Sejak tingkat I, saya selalu
menduga bagaimana rasanya menjadi calon presiden KM ITB. Bukan hanya tentang
menang kalah setelah perhitungan suara melainkan juga tentang proses yang
dilaluinya. Biasanya, kalau saya tidak salah, seseorang yang berniat menjadi
presiden KM ITB diwajibkan untuk mengumpulkan berkas syarat-syarat lantas
dilakukan verifikasi oleh panitia pelaksana yang pada akhirnya bakal calon akan
resmi menjadi calon setelah berkas yang dikumpulkan diverifikasi.
Verifikasi dan Validasi
Kenapa namanya verifikasi berkas?
Mengapa bukan validasi berkas? Sebenarnya, dua hal tersebut berdekatan dan
saling melengkapi. Verifikasi berarti membuktikan isi dari suatu hal itu benar
adanya sedangkan validasi membuktikan bahwa hal tersebut adalah benar hal yang
di maksud.
“Lho, kok bahas
V&V? Mau maju untuk pemilu raya di ITB nanti ya mas?”
Tentu bukan, sama sekali bukan. Saya hanya sedang ingin
bercerita salah satu pengalaman saya melakukan verifikasi.
Verifikasi Berkas Persyaratan Nikah
Kamis, 23 Juli 2015 nampaknya
jadi salah satu hari yang menjadi cerminan akan diri saya, sesiap apa saya
untuk benar-benar masuk ke dalam masyarakat. Bukan lagi berlindung dalam wadah
simulasi bernama perguruan tinggi yang semua iklimnya dibuat se kondusif
mungkin.
Ya, saya melakukan verifikasi
berkas persyaratan untuk menikah pada tanggal 9 Agustus 2015 esok--mohon doa
kawan-kawan agar kami mendapatkan kelancaran dan kemudahan. Hanya ada 5 orang
yang ada di ruangan tersebut. Saya, calon istri saya, bapak calon istri saya,
bapak penghulu, dan bapak verifikator berkas. Tak ada yang lain, tak ada mata
yang sorot nya sangat tajam dan berjumlah puluhan. Pertanyaan sederhana,
pertanyaannya tak panjang, jawabannya pun tak panjang-panjang amat. Namun
sesungguhnya sensasi duduk di sana dan menjawab setiap pertanyaan yang ada jauh
lebih mendebarkan daripada berdiri di depan ratusan kawan-kawan saya di kampus.
Duh, apa iya sebegitunya? Lha, nanti pas ijab kabul seperti apa? Ini baru verifikasi
berkas lho!
Kalau kalian tau, pertanyaan yang
diajukan cukup gampang dijawab karena menyangkut tentang kita seperti nama,
tempat tanggal lahir, nama orang tua, agama, dan bukti bahwa kita beragama
tersebut. Kemarin, saya disuruh bersyahadat dan mengartikan syahadat. Saya kira
bapak itu bercanda tapi ternyata saya yang terlampau gugup dan gagal sepenuhnya
dalam menerapkan olah rasa. Duh. Saya juga manusia yang sangat bisa untuk tidak
tenang walaupun sudah disiapkan agar tetap tenang.
Verifikasi Berkas Pemilu Raya
Saya tidak tahu pasti bagaimana
proses verifikasi berkas bakal calon di pemilu raya ITB nanti. Namun, yang saya
tahu pada pemilu raya kemarin, calon tidak dilibatkan langsung dalam
verifikasi, sepenuhnya murni dilimpahkan pada panitia dan tidak melakukan verifikasi
dari berkas yang dikumpulkan – saya tidak pernah ditanya apakah pernah
menandatangani lembar dukungan bakal calon presiden KM selama saya berkuliah di
ITB. Artinya? Sangat mudah untuk melakukan manipulasi. Mungkin hal ini terkait
dengan keterbatasan dari panitia yang sangat mungkin kekurangan tenaga.
Bayangkan saja, ada ribuan hal yang harus dicek kebenarannya oleh mahasiswa
yang juga punya beban akademik. Pun, ada ribuan data yang akan
dipertanggungjawabkan oleh para bakal calon presiden nanti.
Doa Untuk Kawan
Saya yakin, mereka yang rela
menjadi panitia dan mereka yang rela menjadi bakal calon presiden adalah
orang-orang yang mulia yang mau memikirkan kepentingan ribuan mahasiswa. Saya
yakin mereka adalah orang yang bertanggung jawab dan berani. Semoga kalian
benar-benar mencoba bertanggung jawab terhadap ribuan mahasiswa yang akan berada
dalam naungan kalian nanti. Semoga kalian selalu dikuatkan.
Salam,
Aryya Dwisatya W
I am out guys!
Comments
Post a Comment
Tanggapilah, dengan begitu saya tahu apa yang ada dalam pikiranmu