“Seringkali saya tidak mendengarkan khotbah sholat Jumat karena
tertidur ketika itu, tapi sekalinya mendengarkan khotbah Jumat kemarin, rasanya
benar-benar tercerahkan.”
Begitulah kesan saya pada sholat
Jumat yang lalu. Sungguh saya sangat mengiyakan apa yang khotib utarakan pada waktu
itu. Rasanya seperti menyegarkan otak dan hati kembali untuk melanjutkan hidup.
Siang itu, setelah kenyang
menikmati kelapa madu bersama rekan-rekan sebelum sholat Jumat, saya duduk di
dalam masjid agak dekat dengan khotib. Jujur, awalnya saya mengira khotbah kali
ini biasa saja karena topik yang diangkat begitu umum yakni sabar yang artinya
menurut sang khotib adalah menahan diri.
Tak ada perasaan tersentak maupun kagum baik pada sang khotib maupun
ucapan yang beliau utarakan. Hingga akhirnya, muncullah sebuah kalimat yang
membuat saya berpikir hingga saat ini.
“Seharusnya, kita bersabar bukan
hanya ketika menerima hasil. Justru, bersabar harus dilakukan ketika menjalani
suatu proses.” Jusss….seketika saya teringat dengan berbagai hal yang saya
lakukan. Saya sendiri menyadari, seketika menyadari bahwa seringkali saya
bersabar terhadap hasil, bukan pada proses. Apakah rekan-rekan demikian juga?
“Ah, walaupun dapatnya Cuma segini
enggak apa-apa deh, mungkin udah jatahnya”
Seringkali berucap demikian
ketika mendapatkan sesuatu. Berlaga sabar dengan apa yang diterima, tapi justru
dalam prosesnya kesabaran itu tidak ada. Seringkali mencari cara mudah hingga
cara yang amat singkat. Hasilnya? Kurang maksimal.
Khotbah kemarin benar-benar
mengingatkan saya lagi akan pentingnya sabar dalam menjalani proses. Bagi saya sekarang
hanya ada dua pilihan, menempatkan sabar pada proses atau menempatkan sabar
pada hasil. Inginku adalah bersabar pada proses karena hasil tidak akan pernah
mengkhianati proses.
Semoga kita selalu menjadi
orang-orang yang sabar dalam berproses.
Salam Bangsatya,
Buruk.Baik.Menginspirasi.
Comments
Post a Comment
Tanggapilah, dengan begitu saya tahu apa yang ada dalam pikiranmu