“Bertemu banyak orang
memang memiliki banyak manfaat. Salah satu manfaat yang paling bisa dirasakan
adalah mendapat insight atau opportunity baru.”, Aryya Dwisatya W
Tak Sekedar Bertemu
Kalau ada kawan-kawan yang tidak
merasakan manfaat dari bertemu dengan orang lain maka agaknya perlu ada sedikit
introspeksi diri. Sebenarnya, bertemu itu memiliki beberapa macam yakni bertemu
raga, bertemu pemikiran, dan bertemu perasaan.
Kalau sebatas bertemu raga, bisa
jadi tidak bertemu secara pemikiran, tapi bisa saja bertemu perasaan,
macam-macam. Beberapa waktu yang lalu ketika berbuka bersama kawan-kawan SMA 2
Lumajang angkatan 2012 saya sedikit banyak berdiskusi singkat dengan seorang
kawan tentang keinginan berwirausaha dengan pendekatan IT untuk memaksimalkan
potensi alam yang ada di Lumajang. Alhasil, saya pun mulai merancang
ProdukLumajang.com sebagai sarana promosi dan pusat penjualan.
Selain berdiskusi dengan kawan
seangkatan, saya pun bertemu dengan om saya beberapa hari yang lalu ketika
bersilaturahmi selepas melaksanakan sholat ied. Maklum, hampir satu tahun
sekali bertemu semenjak saya berkuliah di Bandung. Ujungnya, saya dapat
pencerahan terkait apa yang sedang saya usahakan, ProdukLumajang.com, yakni
supplier.
Era Digital
Sekarang ini, kalau sebuah usaha tidak
memanfaatkan IT, rasanya akan susah untuk bertahan bahkan berkembang.
Sebenarnya, dengan memanfaatkan IT, akan banyak peluang yang bisa didapatkan
terlebih dalam hal marketing. Pintu dari seluruh penjuru dunia seakan terbuka,
teorinya. Namun, ya memang benar adanya. Sekarang sudah jamannya orang mager. Apa-apa ingin gampang, lebih
mending mengeluarkan uang daripada mengeluarkan usaha lebih dalam bentuk
pikiran atau tenaga. Hal inilah yang membuat saya tergelitik untuk mulai
merintis ProdukLumajang.com.
Bagi saya, sebagai seorang
mahasiswa prodi Teknik Informatika, membuat media pemasaran tidak terlampau
susah. Maklum saja, tugas selama beberapa semester terakhir berhubungan dengan
web hahaha dan sangat banyak. Justru, menjadi supplier yang bisa diajak kerja sama lah yang cukup susah. Susah
untuk mencari, susah untuk mendekati, dan susah untuk menjaga hubungan. Ilmu
sosial yang seperti itu kurang saya dapatkan di perkuliahan formal.
Alhamdulillah, dalam waktu singkat kemarin sudah ada satu supplier kerajinan yang mau join
yakni on saya sendiri.
Bisnis Kesenian, Pop Art Flanel
Sampai di sini, saya cukup
percaya diri bahwa apa yang saya rintis bisa berkembang dalam waktu satu tahun
ke depan. Namun, sampai saat ini pula saya makin sadar bahwa untuk survive,
saya butuh keilmuan lain. Oke, masalah media pemasaran saya bisa handle
sebagian. Namun, masalah target pasar? Saya belum pernah belajar tentang itu,
mungkin bisa belajar ke anak bisnis atau manajemen industri yang sudah pernah
belajar tentang riset pasar hingga penentuan harga produk.
Paling tidak, itulah yang sedang
saya bayangkan untuk saya kerjakan dalam beberapa waktu ke depan untuk
mengembangkan usaha ini. Oh iya, ini beberapa potret Pop Art Flanel yang
menjadi salah satu produk yang akan saya pasarkan dan dapat rekan-rekan pesan.
Pop art dari kain flanel : Bob Marley |
Di akhir tulisan ini saya ingin
menyampaikan bahwa sekarang saya cukup kurang suka dengan kata kompetisi dan
lebih memilih kata kolaborasi. Jika ada kawan-kawan yang ingin berkolaborasi, just let me know and feel free to contact
me. Oh iya, jangan lupa like page ProdukLumajang.Com ya!
Salam,
Aryya Dwisatya W
Comments
Post a Comment
Tanggapilah, dengan begitu saya tahu apa yang ada dalam pikiranmu