Diriwayatkan daripada Anas r.a
katanya: Rasulullah s.a.w pernah bersabda: “ Barangsiapa yang pernah melihat
aku dalam mimpinya, bererti dia benar-benar melihatku. Sesungguhnya syaitan
tidak boleh menjelma dengan rupaku “. { { Jami’e As-Soghir Imam Suyuthi : 8688
, Musnad Imam Ahmad : 3 / 269 , Sahih Al-Bukhari : 12 / 6994 , Sunan
At-Tirmidzie : 4 / 2276 ) –HADIS HASSAN SAHIH.
Lho, Bang, kok tiba-tiba udah nyantumin hadist? Lha, emangnya kenapa? Enggak boleh? Penulisnya
kan saya, jadi ya suka-suka saya :p Hehe.
Saat merangkai satu kata dan kata
lain dalam tulisan ini, saya berada dalam kesedihan. Saya sedih bukan karena kehilangan
harta benda, sedih bukan karena ditinggalkan orang yang saya sayang, sedih
bukan karena traffic blog yang
menurun, sedih bukan karena iklan ad-sense
kurang ramai diklik, bukan karena dagangan sedang sepi pembeli, sedih bukan
karena sedang menghayati lagu dari Scorpions,
sedih bukan karena uang di dompet tinggal sedikit. Tidak. Saya bukan sedih
karena hal tersebut, melainkan karena saya sudah kehilangan beberapa
kesempatan untuk terbebas dari ciri-ciri
orang munafik.
Taukah kalian siapa itu orang
munafik? Dialah orang yang apabila berkata maka ia dusta, apabila berjanji ia
ingkar, dan apabila ia dipercaya ia khianat. Lalu ciri orang munafik yang mana yang ada pada diri Abang? Yang
jelas, semua ciri tersebut pernah ada di diri saya dan sebisa mungkin
saya berusaha untuk menyingkirkan ciri-ciri tersebut. Lalu, bagaimana Abang tau kalau abang sudah berhasil atau belum? Sederhana saja yaitu dengan meninjau sholat
subuh.
Sesuai dengan hadist,
“Sesungguhnya shalat yang paling
berat dilaksanakan oleh orang-orang munafik adalah shalat isya dan shalat subuh.
Sekiranya mereka mengetahui keutamaan keduanya, niscaya mereka akan
mendatanginya sekalipun dengan merangkak.” (HR. Al-Bukhari no. 657 dan Muslim
no. 651) (dikutip dari: http://al-atsariyyah.com/ciri-ciri-orang-munafik.html)
Maka jelas saya hampir termasuk
orang munafik. Betapa tidak, beberapa waktu ini sholat shubuh saya kurang
terjaga. Terjaga di sini saya artikan sebagai sholat tepat waktu yaitu sholat
paling tidak 10 menit setelah adzan. Sering kali sekarang saya bangun terlalu siang
walaupun laptop telah menyala dan alarm beruntun dari pukul 03.00 hingga 05.48.
Namun, nyatanya saya masih saya belum bisa menjaga sholat shubuh saya. Memang
benar waktu shubuh masih ada sampai cahaya orange belum nampak di langit, tapi
apa iya segitunya saya jauh dari tepat waktu sholat shubuh, terlebih beberapa
jam yang lalu saya baru bangun. Memang benar, bagi orang yang tertidur dan
lewat waktu sholatnya boleh sholat ketika ia bangun seperti yang pernah terjadi
ketika jaman Rasulullah.
Rasulullah SAW pernah bersabda,
"Siapa yang tertidur hingga
melewatkan satu waktu shalat atau terlupa waktu shalat, ia harus mengerjakan
shalat yang terlewatkan itu seketika ia ingat dan tidak ada sanksinya (yang
lain) kecuali itu. "
Adapula kisah tentang Rasulullah
yang melewatan sholat shubuh.
“Rasulullah bersama para sahabatnya
suatu kali pernah dalam kondisi demikian. Ketika rombongan kaum Muslimin kala
itu kembali dari perang dan beristirahat di sebuah lembah. Mereka semua
termasuk Rasulullah tertidur karena kelelahan hingga matahari telah terbit. Abu
Bakar yang pertama bangun ketika itu berteriak histeris karena terlambat
menunaikan shalat Subuh. Para sahabat yang lain termasuk Rasulullah terbangun
mendengar teriakan Abu Bakar tersebut. Akhirnya, mereka menunaikan shalat Subuh
berjamaah yang diimami Rasulullah sendiri, walaupun matahari sudah terbit.”
(dikutip dari: http://kabarberita.pun.bz/jika-terlambat-menunaikan-sholat-subuh.xhtml)
Walaupun demikian, tetap saja
rasanya melewatkan sholat shubuh adalah sebuah kehilangan yang besar. Oke lah semisal
saya hanya melewatkan sholat ini hanya sekali atau dua kali saja, tapi ini
sudah seringkali terjadi. Saya pun pernah berpikir apakah hal ini merupakan
salah satu siksa Allah pada saya. Ya, siksa. Allah mencabut nikmat sholat
shubuh tepat waktu dari diri saya beberapa waktu yang lalu karena memang rasa
kehilangan dan bersalah itu selalu ada setiap kali melewatkan sholat sebelum
guratan fajar nampak tersebut walaupun ada hadis yang sebenarnya bisa dijadikan
pembenaran. Pertanyaan lanjutan yang
pasti hati ini serukan bila saya mencoba membenarkan kesalahan saya tersebut, “Apa
yang sebenarnya kamu cari, pembenaran atau kebenaran?”.
