Skip to main content

Aku dan Tulisan Sesatku



Tadi pagi aku dikagetkan dengan masuknya sebuah pesan facebook dari seseorang yang tak ku kenal, tapi jadi friend ku di facebook. Menariknya, isi pesan tersebut terkait dengan tulisanku sebelum ini yang berjudul “Aku Masih Klenik”. Jarang-jarang lho ada pembaca yang sampai mengirimkan pesan melalui facebook kepadaku terkait tulisanku. Oleh karena itulah, aku menganggap ini istimewa!

Dari Seorang yang Berhati-hati
Aku menyebutnya seseorang yang berhati-hati, selayaknya seseorang yang melihat jalan berlubang dan mencoba menghindarinya supaya tidak jatuh ke sana. Padahal, aku berharap bertemu dengan orang yang bijak, yang ketika bertemu lubang, tak hanya menghindarinya saja melainkan memberikan tanda bahwa ada lubang atau lebih niat lagi menutup lubang tersebut.

Oh iya, saya jadi lupa untuk berbagi pesan dari seseorang tersebut, kita-kita begini isinya:
Assalamualaikum. Maaf, hanya ingin bilang, Aryya seharusnya berhenti memosting hal yang nyeleneh atau yang meng-elicit (membuat orang di stir untuk membuat kesimpulan dengan pernyataan atau argumen) apalagi perkara agama. Takutnya ada yang menimbulkan orang jadi pemikirannya enggak lurus lagi.

Sebagai seorang Aryya, aku bisa menganggapi pesan tersebut dengan berbagai versi.
Pertama, aku mencoba memosisikan diriku sebagai pihak yang paling benar, superior, tanggapanku sederhana, “Lo siapa? Sok ngelarang gue. Pakai kata seharusnya segala, punya otoritas apa lo atas gue?”

Kedua, aku mencoba memosisikan diriku sebagai pihak yang berkhusnudzon, tanggapanku mungkin demikian, “wah, ini ada kawanku yang mencoba mengingatkanku bahwa mungkin tulisanku itu berpengaruh buruk untuk pembaca.” Atau sederhananya, “Wah, ada kawan yang berbaik hati berbagi pandangannya bahwa tulisanku mudharatnya lebih banyak daripada manfaatnya.”

Ketiga, aku mencoba memosisikan diriku sebagai aku yang ini, yang sedang menulis dan telah menulis tulisan yang dikomentari tersebut. Aku kecewa, sejujurnya aku kecewa karena ada seorang pembaca yang secara tiba-tiba menjadi hakim atas diriku melarangku melakukan sesuatu tanpa mau memberikan penjelasan. Sungguh aku kecewa. Begini, misalkan tulisanku itu salah, pemahamanku itu salah, tidak apa-apa, toh sejujurnya ketika aku membuat tulisan itu, tidak ada tujuan untuk menyetir orang agar mengamalkan ini itu atau meng-halal kan sesuatu atau membuat ibadah baru. Apakah ada yang demikian? Rasanya tidak. Selanjutnya, bila memang tulisan tersebut dirasa tidak benar kontennya, ya jangan penulisnya yang ditusuk dengan pisau. Itu kurang tepat, menurut saya. Justru, buatlah tulisan serupa dari sudut pandang lain supaya wawasan terkait topik tersebut semakin kaya. Bukan justru mematikannya dan memasukkannya dalam zona tabu yang tak boleh diperbincangkan padahal hal-hal yang saya tuliskan tersebut nyata adanya dan pernah saya alami sendiri. Mungkin, karena saya tidak membahas saya sekali cerita yang saya bagikan pada tulisan sebelumnya dari sisi syariat atau fiqih, monggo dibahas, saya nanti menyimak sebagai pembaca yang haus akan ilmu. 

Menariknya, kawan saya ini berbaik hati mengingatkan bahwa dikhawatirkan ada orang yang tidak lurus lagi pemikirannya. Kawan, aku ini bukan makhluk pasti benar! Janganlah percaya akan ucapanku. Mungkin ucapanku benar hanya untukku, tapi tidak untukku. Kalau dibilang tulisanku bisa memuat orang lain sesat, lho, ada dua kemungkinan. Pertama, tulisanku ini sakti, punya daya dan upaya untuk mengubah pemikiran orang. Kedua, si pembaca ini terlalu malas untuk berpikir hingga setiap informasi diterima tanpa dipikirkan ulang, tanpa dicari tahu lebih dalam. Ah, aku khusnudzon saja, mungkin temanku ini takut dengan alasan kedua. Kalau dia takut tulisanku ini sakti serta punya daya dan upaya, wah, aku takut dia syirik karena menganggap ada yang punya kuasa selain Tuhan. Semoga saja tidak demikian.

