Ketika seseorang belum bisa memberikan apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh pasangannya, ia berhak mencari apa yang ia butuhkan dan inginkan, meskipun bukan dari pasangannya. Bila ia tidak mencari, maka itu adalah kebaikan hatinya. Bila ia mencari, itu adalah haknya. Dan tugasmu adalah berusaha memenuhinya sebelum ia mendapatkannya sendiri.--Aryya Dwisatya Widigdha
Dalam sebuah hubungan percintaan sehat terdapat
dua orang. Tidak lebih dan tidak kurang. Ketika hanya ada satu orang, maka itu
disebut fantasi. Ketika ada lebih dari dua orang, itu disebut bermain hati.
Kali ini, saya akan mengupas fenomena hubungan percintaan dengan tiga orang
peran dengan menyoroti peran orang ketiga.
Orang Ketiga
Pernahkah kamu menjadi orang ketiga? Ia adalah
orang yang masuk ke dalam suatu hubungan, kata sebagian orang adalah setan, penghancur
hubungan. Namun, apakah benar demikian? Bisa jadi iya bisa jadi tidak.
Sayangnya, kali ini saya tidak akan membahas macam-macam orang ketiga berdasarkan
kebenaran akan keberadaannya melainkan mengenai caranya masuk dalam suatu
hubungan.
Si destroyer
Man in the Middle |
Dari seluruh macam orang ketiga yang pernah
ditemukan dan diteliti, tipe destroyer
inilah yang paling dibenci dan sering disebut setan. Mengapa demikian? Karena orang ketiga tipe destroyer menjalin hubungan dengan
menghancurkan hubungan orang lain. Ia datang bisa dari depan ataupun belakang
dan memutus dari tengah hubungan sejoli awal. Kata-kata seperti ampas, asu, anjing, kampret, jancuk,bangsat dan
lain-lain nampaknya akan sering menghujani dirinya. Sederhana, karena ada hati
yang tersakiti dan ia terlalu mengedepankan keegoisannya. Memiliki orang lain
seutuhnya dengan menghilangkan pesaing. Duh.
Si ‘pintar’
Ketika seorang destroyer menghancurkan suatu hubungan sebelum memiliki mangsanya,
orang ketiga tipe ini jauh lebih pintar dan sabar ketimbang tipe destroyer karena orang ketiga tipe ini
tidak datang dengan menghancurkan hubungan dari tengah sejoli melainkan datang
dari samping. Alhasil, pasangan target tidak mengetahui keberadaan orang ketiga
ini dan orang ketiga ini bisa dengan leluasa memiliki hati targetnya. Tentu,
keleluasaan ini terbatasi oleh keberadaan pasangan target. Bila si target tak
bisa melepaskan pasangannya, bersiaplah orang ketiga ini dinomorduakan atau
bisa dinomorsatukan, tapi yang jelas tidak seluruh waktu targetnya diberikan
untuknya. Namun, ketika si target melepas pasangannya, orang ketiga tipe ini
lebih aman karena keberadaannya lebih susah teredus oleh pasangan target. Pun,
target bisa membuat-buat alasan untuk dapat mengakhiri hubungannya dengan
pasangannya.
Si ‘serigala’
Dari konsep serangan, orang ketiga ini sama
dengan si pintar, bedanya, ia berasal dari sisi pasangan target. Alias teman
makan teman. Orang ketiga tipe ini punya keuntungan yakni ketika target dan
kawannya bertemu dan orang ketiga ini ada, bisa jadi kesempatan untuknya
berinteraksi. Sewajarnya saja. Namun, kelemahan orang ketiga tipe ini adalah
dalam kontrol nafsu. Bayangkan saja, dalam satu waktu ada seorang kawan dan
pasangannya yang juga ia suka, apalagi kalau targetnya juga suka. Suka sama
suka dalam ketidaktahuan. Penulis merekomendasikan untuk tidak mencoba menjadi
orang ketiga tipe ini karena konsekuensi yang didapatkan bisa jauh lebih parah
dibandingkan orang ketiga tipe destroyer.
Anda akan kehilangan kawan anda. Anda akan mendapatkan cacian bahkan makian.
Pun, target Anda semakin jauh dari jangkauan anda. Dan yang paling mengerikan
adalah Anda nama baik Anda tercoreng di lingkungan Anda sendiri. Don’t try this at home!
Setan atau Malaikat?
Sebelum masuk ke konklusi mengenai orang ketika
sebagai setan atau malaikat, saya akan klarifikasi bahwa tidak setiap orang
ketiga adalah pemeran utama, bisa jadi dia adalah korban dari salah satu orang
dalam sejoli yang ada.
Begini, orang ketiga dianggap sebagai setan
ketika ia merebut orang yang disayang atau merusak sebuah hubungan. Setan.
Memang wajar ketika seorang yang kehilangan menyebutkan orang ketiga dengan
demikian rendahnya. Namun, apakah hal ini sepenuhnya kesalahan orang ketiga?
Bisa jadi tidak.
Orang ketiga, juga bisa jadi malaikat bagi
salah satu peran dalam sebuah hubungan. Betapa tidak, ketika ia sudah jenuh
dengan pasangannya datanglah orang ketiga dengan kesegarannya. Ketika
pasangannya tak ada untuknya bahkan ketika dibutuhkan, ada orang ketiga yang
siap sedia 24 jam untuknya. Dia bagai malaikat yang memberikan rejeki dan
menentramkan jiwa. Pelengkap hari ketika sang yang dinanti tak kunjung datang.
Lagi-lagi, setan dan malaikat sebagai predikat atau label untuk orang ketiga sangat-sangat
subjektif bergantung pada siapa ke siapa dan kasus yang seperti apa.
Seperti ketika seorang Agus bertanya pada Doni,
“gue salah gak sih kalau selingkuh?” dan Doni menjawab,”Ada dua alasan
seseorang selingkuh. Pertama,
pasangannya belum bisa memberikan yang terbaik untuk dia atau dia belum
bisa memberikan yang terbaik untuk pasangannya. Paling enggak, lo tau kalau lo
salah.” Kalau kita menganalogikan kebutuhan adalah sebuah pemberian terbaik, well akan ada orang ketiga, selingkuhan.
Bagi seorang yang memang sedang membutuhkan tempat bersandar, ia akan jadi
malaikat, tapi bagi pasangannya, ia adalah setan yang harus dibakar.
…finally
Apakah hanya ada tiga tipe orang ketiga? Saya
belum bisa menjawab dengan yakin dan pasti karena masih dilakukan penelitian
lebih lanjut mengenai tipe orang ketiga yang lainnya. Lantas, apakah kamu
pernah menjadi orang ketiga? Atau berurusan dengan orang ketiga dalam
hubunganmu? Atau kamu tidak tau bahwa ada orang ketiga dalam hubunganmu? Ingat!
Orang ketiga hadir bukan serta merta melainkan karena ada kebutuhan dan
kesempatan. Waspadalah, waspadalah!
Salam,
Aryya Dwisatya Widigdha
Pemuda yang mengenal beberapa orang yang dapat
diklasifikasikan menjadi beberapa tipe orang ketiga.
Lumajang, 18 Juli 2014.
Comments
Post a Comment
Tanggapilah, dengan begitu saya tahu apa yang ada dalam pikiranmu