Skip to main content

Rasanya Menjadi Perantau



Saya sekarang sedang berada di kampung halaman saya yang amat saya suka, Lumajang. Mungkin banyak dari rekan-rekan yang pulang kampung, tapi tidka sedkit pula rekan-rekan yang tetap tinggal diperantauan karena ada tanggung ajwab yang harus diselesaikan. Kampung halaman, ya kampung halaman, rasanya dari banyak kota yang pernah saya hampiri seperti Malang, Jember, Probolinggo, Bandung, Surabaya, Blitar, Trenggalek, Jogja, Madiun, dan lain-lain hanya Lumajang yang benar-benar menarik saya untuk kembali.

Mungkin memang benar bahwa jawaban saya terlalu subjektif karena posisi Lumajang di sini adalah sebagai representasi kampung halaman bagi saya dan jawaban tiap orang pun bisa berbeda. Namun nyatanya Lumajang benar-benar memikat saya dengan segala kekayaan dan suasana yang dimilikinya. Pesona alam seperti kebun the, pegunungan, pantai yang berjajar panjang, danau, hutan, dan lain-lain serta suasana yang damai, tentram, dan rasa kekeluargaan yang masih terjaga membuat saya tetap terpikat di kota ini.

Hampir setahun yang lalu saya bersemangat untuk bergegas pergi dari kota ini, sok-sok an bahwa kota ini tak lagi cocok untuk saya. Namun nyatanya saya sekarang kembali dan selalu ingin kembali, saya nyaman di sini. Saya tidak memungkiri bahwa banyak kota yang lebih maju dari Lumajang, banyak kota yang lebih metropolitan, banyak kota yang lebih ramai, banyak kota yang penduduknya lebih apatis, banyak kota yang memiliki mall ataupun bangunan yang menjulang tinggi, tapi lagi-lagi saya tertarik untuk kembali ke sini.

Saya jadi teringat lagu dari Ibu Soed yang bercerita tentang kampung halaman. 


Tanah air ku tidak kulupakan
Kan terkenang selama hidupku
Biarpun saya pergi jauh
Tidakkan hilang dari kalbu
Tanah ku yang kucintai
Engkau kuhargai

Walaupun banyak negeri kujalani
yang mahsyur permai di kata orang
Tetapi kampung dan rumahku
Disanalah ku rasa senang
Tanah ku tak kulupakan
Engkau kubanggakan

Tanah air ku tidak kulupakan
Kan terkenang selama hidupku
Biarpun saya pergi jauh
Tidakkan hilang dari kalbu
Tanah ku yang kucintai
Engkau kuhargai

Mungkin kini kita masih berada di Indonesia, tapi beberapa tahun atau bahkan bulan ke depan sudah banyak diantara kita yang pergi ke laur negeri untuk belajar. Lagi-lagi, kampung halaman akan menarik kita dengan segala pesonanya. Keinginnan untuk pulang ke Indonesia pastilah ada. Saya jadi ingat cerita Dosen Kimia Dasar Semester II saya, Didin Mujahidin. Sebelumnya beliau belajar dan bekerja di Jerman, gajinya? Tentulah lumayan untuk hidup dan membeli berbagai keindahan dunia. Namun, kenyataan berbicara lain, beliau pulang ke Indonesia, kampung halamannya mempunyai daya tarik yang negeri orang tak miliki, “Uang segitu tak sebanding dengan kesempatan saya bertemu dengan ibu saya”.

Kampung halaman oh kampung halaman. Beberapa waktu yang lalu ketika masih di Bandung saya begitu menghemat dalam membelanjakan uang, maklum, harga barang dan jasa di sana relatif mahal. Di sini? Rasanya lebih enteng bagi saya untuk membelanjakan uang. Betapa tidak, permainan billiard di Bandung bisa mencapai 50 ribu per jam sedangkan di sini saya bisa main dua jam hanya dengan uang lima ribu, gorengan yang di Bandung 1000-1500 di sini hanya 500 an, ice cream dan berbagai makanan lain yang saya makan bertiga beberapa waktu lalu setara hanya dengan sepuluh tusuk udah bakar di salah satu tempat makan di Bandung, hanya itu? Tidak, masih banyak hal lain yang membuat saya nyaman di sini.

Apakah faktor ekonomi yang paling menjadi daya tarik saya untuk pulang ke Lumajang? Bukan. Adalah hal lain yang begitu mengikat dan menarik saya yang mana tak ada di tempat lain, keluarga. Hanya di kampung halaman keluarga saya berkumpul, hanya di kampung halaman saya bisa mendapatkan kasih sayang secara langsung, bertatap langsung, menonton tv bersama, makan masakan ibu yang begitu nikmat dan enak tanpa saya harus membayar. Hanya di kampung halaman saya bisa bertemu, bercanda, bermain dengan kawan-kawan saya sejak kecil, hanya di kampung halaman, hanya di kampung halaman. Yang tidak kalah penting, hanya di kampung halaman lah saya bisa merasakan sensasi ikut serta dalam pemilihan Bupati Lumajang yang baru. :D


Salam,

Bang Satya

Comments