Perjalanan di Kota Cirebon Hari
Kedua: Aura Itu Masih Terasa
Setelah puas mengunjungi berbagai
tempat pada hari pertama kemarin, kali ini saya berkesempatan mengunjungi
berbagai tempat yang tidak kalah menarik dan interaktif.
Perjalanan kami dimulai dengan
perjalanan dari MESS ASTER 2 menuju rumah Nabil, ya saya menjemputnya. Bermodal
hafalan jalan saya tadi malam, alhamdulillah saya bisa sampai di tempat tujuan
sekitar pukul 06.30.
Nasi Lengko
Tujuan pertama kami pagi ini
adalah Warung Nasi Lengko yang berada di pasar Kramat. Tak perlu kocek yang
cukup banyak, hanya dengan sepuluh ribu rupiah kami sudah dapat menikmati dua
porsi Nasi Lengko.
Nasi Lengkok |
Nasi Lengko sendiri merupakan
nasi yang disajikan bersama berbagai bahan lain seperti tauge, sayuran hijau,
kecap, tempe, dan bahan lain yang tak saya tahu namanya. Sebagai penikmat
makanan, rasa Nasi Lengko memang enak, tapi masih kalah dari rasa Docang yang
saya santap kemarin pagi. :D
Karena tempat yang tidak
memungkinkan, untuk makan Nasi Lengko, kami memilih masjid At-Taqwa. Bukan apa-apa,
tapi karena memang setelah makan Nasi Lengko kami berkeinginan untuk naik ke
menara, tapi ternyata ketika kami sedang menyantap Nasi Lengko sebagai
pengganjal perut, ada tawaran untuk memberi makan kuda di gedung negara. Tentu
kesempatan ini tidak kami lewatkan.
Disundul Rusa
Tak berapa lama, kami telah
sampai di sana karena memang jarak antara masjid dan gedung negara tidak
terlalu jauh. Di sana sudah ada Fenty dan Habib (Adik-adik Nabil) yang memberi makan
rusa dari luar kandang karena ada rusa yang menghalangi pintu masuk untuk
terbuka. Akhirnya, kami membantu mereka dan kami pun masuk ke dalam.
Foto Rusa |
Ngasih Makan Rusa dari Luar |
Foto Bareng Rusa |
Satya Sang Penakluk |
Ada beberapa ekor rusa yang
dipelihara di sana, tapi hanya satu yang panjang tanduknya hampir 50 cm. Entah
siapa namanya, tapi dari kawanan rusa tersebut, dia pula yang paling berani,
mungkin dia pemimpinnya. Entah, tapi mungkin juga panjang tanduk menjadi salah
satu tanda penguasa di kawanan rusa tersebut. Berikut adalah beberapa foto
ketika kami memberi makan dan bermain dengan rusa.
Karesidenan Tangkil
Tempat yang kini dikenal sebagai
gedung negara ini merupakan salah satu bangunan peninggalan Belanda di Cirebon.
Dahulunya bernama Karesidenan Tangkil. Entah tahu berapa ia berganti nama, tapi
ciri khas bangunan Belanda seperti jendela dan pintu raksasa masih menghiasi
gedung ini. Kesan mewah dan antik tetap saja terasa baik ketika dilihat dari
samping maupun depan.
Sangkat Burung Merpati |
Setelah puas berfoto di gedung negara, kami melanjutkan perjalanan ke menara Masjid At-Taqwa untuk melihat pemandangan Kota Cirebon dari atas. Menara ini berada tepat di samping masjid At-Taqwa. Cukup bermodal 3000 rupiah, seseorang sudah dapat naik ke atas. Tentu ditambah stamina yang cukup bagus karena tidak ada lift, hanya anak tangga yang menjulang ke atas yang mana tak diketahui jumlahnya.
Salah satu pintu Masjid At-Taqwa |
Masjid At-Taqwa dilihat dari atas menara |
Pantai Kejawanan dilihat dari atas menara |
Anak-anak berlatih Tae-Kwon-Do di alun-alun kota |
Perlintasan kereta api dekat stasiun |
Masjid Merah
Puas berfoto di gedung negara
dengan segala keindahannya. Kami meneruskan perjalanan ke Masjid Merah. Masjid
ini diberi nama Masjid Merah karena batu penyusunnya berwarna merah.
