Masa SMA saya telah berlalu, hampir
setahun yang lalu. Namun, malam ini rasanya saya merasakan masa-masa itu lagi
bersama kawan-kawan perkuliahan saya, keluarga STEI2012.
Cerita ini dimulai dari batalnya
kumpul RBL (research by learning)
yang diketuai oleh Bang Azka karena kurangnya alat dan bahan yang dibutuhkan.
Alhasil, renca yang awalnya sudah tersusun rapi agak mengalami perubahan.
Untungnya, ada ajakan makan bersama dari Ghani sehingga saya bisa mengisi
kekosongan waktu yang saya alokasikan untuk RBL. Lebih untung lagi karena kali
ini Ghani mentraktir kami semua. Kamu memangkas pengeluaran saya hari itu Gan :D
Warung Ayam Bakar Madu menjadi
tujuan wisata kuliner gratis kami. Kali ini adalah pertama kalinya saya makan
ayam bakar madu di Bandung. Tak jauh memang dari kampus, hanya sekitar 100
meter dan berlokasi di Jalan gelap Nyawang nomor sekian :D. Apakah rasa ayam
bakar madu tersebut enak? Enak, memang enak, lebih enak lagi karena say tidak
harus membayar untuk menikmatinya, hehe. Selama menikmati santapan tersebut,
ada beberapa hal yang menarik untuk saya ceritakan. Pertama, ada banci yang
menggoda kami dan ada dua kawan saya yang phobia
terhadap banci tersebut. Alhasil suasana menjadi kaku dan tegang ketika banci
tersebut mendekat dan menyangikan lagu. Suara lembut khas perempuannya
beraksi., merambat udara malam menuju telinga kami. Namun ternyata, di penghujung
aksinya ia mengeluarkan suara lelakinya.
“Santai aja, Mas. Engak usah tegang
gitu juga kali”, rupanya dia mengerti ketegangan yang kami rasakan. Kami takut
diapa-apain. :D
Peristiwa kedua yang menarik untuk
kalian tahu adalah ketika kami menikmati ayam bakar dengan selingan kubis
goreng tersebut, datanglah dua orang gadis muda berkerudung menawarkan bunga.
“Mas, beli bunganya dong”, kata
salah satu dari mereka. Tak nampak keinginan untuk membeli bunga tersebut pada
wajah kawan-kawan saya, tapi kemudian saya berkata, “Emang harganya berapaan
mbak?” “Sepuluh ribu Mas”, balasnya. Saya tak berhenti di sana, entah mengapa
malam itu rasanya saya ingin menggoda mereka.
“Bunga itu asli atau palsu?”
“Bunga asli kok mas”
“Wah, saya sih pingin, Cuma yang mau
dikasih enggak ada di sini”
“Yaudah Mas, disimpan aja dulu.
Baru nanti dikasikan.”
Saya mengalihkan topik dengan
bertanya asal mereka.
“Lagi nge-danus mbak?”
“Iya nih mas. Besok kan hari Kartini”,
sontak saya teringat bahwa besok adalah tanggal 21 April yang biasa diperingati
sebagai hari Kartini.
“Emang dari universitas mana mbak?”
“UNPAD mas”, pikiran saya langsung
melayang membayangkan salah satu kampus yang ada di Bandung tersebut.
“Mbak, suka warna yang mana?”
‘Yang putih ini mas”
Ketika itu dia membawa beberapa
bunga dengan beberapa warna yaitu merah,
pink, dan putih. Saya membalas ucapannya
“Saya juga suka yang putih kok”
(ini hanya rekayasa)
Sepertinya dia masih polos dengan
menyangka saya menyukai bunga putih yang ia bawa padahal dia sendiri memakai
baju putih dan bukan lah bunga yang saya maksud saat itu. Mungkin karena saya
masih memiliki hati nurani maka saya merasa tidak enak apabila tidak membeli
bunga tersebut terlebih setelah menahannya di tempat kami dengan menggodanya.
Namun sayangnya, uang yang ada di tas saya hanya seribu tiga ratus rupiah, jauh
banget dari sepuluh ribu! Tapi, ternyata berkat sumbangan dari kawan-kawan saya
akhirnya uang kami mencapai sepuluh ribu.
“Yaudah mbak, saya minta yang putih
aja”
“Yang ini ya mas”
“Bukan, maksud saya putih yang
satunya” . Seketika sepertinya dia tersadar dengan ucapan saya.
Prosesi Serah Terima Bunga Hasil Patungan |
Hanya tawa yang
menghiasi malam kami saat itu.
Cerita berlanjut setelah bunga
putih tersebut berhasil kami beli dengan uang patungan. Kami menuju GOR PDAM
Tirtawening untuk mengikuti prosesi penutupan TPB Cup Badminton. Sepanjang
perjalanan ada beberapa foto yang kami ambil, serasa masih SMA, bersenang-senang
di mana-mana. Tak butuh waktu lama bagi kami untuk sampai. Rembulan kala itu
tak terlalu terang menerangi jalan yang kami lalui. Dari kejauhan terdengar
suara teriakan salah satu pendukung fakultas yang sedang bertanding dalam final
TPB Cup badminton. Kami masuk, kami datang, kami duduk. Ternyata, ada
teman-teman kami yang belum pulang di sana. Mereka masih menunggu, dan salah
satunya perempuan. Bersatulah kami mebentuk sebuah kelompok agar terlihat lebih
banyak. Bendera STEI2012 dibentangkan. Bunga mawar putih saya letakkan di dada.
