Kondom & BBM
Judul artikel
ini memang agak nyeleneh seperti halnya pikiran saya ketika membahas hal ini
bersama rekan-rekan ketika lingkar diskusi kemarin siang. Ya, kondom yang
merupakan alat pengaman bagi para ‘jajaners’ merupakan salah satu solusi
permasalahan negeri ini. BBM.
Pembaca mungkin
bertanya-tanya, bagaimana bisa BBM dikaitkan dengan kondom yang jelas-jelas
penggunaannya sangat jauh berbeda. Sangat jelas penggunanya sangat jauh
berbeda. Pun cara menggunakannya sangat jauh berbeda.
Belakangan ini,
fenomena seks bebas merupakan hal yang dianggap telah wajar, terlebih di
kota-kota besar. Berita-berita tentang hubungan seks terlarang pun kian hari
kian muda. Muda yang dimaksud disini adalah bila dahulu pelakunya adalah orang
dewasa, SMA, maka kini sudah berlanjut ke palajar SMP atau bahkan pelajar SD.
Miris.
Sebenarnya,
masalah seks bebas ini dapat diminimalisir dengan berbagai solusi. Namun,
sebelum itu, silahkan simak beberapa alasan mengapa seks bebas tersebut
merajalela
1.
Pengetahuan tentang how to have safe sex
Kecenderungan seks bebas merupakan salah
satu akibat dari kesadaran pelakunya bahwa mereka bisa melakukan sesuatu.
Pelaku mengerti bagaimana cara melakukan hubungan seks dengan menyenangkan,
tanpa ikatan, tapi tetap dengan aman. Hal-hal yang demikian berbahaya bila
terus berlanjut.
2.
Murahnya harga rasa aman
Apakah pembaca pernah membaca berita
naiknya penjualan kondom setelah pengumuman kelulusan Ujian Nasional dua tahun
lalu? Mungkin tidak semua pembaca tau, tapi hal tersebut ada. Mengapa banyak
terjadi seks bebas saat ini adalah karena murahnya harga rasa aman. Betapa
murahnya harga kondom saat ini yang notabene dengan uang 20 ribu rupiah saja
seseorang sudah bisa mengantongi modal rasa aman dalam berhubungan seks tanpa
rasa takut akan menyebabkan pasangannya hamil. Murah kan?
3.
Kontrol kontrol orang tua dan lingkungan
Perbedaan norma dan budaya yang ada di
masyarakat desa dan kota juga menjadi salah satu penyebab sex bebas ini. Bayangkan
saja, ketik di desa seorang pemuda pemudi berciuman di pinggir jalan, pasti
akan banyak cacian dan makian yang datang dari berbagai penjuru. Mungkin tidak
sampai di sana, omong-omong di belakang pun mungkin tak terelakkan hingga
teguran dari orang tua hingga sesepuh daerah tersebut. Berbeda halnya ketika di
kota, norma yang demikian seakan memudar seiring perkembangan zaman. Hal-hal
yang demikian seakan oke-oke saja untuk dilakukan terlebih di samping jalan. “Toh,
itu urusan mereka”. Barulah ketika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,
lingkungan berkoar.
Memang, tidak semua desa dan kota dapat digeneralisasikan
ke kondisi yang saya sebutkan sebelum ini.
Sebenarnya, masalah seks bebas dapat
diminimalkan dengan berbagai solusi seperti:
1.
Pemberian sex education dari orang tua dan
lembaga yang berisikan apa yang boleh dan apa yang tika boleh, bukan malah
mengajarkan bagaimana cara melakukan sex yang aman.
2.
Menegakkan norma dan nilai yang ada di
masyarakat sehingga hal-hal yang tidak diinginkan dapat dicegah karena adanya
rasa takut mendapatkan sanksi dari masyarakat.
3.
Menaikkan harga kondom. Solusi ketika inilah
yang menjadi solusi untuk meminimalkan seks bebas dan mengurangi subsidi BBM.
Bayangkan saja bila harga kondom sekarang hanya 20 ribu rupiah saja dan
dinaikkan menjadi 50 ribu rupiah, ada margin 30 ribu yang bisa dialokasikan
untuk BBM. Enak kan? Selain menurunkan tingkat seks bebas, dana untuk menekan
harga BBM pun tersedia, walaupun tidak begitu besar. Bisa sangat besar, bila dengan
harga yang telah dinaikkan tersebut jumlah permintaan kondom masih banyak, tapi
hal ini bukanlah yang diinginkan karena hal tersebut dapat diartikan bahwa
keinginan untuk melakukan seks yang aman masih tinggi.
Saya ingatkan, apa yang saya tuliskan di sini adalah buah hasil
pemikiran nyeleneh kami kemarin
siang. Silahkan ditanggapi dan silahkan direnungkan.
Salam Bangsatya,
Buruk.Baik.Menginspirasi.
Comments
Post a Comment
Tanggapilah, dengan begitu saya tahu apa yang ada dalam pikiranmu