Hari minggu adalah hari bersantai untuk kebanyakan orang di kota Bandung. Mahasiswa, orang tua, anak sekolah, dan berbagai lapisan masyarakat menikmati hari minggu dengan menghabiskan waktu bersama teman ataupun keluarga. Bila ditanya, di mana tempat yang paling enak untuk menghabiskan waktu pagi hari? Biasanya, orang-orang akan menjawab Car Free Day Dago atau Gasibu. Apakah tidak ada tempat lain untuk menghabiskan waktu minggu pagi? Ternyata ada!
Pasar Minggu Punclut
Ternyata, selain CFD Dago dan Gasibu, ada lagi tempat asik
untuk menghabiskan waktu minggu pagi yakni Pasar Minggu Punclut. Pasar yang
hanya ada pada hari minggu di daerah Punclut ini menawarkan berbagai hal
menarik. Pakaian, perabotan, buah-buahan, sayuran, jajanan kuno, hewan
peliharaan, hingga makanan berat pun ada di sana.
Bila dilihat , memang, kebanyakan
dari pengunjung yang datang ke sana bukanlah anak-anak gaul kota melainkan anak
muda biasa, anak pesantren, keluarga, dan tipe orang-orang lain yang jarang
ditemui di Car Free Day Dago. Tak ayal, hal ini membuat barang-barang yang
dijual di sana bisa dibilang murah. Untuk menikmati jajanan kuno seperti cenil,
gethuk, dan sebagainya, kami hanya perlu membayar 5000 rupiah untuk ukuran
mangkuk sedang. Murah kan? Eits, tunggu dulu, yang murah masih ada lagi.
Semakin berjalan ke atas, semakin banyak menu makanan yang
dapat dipilih. Ikan bakar, ayam bakar, sate ayam, sate kambing, sate sapi, dan
beraneka ragam masakan lain bahkan sampai olahan kerang dan bekicot (?) pun
ada. Lengkap kan? Soal harga? Ah, tenang saja.
Beberapa menu yang ditawarkan di salah satu tempat makan |
Ini istriku dengan cumi nya. |
Nasi putih (2), cumi bakar (1), ayam bakar (1), sate sapi (5) |
Untuk sejumlah makanan yang sudah membuat kami kenyang, kocek yang harus kami keluarkan adalah……50.000 rupiah saja hahaha. Cukup murah kan? Apalagi kalau dibandingkan dengan makan di restoran bergengsi di pusat kota hahahaha.
Selain tentang harga, masakan
yang kami pilih ternyata tidak kalah soal rasa. Enak bro. Jarang-jarang makan
sate sapi, biasanya sih beli sate kambing atau ayam. Benar saja, aromanya
terasa, dagingnya empuk, dan citarasa bumbunya pas. Hahaha. *sok jadi
komentator*
Yang Menarik
Banyaknya tipe orang yang datang
ke sini membuat tempat ini memiliki daya tarik tersendiri. Memang, tidak ada
promosi produk atau propaganda acara seperti di Car Free Day Dago, tapi nuansa
keluarga bisa sangat terasa di sini.
Ketika makan pagi tadi, ada dua
orang pemuda mengamen. Suaranya sih biasa saja, cuman sikap nya sih patut
diajungi jempol. Meminta tanpa memaksa, menyanyi tanpa berhenti, maksudnya,
menyanyi ya menyanyi, enggak cuman sebentar datang minta uang lalu pergi. Yang
menarik adalah, saat dua pemuda tersebut menghampiri sebuah keluarga, bukan
koin receh yang mereka dapatkan melainkan traktiran makan. Entah mengapa
ditraktir. Namun, hal tersebut seperti penyegar, wah ternyata masih ada orang
yang baik ya. Lebih menyenangkannya lagi, bukan hanya si bapak yang memaksa dua
pemuda itu untuk makan tapi bahkan si ibu nya pun demikian. Ya, namanya rejeki
bisa datang kapan saja dan di mana saja. Ya, namanya tanda-tanda dari Allah
bisa datang kapan saja dan di mana saja.
Bagaimana Menuju Kesana
Nah, untuk kawan-kawan yang
hendak ke sana, ada beberapa alternatif yang dapat teman-teman gunakan. Naik
motor, naik mobil, atau naik angkot semuanya bisa.
Dari ITB ke Pasar Minggu punclut |
Bila teman-teman menggunakan
motor atau mobil, teman-teman bisa parkir di RS Dr Salamun supaya lebih aman
dan Pasar Minggu tepat berada di jalan samping rumah sakit. Bila naik angkot,
pun bisa naik dan turun di RS Dr. Salamun. Kalau pakai GPS bisa pakai koordinat
ini sebagai tujuan (-6.861754, 107.605901)
Penutup
Nah, segitu dulu cerita pagi ini sebagai pengingat bahwa ada
blog yang harus diisi, hahaha. Semoga bermanfaat dan….sampai jumpa.
Salam,
Aryya Dwisatya W
Comments
Post a Comment
Tanggapilah, dengan begitu saya tahu apa yang ada dalam pikiranmu