Skip to main content

Opini Mahasiswa UI Terkait Titip Absen dan Mencontek

Beberapa waktu belakangan terjadi kegegeran akibat video opini mahasiswa UI terkait titip absen dan mencontek. Bagi saya ini adalah fenomena yang menarik, berikut opini saya:


 
Di awal mesti sama-sama paham bahwa yang ada di video ini hanya sample sehingga tidak bisa merepresentasikan keadaan dari populasi. Sample cuman bisa memberikan kesimpulan "ada" bukan "keseluruhan"

Pertama, saya jadi ingat kata-kata Cak Nun, "..coba, cari dulu kebaikan yang ada." Oke, terlepas dari nyontek dan tipsen itu tidak dibenarkan peraturan akademik dan moral paling enggak mereka udah berani jujur untuk mengakuinya. Sayangnya, ada pertanyaan yang kurang, "nyontek dan tipsen itu bener gak sih?". Kalau nyontek itu salah, paling enggak mereka tau kalau mereka ngelakuin kesalahan. Untungnya, mereka enggak jadi kandidat presiden km tahun-tahun lalu yang kalau enggak salah sampe ditanya, "lo pernah tipsen gak?" "lo pernah nyontek gak?" wah kan malu tuh.

Kedua, saya jadi makin sadar kenapa sering kali selama saya kuliah di ITB ada papan bunga duka cinta karena mencontek, atau supaya tidak mencontek. Kalau di itb gmn ya?

Ketiga, saya jadi ingat ucapan nenek saya, "Le, kamu jadi insinyur ya dan jangan pernah nyontek.". Nyatanya, saya tidak bisa jadi insinyur secara gelar karena sekarang gelar nya S.T tapi paling tidak saya masih berusaha untuk mewujudkan permintaan kedua yakni jangan pernah nyontek.

Keempat, saya sangat penasaran dengan outcome dari video ini baik dari sisi mahasiswa yang diinterview, tertekan kah, malu kah, atau merasa hina kah? dan dari sisi "rektorat" sana yang pastinya bisa lah nonton video ini dan nyari anak-anak ini karena setau saya di ITB, setiap kecurangan pasti berhadiah nilai E (kalau berkali-kali gak tau sih bakal DO atau enggak). Kalau sisi "rektorat" mereka diam, ya mungkin hal ini udah permisif di sana. Simalakama toh? Kalau diam gengsinya bisa turun, kalau tindak tegas bakal merembet ke banyak orang karena nyontek gak mungkin sendirian.
 
Salam,
Aryya Dwisatya W

Comments

Popular posts from this blog

Setahun Bekerja dan Tinggal di Belanda

Sekarang sudah Desember 2024, artinya, sudah tepat 12 bulan sejak pertama kali aku mulai bekerja di Swisscom DevOps Center Rotterdam. Sebenarnya, sudah ingin menulis sejak enam bulan lalu, tapi kuurungkan sambil menunggu tepat satu tahun, selesai performance review untuk tahun 2024, dan menyelesaikan keseluruhan siklus musim di negara empat musim ini: winter, spring, summer, autumn. Balik lagi ke perihal pekerjaan ini, pekerjaan yang sebenarnya tidak aku bayangkan akan aku jalani jika ada yang bertanya, "Mau kerja di Belanda?", di sekitaran Mei 2023. Sebab, pada saat itu memang tidak ada rencana sama sekali. Aku, dan keluarga, sudah merasa nyaman bisa hidup di Lumajang dengan remote   working perusahaan Singapura. Bisa dekat dengan keluarga, dapat gaji di atas rata-rata, beban kerja tidak gila-gilaan, biaya hidup terjangkau, mau apa lagi? Tapi, toh, nyatanya aku di sini, berarti memang ada hal lain yang aku kejar.  Mendapatkan Pekerjaan di Belanda Sebenarnya, tidak ada alasan...

Pengalaman Berangkat Haji Tanpa Antri dari Belanda (2025)

Alhamdulillah.Pertama-tama, aku ingin mengucapkan syukur pada Allah yang sudah memberikan izin dan kuasa sehingga aku dan Nova untuk berhaji pada tahun 2025 ini dengan proses yang baik, lancar, dan nyaman. Di tulisan ini, aku coba untuk berbagi detil bagaimana kami bisa berangkat haji dari Belanda dengan periode waktu yang singkat, kurang dari 2 tahun sejak tinggal di Belanda. Suasana setelah Tawaf Ifadah dan Sholat Sunnah Keinginan Berhaji Pada tahun 2021 lalu, kami sudah melakukan pendaftaran haji reguler di Indonesia, aku pernah tuliskan prosesnya di  https://blog.aryya.id/2021/03/melaksanakan-rencana-yang-tertunda.html . Sayangnya, waktu tunggu untuk haji reguler kami adalah sekitar 30 tahun. Bagi kami, waktu 30 tahun bukanlah waktu yang singkat. Belum tentu tenaga yang kami punya di usia saat itu akan optimal untuk beribadah di tempat yang nan jauh di sana terlebih dengan cuaca yang sangat panas. Beberapa waktu setelahnya, kami melihat salah satu teman kami dan istrinya berang...

Tricky Installation RouterOS on Windows 10 using Hyper-V

Hi, After two days wondering and trying to find why i can't install RouterOS on Windows 10 using Hyper-V, i have found that the solution for undetected interface is very simple. It is jsut change from default Netowrk Adapter to Legacy Network Adapter. So, here is it, my new tutorial. Hope you enjoy and don't hesitate to ask.