Ah, sudah tidak terasa, pagi ini, 4 Desember 2015 adalah hari terakhir perkuliahan sebelum masuk ke masa ujian pada semester I 2015/2016. Bagi anak TPB, singkatan dari tahap persiapan bersama, semester pertama dalam hidup mereka di ITB akan segera berakhir dan datanglah masa-masa UAS sebelum mereka pulang kampung. Ya, bagi yang pulang sih.
Kalau boleh, saya ingin bercerita random saja kali ini. Setiap tingkatan memiliki kisah yang berbeda-beda. Tingkat satu bebas pulang, tingkat dua kesempatan pulang karena sudah sibuk kegiatan kemahasiswaan seperti kaderisasi, tingkat tiga sibuk dengan kerja praktek, dan yang terakhir adalah tingkat empat yang sibuk dengan TA (Tugas Akhir) Alhasil kali ini saya dan istri tidak pulang ke Lumajang maupun Bondowoso. Sederhana saja, daripada pulang tapi di sana tidak bisa mengerjakan TA dengan tenang, mendingan ditunda dulu pulangnya supaya cepat lulus, toh nanti juga pulang. Untungnya, pada liburan semester kali ini, justru keluarga kami yang datang ke Bandung. Ah, namanya juga rindu, kalau tak bisa mendatangi ya didatangi. Ya toh?
Selesai dengan masalah pulang kampung, ada pikiran lain yakni, apa yang akan saya lakukan ketika sudah lulus? Beberapa waktu yang lalu saya masih bingung, tapi kini sudah mendingan karena pertanda yang saya dapatkan dari orang-orang sekitar. Pertanda? Iya. Begini, jadi bertemu dengan orang baru ternyata asik juga, bisa menggali impresi pertama tentang kita. Beberapa kali, setiap kali saya bertemu orang baru baik itu saat konferensi maupun rapat maka pertanyaannya yang muncul adalah, “Mas sudah S2 ya? Sudah S3 ya mas?” Oke, saya sudah punya tujuan, setelah lulus S1 maka saya akan melanjutkan S2. Pertanyaan kedua, ambil jurusan apa? Mau di mana? Well, kalau di tanya demikian biasanya kawan-kawan saya akan menjawab, “Jepang, Jerman, Amerika” dan seterusnya. Namun, nampaknya saya mau ambil aman saja dulu, iya, ambil aman untuk saya, istri saya, dan anak saya. Suapaya dalam waktu dua tahun, saya bisa S2, sekalian bekerja, dan sekalian membesarkan anak di lingkungan yang menurut saya masih terkontrol. Nah, baru, setelah itulah, S3 di luar negeri saat anak saya sudah agak bisa mandiri. Oh iya, mestinya ada pertanyaan terkait, “Mau di universitas apa? Jurusan apa?”, Karena basic saya Informatika ya ambil nya nanti tidak jauh-jauh dari Informatika, inginnya sih fokus ke forensik. Nah, yang saya tahu, universitas yang memiliki pusat forensik adalah Universitas Islam Indonesia (UII) Jogja. Ketika Konferensi Nasional Informatika 2015 kemarin, salah satu dosen di sana (Pak Yudi) memaparkan hasil risetnya. Wah, sudah maju juga ya di sana? Selain UII, mungkin ITB mengingat ada kerja sama dengan Korea terkait Cyber.
Lalu apa lagi? Ah tiba-tiba mood menulis saya hilang. Jadi sampai sini dulu saja. Kalau ingat ya dilanjutkan lain waktu, kalau tidak maka berakhir di sini.
(mungkin) bersambung.
Salam,
Aryya Dwisatya W
merawat anak :p
ReplyDeleteIya juga :p
ReplyDelete