Skip to main content

Cerita Kesulitan Membayar Kuliah di ITB

Banyak diantara siswa-siswi SMA yang memiliki minat dan bakat untuk melanjutkan kuliah ke perguruan tinggi tapi tidak mencoba karena takut karena biara. Ketika dulu saya melakukan sosialisasi penerimaan ke SMA yang ada di Lumajang, saya selalu menyampaikan, “Jangan takut kuliah di ITB kalau alasannya karena biaya.”. Karena saya berkuliah di ITB maka saya akan memberikan cerita kesulitan membayar kuliah di ITB beserta solusinya.
 
Logo ITB via itb.ac.id

Bagi banyak orang yang tinggi di desa seperti saya, nama ITB sepertinya cukup asing. Kalau dilihat dari namanya, oh ini pasti di Bandung. Oh ini tempatnya banyak orang-orang hebat dulu kuliah. Oh ini ada di kota dan di Jawa Barat Wah, biaya hidup di sana pasti mahal. Wah, biaya kuliah di sana pasti mahal! Sejujurnya, tidak semua anggapan itu salah, dan justru benar.

Aku Tak Mau Kuliah Karena Takut Kesulitan Membayar Kuliah di ITB
Ketika awal menjadi mahasiswa baru, kakak tingkat saya memberitahu saya bahwa TIDAK ADA MAHASISWA DI ITB YANG DI DO KARENA MASALAH BIAYA! Sebenarnya saya tidak sepenuhnya percaya bahwa ITB berkomitmen demikian. Namun, lama kelamaan sampai sekarang saya makin percaya. Ya bagaimana tidak percaya di ITB ada banyak sumber dana yang bisa menjadi solusi mahasiswa yang mempunyai cerita kesulitan membayar biaya kuliah salah satunya adalah beasiswa. Beasiswa pun ada macam-macam lho. Ada beasiswa BIDIKMISI yang sangat menyenangkan karena selain biaya semester ditanggung hingga lulus, tiap bulan juga mendapatkan uang biaya hidup yang cukup tinggi. Yang saya tahu, hampir beberapa kali BIDIKMISI di ITB tidak mencapai quota alias berlebihan sehingga pembukaan dilakukan beberapa kali. Enak kan?

Oh iya, kalau BIDIKMISI selalu harus menyertakan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM). Ada nih, orang-orang yang bisa membayar tapi kesulitan atau ngos-ngosan bukan benar-benar tidak mampu sama sekali. Nah, di ITB ada tuh mekanisme untuk melakukan penangguhan pembayaran. Kalau misalkan nilainya bagus, ada pula lho yang digratiskan sampai lulus.  Intinya, ada banyak beasiswa yang bisa didapat mulai dari BIDIKMISI, Ikatan Alumni, dari swasta dan lain-lain. Jadi.. jangan takut untuk berkuliah apalagi di ITB karena cerita kesulitan membayar biaya di kuliah, pasti ada jalan selama mau berusaha.

Nah, untuk biaya hidup di Bandung bisa dibilang mahal juga tidak mahal. Semua itu bergantung pada gaya hidup kita. Kalau mau tiap hari hedonya pengeluaran bulanan bisa sangat besar. Sekali makan di sini bervariasi, bisa dari 5Rb sampai 50Rb kalau mau. Coba bijak dalam memilih gaya hidup.
Nah, sekian dulu sedikit cerita dari saya. Kalau ada yang ditanyakan, silahkan melalui komentar atau media komunikasi lain.

Salam,
Aryya Dwisatya W

Comments

  1. Saya sepakat. Semuanya memang tergantung dari Gaya hidup kita sehari hari. Cukup ya dicukupkan gitu deh kira kira. Kecuali jika memiliki penghasilan tambahan tentu akan lain ceritanya. Jika harus berhemat tentu dengan rincian yang cermat

    ReplyDelete

Post a Comment

Tanggapilah, dengan begitu saya tahu apa yang ada dalam pikiranmu

Popular posts from this blog

Setahun Bekerja dan Tinggal di Belanda

Sekarang sudah Desember 2024, artinya, sudah tepat 12 bulan sejak pertama kali aku mulai bekerja di Swisscom DevOps Center Rotterdam. Sebenarnya, sudah ingin menulis sejak enam bulan lalu, tapi kuurungkan sambil menunggu tepat satu tahun, selesai performance review untuk tahun 2024, dan menyelesaikan keseluruhan siklus musim di negara empat musim ini: winter, spring, summer, autumn. Balik lagi ke perihal pekerjaan ini, pekerjaan yang sebenarnya tidak aku bayangkan akan aku jalani jika ada yang bertanya, "Mau kerja di Belanda?", di sekitaran Mei 2023. Sebab, pada saat itu memang tidak ada rencana sama sekali. Aku, dan keluarga, sudah merasa nyaman bisa hidup di Lumajang dengan remote   working perusahaan Singapura. Bisa dekat dengan keluarga, dapat gaji di atas rata-rata, beban kerja tidak gila-gilaan, biaya hidup terjangkau, mau apa lagi? Tapi, toh, nyatanya aku di sini, berarti memang ada hal lain yang aku kejar.  Mendapatkan Pekerjaan di Belanda Sebenarnya, tidak ada alasan...

Pengalaman Berangkat Haji Tanpa Antri dari Belanda (2025)

Alhamdulillah.Pertama-tama, aku ingin mengucapkan syukur pada Allah yang sudah memberikan izin dan kuasa sehingga aku dan Nova untuk berhaji pada tahun 2025 ini dengan proses yang baik, lancar, dan nyaman. Di tulisan ini, aku coba untuk berbagi detil bagaimana kami bisa berangkat haji dari Belanda dengan periode waktu yang singkat, kurang dari 2 tahun sejak tinggal di Belanda. Suasana setelah Tawaf Ifadah dan Sholat Sunnah Keinginan Berhaji Pada tahun 2021 lalu, kami sudah melakukan pendaftaran haji reguler di Indonesia, aku pernah tuliskan prosesnya di  https://blog.aryya.id/2021/03/melaksanakan-rencana-yang-tertunda.html . Sayangnya, waktu tunggu untuk haji reguler kami adalah sekitar 30 tahun. Bagi kami, waktu 30 tahun bukanlah waktu yang singkat. Belum tentu tenaga yang kami punya di usia saat itu akan optimal untuk beribadah di tempat yang nan jauh di sana terlebih dengan cuaca yang sangat panas. Beberapa waktu setelahnya, kami melihat salah satu teman kami dan istrinya berang...

Tricky Installation RouterOS on Windows 10 using Hyper-V

Hi, After two days wondering and trying to find why i can't install RouterOS on Windows 10 using Hyper-V, i have found that the solution for undetected interface is very simple. It is jsut change from default Netowrk Adapter to Legacy Network Adapter. So, here is it, my new tutorial. Hope you enjoy and don't hesitate to ask.