Setelah berusaha semaksimal mungkin dengan seluruh daya yang kita miliki, apa lagi yang harus kita lakukan untuk meraih sesuatu yang kita inginkan? Ya, tiada lain adalah berdoa.
Lalu, doa siapakah yang sanagt berarti selain doa kita sendiri? Sebagai seorang anak, pastilah doa kedua orang tua kita yang sangat berarti kita. Doa kedua orang yang telah membesarkan kita dari tak mengerti betapa indah dan kerasnya dunia ini hingga menjadi lebih mengerti bagaimana dunia sebenarnya. Doa kedua orang tua kita yang selalu mendahulukan kepentingan kita daripada kepentingannya. Doa kedua orang tua yang rela bersusah-susah demi kebahagian kita, demi sebuah senyum dari bibir kita, bahkan hanya untuk kata terima kasih.
Selain kedua orang kita, doa semua orang sangatlah penting bagi kesuksesan kita. Mungkin di antara kita ada yang sering menolak doa. Ha? menolak doa? seperti apa? Misalkan nih ada si A dan si B, si A adalah anak yang pinter banget dan pada suatu ketika si B berkata , "kalo kamu sih, pasti bisa dapetin yang kamu mau" tetapi si A malah berkata "Ah, jangan gitu". Hal ini sudah termasuk menolak doa,alangkah baiknya bila ia mengamini doa tersebut. Pasti hasilnya lebih mantap.
Ternyata, status sosial berperan lho dalam kemujarapan doa. Ha? status sosial? dukun? haha...bukan dukun...tapi ada salah satu lapisan masyarakat yang sangat mujarab doanya, anak yatim. Hal ini saya rasakan sendiri dan alhamdulillah hajat saya terkabul. Padahal, uang yang digunakan untuk memberi makan anak yatim adalah sumbangan rekan saya yang di Jakarta, tetapi beliau mengizinkan saya nitip doa juga, ya alhamdulillah, hehe.
Perasaan yang saya rasakan pada sat itu agak berbeda, berada di tengah-tengah anak yatim dan berdoa bersama. Terlebih, ketika sang pengarah doa memanjatkan doa "Semoga mas Aryya terkabul hajatnya untuk masuk di ITB". Perasaan seanng begitu terasa, benar-benar terasa, banyak orang mendoakan kita, sungguh kenikmatan yang luar biasa.
Semoga ada hikmah yang dapat dipetik dari tulisan ini.
Try this at home.Trust me, it works
Regards,
Bang Satya
*Gambar diambil dari sumutdaily.com
Lalu, doa siapakah yang sanagt berarti selain doa kita sendiri? Sebagai seorang anak, pastilah doa kedua orang tua kita yang sangat berarti kita. Doa kedua orang yang telah membesarkan kita dari tak mengerti betapa indah dan kerasnya dunia ini hingga menjadi lebih mengerti bagaimana dunia sebenarnya. Doa kedua orang tua kita yang selalu mendahulukan kepentingan kita daripada kepentingannya. Doa kedua orang tua yang rela bersusah-susah demi kebahagian kita, demi sebuah senyum dari bibir kita, bahkan hanya untuk kata terima kasih.
Selain kedua orang kita, doa semua orang sangatlah penting bagi kesuksesan kita. Mungkin di antara kita ada yang sering menolak doa. Ha? menolak doa? seperti apa? Misalkan nih ada si A dan si B, si A adalah anak yang pinter banget dan pada suatu ketika si B berkata , "kalo kamu sih, pasti bisa dapetin yang kamu mau" tetapi si A malah berkata "Ah, jangan gitu". Hal ini sudah termasuk menolak doa,alangkah baiknya bila ia mengamini doa tersebut. Pasti hasilnya lebih mantap.
Ternyata, status sosial berperan lho dalam kemujarapan doa. Ha? status sosial? dukun? haha...bukan dukun...tapi ada salah satu lapisan masyarakat yang sangat mujarab doanya, anak yatim. Hal ini saya rasakan sendiri dan alhamdulillah hajat saya terkabul. Padahal, uang yang digunakan untuk memberi makan anak yatim adalah sumbangan rekan saya yang di Jakarta, tetapi beliau mengizinkan saya nitip doa juga, ya alhamdulillah, hehe.
Perasaan yang saya rasakan pada sat itu agak berbeda, berada di tengah-tengah anak yatim dan berdoa bersama. Terlebih, ketika sang pengarah doa memanjatkan doa "Semoga mas Aryya terkabul hajatnya untuk masuk di ITB". Perasaan seanng begitu terasa, benar-benar terasa, banyak orang mendoakan kita, sungguh kenikmatan yang luar biasa.
Semoga ada hikmah yang dapat dipetik dari tulisan ini.
Try this at home.Trust me, it works
Regards,
Bang Satya
*Gambar diambil dari sumutdaily.com
Comments
Post a Comment
Tanggapilah, dengan begitu saya tahu apa yang ada dalam pikiranmu