Jadi, sekali lagi, dari saya pribadi, ketika memang ada konten yang kurang pas menurut kawan-kawan, tolong berikan pandangan lain melalui tulisan yang juga bisa saya tanggapi. Jangan justru menusuk si penulis ini. Oke?

Salam,
Aryya Dwisatya W
Pemuda yang masih mencari jawaban

Comments

Popular posts from this blog

Wirid Sesudah Sholat

Assalamualaikum, Pada kesempatan kali ini, saya akan berbagi tentang beberapa dzikir sesudah sholat yang saya amalkan beserta beberapa penjelasan pun sekaligus pengharapan yang ada di dalamnya. Basmalah (33x) Dalam memulai setiap pekerjaan, hendaknya kita memulainya dengan membaca basmalah supaya pekerjaan tersebut dinilai sebagai ibadah. Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin berkata: “Tafsirnya adalah: Sesungguhnya seorang insan meminta tolong dengan perantara semua Nama Allah. Kami katakan: yang dimaksud adalah setiap nama yang Allah punya. Kami menyimpulkan hal itu dari ungkapan isim (nama) yang berbentuk mufrad (tunggal) dan mudhaf (disandarkan) maka bermakna umum. Seorang yang membaca basmalah bertawassul kepada Allah ta’ala dengan menyebutkan sifat rahmah. Karena sifat rahmah akan membantu insan untuk melakukan amalnya. Dan orang yang membaca basmalah ingin meminta tolong dengan perantara nama-nama Allah untuk memudahkan amal-amalnya.” ( Shifatush Shalah , ha

6 Tips Aman Berbelanja Online di Luar Negeri

Di era globalisasi dan teknologi seperti sekarang, berbelanja bukanlah sesuatu yang susah betapa tidak, hanya perlu meluangkan waktu beberapa saat saja di rumah, barang yang kita inginkan pun bisa kita dapatkan dengan cepat. Kali ini saya akan berbagi tips aman berbelanja online di luar negeri. Alat pembayaran Umumnya, ada dua alat pembayaran yang diterima oleh seller yakni paypal dan kartu kredit. Sebagian dari kita tentu agak kesusahan bila harus membayar dengan kartu kredit karena tidak semua orang berkesempatan memiliki kartu tersebut terlebih ada umur minimal untuk memilikinya. Namun, masalah tersebut dapat diatasi dengan dua cara yakni membeli virtual credit card atau menggunakan paypal. Virtual credit card memungkinkan rekan-rekan untuk memiliki kartu virtual dengan saldo yang rekan-rekan butuhkan, biasanya sih cocok untuk yang sekali transaksi. Sedangkan, paypal pun memberikan kemudahan karena banyak jasa penjualan balance atau saldo paypal sehingga rekan-

Mengenal Bener dan Pener

Pendahuluan Beberapa waktu yang lalu ramai jadi perbincangan tentang pernyataan agama yang tidak mewajibkan warung-warung untuk tutup ketika bulan Ramadhan. Banyak pro dan kontra yang terjadi di masyarakat. Namun lagi-lagi, pernyataan apapun bisa diinterpretasikan berbeda dengan sesuai dengan apa yang kita inginkan. Screenshot Twit Mencoba Berpikir Namun kawan, apakah yang disampaikan oleh Pak Lukman tersebut salah? Saya pribadi menilai bahwa yang disampaikan oleh beliau tidak salah sama sekali. Pun, sebelum ini, sebelum pernyataan tersebut keluar kita santai-santai saja ketika ada warung buka ketika bulan Ramadhan, dengan catatan. Dengan catatan di sini berarti sang pengelola warung mengerti antara bener dan pener seperti yang dimengerti oleh orang jawa. Bener lan Pener Orang Jawa memahami bukan hanya tentang bener melainkan juga pener. Bener dapat diartikan betul, tidak salah sedangkan pener dapat diartikan sesuai atau tepat. Bila digambarkan dalam skema pe