Hai masa remajaku, Surat in kutulis khusu untukmu, ya hanya untukmu walaupun nyatanya baru kali ini aku menulis surat untukmu. Bagaimana lagi, hanya kali ini saja aku serasa terpisahkan denganmu. Kamu yang dulu selalu menghiasi keseharianku dengan canda, tawa, cinta,cita, rindu, tapi tidak cemburu. Hai masa remajaku, bagaimana kabarmu kini? Sepertinya sudah beberapa waktu aku tak bersama denganmu. Memisahkan dirimu dari ragaku yang tetap sama seperti dulu. Sebuah raga yang masih menampung otak yang sama, hati yang sama, bahkan impian yang sama. Hai masa remajaku, bukan tanpa alasan aku memberi jarak antara aku dengan dirimu. Bukan tanpa rasa rindu terhadapmu, tidak, rasa rindu itu ada. Namun, aku pun punya impian yang ingin aku gapai. Impian bersama seorang wanita yang kurelakan berjam-jam waktuku untuk menempuh perjalanan kerumahnya untuk mengutarakan niatku pada orang tuanya. Niatku untuk menikahinya. Wanita yang membuatku untuk pertama kalinya begitu blak-blakan di
Walaupun tak semua hal, tapi ada yang perlu dituliskan