Ada beberapa hal menarik yang
terdapat di Masjid Tersebut. Pertama, umur masjid tersebut sangat tua yaitu
sekitar 600 tahun karena didirikan pada tahun 1416. Kedua, atap masjid tersebut
terbuat dari kayu, bukan dari genting seperti bangunan pada umumnya. Ketiga,
hiasan keramik yang ditempel di dinding sama tuanya dengan bangunan dan
merupakan keramik yang berasal dari Cina, tua serta antik. Keempat, di sebelah
kiri masjid terdapat satu bedug yang masih digunakan sampai sekarang yang mana
bedug tersebut berasal dari masa didirikannya masjid ini. Sangat kuat dan tahan
lama kan? Kelima, mimbar hari raya yaitu sebuah ruangan yang hanya dibuka
ketika hari raya tiba saja. Semisal hari raya idul fitri kemarin maupun idul
adha besok.
Keramik Cina Berlukiskan Naga |
Saya dan Al-Quran |
Saya dan satu-satunya bedug di Masjid Merah |
Makam pendiri Masjid Merah |
Ada beberapa hal lain yang
menurut saya menarik di masjid ini.Pertama, keramaiannya. Menurut penuturan
ibu-ibu yang membersihkan tempat tersebut, masjid ini akan ramai dikunjungi
orang ketika malam Jumat Kliwon. Entah mengapa, tapi rasanya Jumat Kliwon
menjadi hari yang dilebihkan oleh masyarakat Cirebon. Kedua, makam. Di makam
pendiri masjid ini, saya menemukan beberapa sisa dupa atau bakaran, sepertinya
ada orang yang beberapa waktu lalu menirakati makam tersebut untuk menuntaskan
hajat tertentu. Ketiga, lelaki pengunjung makam. Ketika saya hendak mendekat
makam, saya melihat seorang lelaki yang sedang duduk dan menyalin bacaan dari
sebuah kertas. Ketika saya telah memfoto makam, ia menyarankan saya untuk
sholat Dhuha. Saran yang bagus, tapi tetap saya berpikiran bahwa ia adalah
seseorang yang sedang mencari ilmu. Alasannya? Ada beberapa tulisan arab yang
ia salin dan perasaan saya yang berkata demikian. Siapa tahu. Keempat, sang
kakek berjubah. Ketika saya sholat Dhuha, beberapa kali saya sempat melirik
kakek kakek yang mengenakan jubah. Bukan hanya jubah sebenarnya, ada beberapa
benda yang menarik perhatian saya yaitu sabuk kulit harimau dan tasbih (mungkin
koka) hitam besar yang melilit tubuhnya. Hal menarik yang ia lakukan adalah
sebelum membaca Al-Quran di pojok ruangan, ia menyentuh hampir semua keramik di
depan shof pertama dengan tangannya lalu menciumnya. Tujuannya? Mana saya tahu.
Yang jelas perasaan saya berkata bahwa ada sesuatu di sabuk macan dan
tasbihnya. Terlebih ketika membaca Surat Yaasin, ada beberapa tata cara yang
tidak biasa seperti ketika selesai membaca ayat tertentu, ia mengucapkan suatu
kata yang tidak familiar di telinga saya. Siapa tahu.
Tak terlalu banyak tempat yang
saya kunjungi hingga pukul 12.00 siang tadi, tapi tetap setiap tempat yang saya
kunjungi memberikan kisah yang dapat saya pagi. Satu hal yang dapat saya tarik
sampai sini adalah tempat ini memiliki berbagai rahasia, kisah, cerita, aura,
atau segala hal tentang magis yang begitu menyenangkan untuk diketahui.
BAT (British America Tobacco)
BAT dulunya merupakan pabrik
rokok, tapi entah kini masih beroperasi atau tidak. Satu-satunya hal yang
membuat kami mengunjungi tempat ini adalah bangunannnya yang antik yakni
peninggalan Belanda.
Di depan BAT |
Sekian. Semoga tulisan ini bermanfaat.
Salam,
Bang Satya
Buruk.Baik.Menginspirasi.
Comments
Post a Comment
Tanggapilah, dengan begitu saya tahu apa yang ada dalam pikiranmu