Kami menikmati pertandingan final dengan harapan kemenangan berpihak pada salah
satu pihak tertentu.
Foto di Tribun Penonton |
Sayang,
fakultas yang kami harap menang malah tertinggal poin, sedangkan fakultas lain
unggul dan ramai dalam mendukung fakultasnya hingga sampai seperti memprovokasi
fakultas yang kami dukung. Nyatanya, fakultas yang kami dukung tetap saja adem
ayem duduk tanpa berteriak mendukung timnya hingga akhirnya kami yang kesal dan
mendukung fakultas tersebut. Beruntung, di akhir pertandingan set kedua, mereka
menunjukkan semangat mereka untuk berjuang bersama para pemain melalui teriakan
yang mereka lantangkan. Walaupun akhirnya mereka kalah, tapi mereka kalah
dengan terhormat.
Prosesi penutupan dimulai, kami
turun ke lapangan atas intruksi salah satu pemain yang menjadi panitia.
Fakultas X dan fakultas Y memenuhi lapangan pertandingan. Saat itu diumumkan
kembali siapa peraih juara 1, juara 2, dan juara 3. Kami mendapatkan juara 3
karena kalah dari peraih juara 1, sayang memang, tapi patut disyukuri karena
ada kejutan di akhir acara.
Juara II, Juara I, Juara III |
Bunga putih yang kami beli masih
saja menempel pada tangan ini, bila tidak maka menempel pada dada ini. Foto
demi foto dihiasi oleh bunga tersebut. Keceriaan nampak pada wajah setiap massa
STEI2012 yang datang pada malam tadi. Kami senang, kami menang. Akhirnya,
kejutan yang kami tunggu-tunggu itu muncul. Peraih Best Supporter diraih oleh…STEI2012. Serentak kami menyanyikan lagu
kebanggaan kami..
Perwakilan Best Supporter TPB Cup Badminton |
“Championing..championing..ooo.oo..championing..championing..ooo.oo”.
Loncatan demi loncatan menggetarkan tanah yang kami pijak. Beberapa menit kami
terbuai dalam euforia tersebut.
Hingga akhirnya kami mengakhiri prosesi tersebut dengan berbagai foto yang
salah satunya berfoto dengan seorang kaka tingkat yang begitu cantik menurut
saya dan kawan-kawan saya. Namun, sebelum itu lagi-lagi saya beraksi. Bersama
teman-teman, saya mendatangi kakak tingkat tersebut dan berucap, “Mbak, ini
bunga dari STEI2012 untuk mbak” Mengapa saya memberikan bunga tersebut? Karena
mbak tersebut mengenakan jaket himpunan fakultas kami, makanya mbak itu yang
mendapat kehormatan menerima bunga dari saya kami. Keramahan dan
kecantikannya membuat kami leluasa untuk berfoto bersama. Saya dan kawan-kawan
berfoto bersama mbak tersebut.
Si Mbak |
Andas, Azka, Si Mbak, Saya |
Gelar Best Supporter TPB Cup Badminton merupakan sebuah pencapaian yang
sangat patut kami syukuri. Sebuah pencapain yang membutuhkan proses yang lama
dan usaha yang tak mudah. Berbulan-bulan kami menunggu gelar tersebut dan
berusaha, tapi baru pada kesempatan kali ini kami mendapatkannya. Sebuah
pencapaian yang tak bisa dicapai hanya karena kekuatan satu orang saja. Sebuah
pencapaian yang bisa tercapai ketika banyak orang, banyak pikiran, banyak
kepentingan sejalan dan searah. STEI2012 yang dahulunya kurang kompak kini
menjadi lebih kompak. Allah menjadikan angkatan ini menjadi lebih kompak dari
sebelumnya. Allah memberikan apresiasi atas usaha kami dengan mengkonversi
energi yang kami curahkan dalam bentuk suatu gelar/pencapaian.
Sebuah kebahagiaan bagi saya ketika
mengetahui kawan-kawan saya di STEI2012 bangga menjadi anggota keluarga
STEI2012. Sebuah kebahagiaan ketika ada fakultas lain yang meneriakkan teriakan
semangat kami 165..STEI!. Sebuah kebahagiaan ketika seluruh massa STEI2012
menjadi lebih sadar akan siapa dirinya, lebih peduli terhadap orang lain, lebih
peduli terhadap fakultas, lebih peduli dengan apa yang ada di sekitarnya.
Sebuah kebahagiaan ketika visi angkatan yang kami junjung tinggi semakin hari
semakin terasa. Sebuah kebahagiaan ketika STEI2012
yang berjaya berlandaskan kekeluargaan dapat terwujud. Karena kita satu,
kita saudara, kita keluarga, dan kita berjaya.
SALAM STEI2012.
wah ternyata si ana banyak banyak fansnya juga ya hahaha :D
ReplyDeleteLho, kenal sama Mbak Ana? :D
Deletekenal. kebetulan dia pacarnya temen saya :) hehe
DeleteHoho...wajar kalau udah ada yang punya :D
Deleteini yayak yg dl smpn 1 tempeh bukan?
ReplyDeleteIya Il
Delete