Senin, 24 Desember 2012
Hari
ini adalah hari pertama gue bangun pagi di rumah tercinta. Ya ya ya, rumah
Lumajang, mana lagi. Setidaknya untuk saat ini, sampai nanti gue punya rumah
sendiri ketika tingkat III kuliah nanti. Ya gimana enggak, ntar kan gue mau
nikah. Amin.
Ada
banyak kegiatan yang gue lakuin hari ini, tapi sayangnya enggak semua yang
bakal gue bagi. Salah satu dari sekian banyak hal yang gue lakuin hari ini adalah
menikmati pagi tanpa dapet sms selamat pagi dari orang spesial dengan panggilan
spesial pula. Yoi, gue udah melajang (baca: menunda waktu pacaran menjadi
setelah nikah). Kerasa banget gimana rasanya punya jarak dari orang spesial yang biasanya seakan-akan tak berjarak. Kerasa banget gimana rasanya enggak ada tali yang mengikat, padahal biasanya ada
tali yang mengikat tangan, mata, kaki, sama hati ini, ciee..haha. Jujur aja, kadang gue kayak bingung,
nyari-nyari sesuatu, entah apalah itu, tujuannya sih sederhana, buat nutupi
kekosongan atau kehampaan J. Ya, walaupun sampe sekarang kekosongan yang
gue rasain dari kemarin masih ada. Kalau kata tante gue sih, bukannya
enggak bisa tanpa seseorang yang kita sayang, cuman kita butuh waktu biar terbiasa, yoi bro, terbiasa. Analoginya sih kayak orang yang olahraganya angkat
barbel, awalnya sih berat, berat banget mungkin, tapi kelamaan rasanya biasa aja, ya itu tadi, karena
emang udah terbiasa. Ada waktu sebulan buat gue biar bisa terbiasa sama state gue sekarang ini, setidaknya biar
enggak hanyut dalam 16 jam perjalanan yang mungkin manggil kenangan-kenangan yang udah lalu. Kenangan..oh..kenangan… Yah, paling enggak,
ada nilai yang bisa gue petik hari ini.
Perbedaan sudut
pandang akan menghasilkan perbedaan penafsiran
Oke, gini ya, gue jelasin. Gue kan sedang melajang nih
karena suatu hal, nah, misal gue ngeliatnya dari sudut pandang seorang pe-galau yang berputus asa, palingan gue
bakal kembali ke jalan yang dulu gue
tempuh, yoi, nyari seneng di sana-sini. Beda lagi kalau gue ngeliat kelajangan gue sebagai sebuah motivasi,
motivasi biar gue sukses lebih awal, jadi pas tingkat III gue udah pantas buat ngelamar seorang cewek
dengan kemungkinan enggak direstui mendekati 0%. Kalau udah kayak gitu, baru deh kelajangan gue sekarang bisa
didefinisikan sebagai penundaan masa
pacaran dari sebelum nikah menjadi setelah nikah
.“Tak Ada”Kini ku rasa kosongSebuah bagian hilang dari sebuah kesatuanPergi meninggalkan kumpulan awalnyaMembuat jarak diantara keduanyaEntah mengapa, tak satupun potongan lain yang bisa menutupiMenutupi kekosongan yang baru saja terbentukKekosongan dalam segumpal daring yang menjadi penanda baik buruk dirikuSegumpal daging tempat ku menyimpan setiap detik memori tentangmuBukan otakku yang bekerjaKarena ia bisa lupaNamun tidak dengan hatiSekali kenangan tersimpan disanaTak ada jaminan ia bisa terhapuskanWalau berarti seumur hidup kugunakan untuk menghapusnyaPernahkah kau coba menancapkan paku pada pohonLalu kau tarik paku itu darinyaLihatlah berapa lama hingga ia bisa menutup lubang ituSangat lama, mungkin hingga ranting yang ada di atasmuDedaunan yang menaungimuKala kau menancapkannyaBerganti dengan ranting-ranting serta daun yang baruTak ada jaminan….
Comments
Post a Comment
Tanggapilah, dengan begitu saya tahu apa yang ada dalam pikiranmu