Ketika mengakhiri paragraf
sebelum ini saya kembali teringat ucapan seorang kawan saya tentang sholat
shubuh. Pendek, sederhana, tapi begitu mengena. Dia berkata ,”Shubuh ketika
bangun atau bangun ketika shubuh?”. Dia
hanya membalik susunan kata, tapi begitu jauh maknanya. Shubuh ketika bangun
berarti orang yang melaksanakan sholat shubuhnya ketika ia terbangun. Entah dia
bangun setelah waktu shubuh habis atau tidak sedangkan bangun ketika shubuh
berarti ia bangun ketika datang waktu shubuh dan inilah yang saya dan mungkin
kita semua cari. Sebuah kalimat sederhana, tapi sarat makna dan perlu untuk
direnungkan.
Setujukah kamu bahwa Rasulullah adalah pemimpin yang amat baik?
Saya sendiri setuju, amat setuju. Hal ini terbukti dengan penyebaran islam yang
amat luas sejak pertama kali Rasulullah berdakwah. Terlebih apa yang dilakukan
Rasulullah adalah wahyu yang diwahyukan, maka tak heran bila Rasulullah jauh
ataupun dijauhkan dari kesalahan.
Berbicara tentang Rasulullah,
pernahkah kamu bermimpi bertemu Rasulullah? Pernahkah? Tidak pernah? Sayang
sekali. Namun, kita sama. Saya pun belum pernah bertemu Rasulullah walaupund
alam mimpi. Semoga kita lekas bertemu dengan Beliau. Amin. Hal ini lah yang
membuat saya melakukan apa yang telah saya lakukan beberapa hari yang lalu.
Saya membandingkan diri ini dengan Rasulullah, seorang pemimpin yang hebat.
Mengapa Rasulullah? Karena takkan nampak perbedaan yang nyata ketika saya
membandingkan diri saya dengan orang lain yang mungkin tak jauh berbeda dengan
saya. Membandingkan? Ya, tapi bukan dengan logika, tapi dengan percobaan
sederhana. The power of Words, saya menyerahkan hasil tes ini pada alam.
Tentunya, hasil tes ini tidak bisa saya paksakan pada semua orang, tapi saya
bisa meyakini bahwa hasil tes ini benar adanya. Saya berkeyakinan bahwa kekuatan
pikiran dan kekuatan kata itu benar adanya. Oleh karena itu beberapa hari yang lalu saya
memasukkan nasi ke dalam dua botol air mineral dan menuliskan nama saya serta Rasulullah pada
botol tersebut. Taukah kamu apa yang terjadi? Ya, nasi dalam botol yang
tertuliskan nama saya lebih cepat busuk, jauh lebih busuk dari nasi yang saya
tuliskan nama Rasulullah SAW.
Foto nasi yang dituliskan nama yang berbeda pada wadah |
Nasi pada botol yang tertuliskan nama saya lebih busuk dari botol yang tertuliskan nama Rasulullah |
Nampak sudah seberapa jauh jarak
antara keimanan saya dengan Beliau. Nampak sudah seberapa besar dosa saya bila
dibandingkan dengan Beliau. Nampak sudah seberapa berbeda amalan saya dengan
Beliau. Nampak sudah jurang pembeda diantara kami. Walaupun tanpa tes ini sudah
dapat diketahui bersama bahwa saya yang sekarang amat jauh dari Rasulullah,
tapi tes ini lebih membuat saya yakin tentang seberapa buruknya saya dan
seberapa harus saya untuk berhijrah ke kondisi yang lebih baik, jauh lebih
baik. Mungkin bukan hanya saya, tapi kita semua harus berhijrah. Semoga kita
selalu mendapat kekuatan dan kemudahan dari Allah untuk berhijrah ke kondisi
yang lebih baik.
Saya harap tulisan ini bermanfaat
bagi kita semua dan bukan hanya menjadi sebuah bacaan kosong tanpa timbal
balik. Semoga tulisan ini bisa menjadi tulisan dua arah. Baca, resapi, pahami,
dan tanggapi. Saya sangat terbuka dengan semua tanggapan, terlebih tanggapan yang
sopan terutama tentang cara ataupun tips untuk sholat shubuh tepat waktu. Saya
masih belajar dan masih ingin terus belajar. Semoga apa yang saya bagi dan
hendak kalian bagikan dapat bermanfaat bagi khalayak luas karena sesungguhnya
sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi orang lain.
Salam,
Bang-Sat
Subhanallah Arya :)
ReplyDeletemenginspirasi.
Coba bangun jam 3 buat sholat malam, trus ngerjain tugas sambil nunggu adzan shubuh. Dengan catatan tidurnya jgn terlalu malam. Paling lambat jam 12 harus tidur.
Terima kasih sarannya, Put. Udah kamu terapin kan?
Deletesuangar bos, nice exp
ReplyDelete