Itulah inti dari tulisan ini. Bila rekan-rekan sudah bisa menangkap apa yang akan saya sampaikan maka silahkan kawan-kawan berhenti daripada membuang waktu.
Karena Allah melengkapiku menjadi salah satu alasan mengapa aku ber-Tuhan. Sesederhana bahwa aku sadar aku hanyalah titik di padang pasir bahkan lebih kecil dan tak berarti lagi. Sejujurnya saya ingin bercerita tentang semester VII di Teknik Informatika ini. Ketika suatu siang muncul cerita horor yang lebih horor dari cerita hantu di Labtek V yakni dibukanya mata kuliah tertentu yang biasanya dibuka pada semester ganjil, tapi ini dibuka semester genap dengan keterangan “diprioritaskan untuk angkatan 2010,2011,dan 2012 yang mengulang.” Duh pertanda apakah ini? UTS dan UAS sudah dilaksanakan. Tugas sudah dikerjakan. Lalu bagaimana dayaku untuk memastikan lulus mata kuliah yang satu ini? Saat itulah saya makin sadar bahwa saya hanyalah saya yang tak punya daya apa-apa dan butuh tempat untuk berpasrahkan diri supaya tidak gila! Bayangkan, berharap sesuatu yang tak bisa diubah dengan daya sendiri, takut nya bukan main, tapi tak bisa ngapa-ngapain, apa lagi yang bisa dilakukan selain berpasrah pada Sang Hyang Maha Kuasa? Paling tidak, cuplikan kisah mahasiswa ini makin menyadarkanku bahwa Allah melengkapiku dalam berbagai keadaan terlebih dalam keadaan membutuhkan tempat untuk memasrahkan diri.
Karena Allah melengkapiku menjadi salah satu alasan mengapa aku ber-Tuhan. Sesederhana bahwa aku sadar aku hanyalah titik di padang pasir bahkan lebih kecil dan tak berarti lagi. Sejujurnya saya ingin bercerita tentang semester VII di Teknik Informatika ini. Ketika suatu siang muncul cerita horor yang lebih horor dari cerita hantu di Labtek V yakni dibukanya mata kuliah tertentu yang biasanya dibuka pada semester ganjil, tapi ini dibuka semester genap dengan keterangan “diprioritaskan untuk angkatan 2010,2011,dan 2012 yang mengulang.” Duh pertanda apakah ini? UTS dan UAS sudah dilaksanakan. Tugas sudah dikerjakan. Lalu bagaimana dayaku untuk memastikan lulus mata kuliah yang satu ini? Saat itulah saya makin sadar bahwa saya hanyalah saya yang tak punya daya apa-apa dan butuh tempat untuk berpasrahkan diri supaya tidak gila! Bayangkan, berharap sesuatu yang tak bisa diubah dengan daya sendiri, takut nya bukan main, tapi tak bisa ngapa-ngapain, apa lagi yang bisa dilakukan selain berpasrah pada Sang Hyang Maha Kuasa? Paling tidak, cuplikan kisah mahasiswa ini makin menyadarkanku bahwa Allah melengkapiku dalam berbagai keadaan terlebih dalam keadaan membutuhkan tempat untuk memasrahkan diri.
Comments
Post a Comment
Tanggapilah, dengan begitu saya tahu apa yang ada dalam pikiranmu