ataupun massa kampus lain, ketika
kita bersatu saling membahu pasti kita bisa bangkit. DI mulai dari kampus kita
tercinta ini menuju Indonesia yang lebih besar. Saya yakin, amat yakin, bahwa
kampus ini adalah salah satu titik mulai perubahan yang ada di Indonesia. Saya
yakin bahwa kampus ini mampu menjadi representasi Indonesia.
Berbicara perubahan, kampus ini
sangat bertanggung jawab atas banyak perubahan yang akan terjadi di negeri ini.
Bukan hanya perubahan menuju kejayaan, melainkan juga perubahan menuju
keterpurukan. Kampus ini adalah pencetak pemimpin bangsa, paling tidak orang
yang berpengaruh. Ketika insan-insan di dalamnya adalah manusia tak berhati dan
lebih mementingkan diri sendiri maka bersiaplah mendapati Indonesia yang
terpuruk dalam sakitnya. Saya tak ingin kampus ini malah membuat Indonesia
tenggelam, tenggelam dalam keterpurukan, kebobrokan, kesakitan, ketidakadilan,
keserakahan beberapa kelompok orang, atau bahkan ketidakpedulian pda sesama.
Jangan buat Indonesia tercinta kita ini bernasib sama seperti kolam Indonesia
Tenggelam yang hampir setiap hari diwarnai air kotor itu. Kita adalah pemuda.
Kita adalah penerus bangsa. Kita adalah harapan bagi bangsa ini. Kita harus
jadi jawaban atas permasalahan bangsa ini.
Mari menjadi mahasiswa yang sadar diri, peduli, dan selalu memberikan usaha terbaik kita untuk Tuhan, bangsa, dan almamater.
Aryya Dwisatya Widigdha
STEI’12 (16512255)
Comments
Post a Comment
Tanggapilah, dengan begitu saya tahu apa yang ada dalam pikiranmu