Skip to main content

Jangan Sakit Hati Bila Demo



Setelah hampir ribuan kali melihat berita tentang demonstrasi yang dikatakan merupakan salah satu cara untuk “menyuarakan” pendapat, saya mendapatkan sedikit pencerahan. Bukan soal apa, tapi sekedar pertanyaan, “Apakah demonstrasi merupakan cara terbaik untuk mengemukakan pendapat?”, “Apakah manfaat demonstrasi lebih banyak daripada mudharatnya?”, “Apakah demonstrasi pasti berhasil dalam menggapai tujuan yang diperjuangkan?”

Siapapun Bisa!

Jangan salah, selepas tahun 1998, nampaknya demonstrasi sudah menjadi makanan umum. Siapapun bisa melakukannya! Tak harus mahasiswa, buruh tani, buruh pabrik, guru, anggota parpol, atau siapapun itu yang penting memiliki kepentingan bisa melakukan demonstrasi. Alih-alih menyuarakan aspirasi, demonstrasi dirasa menjadi cara paling efektif. Benarkah demikian?
Sejatinya demonstrasi hanyalah satu diantara banyak cara untuk menyalurkan aspirasi, menyuarakan pendapat. Jadi, demonstrasi adalah metode untuk mencapai tujuan lain. Jadi sangat salah bila disebutnya, “tujuan saya adalah untuk mendemo X”. Dangkal!

Demonstrasi VS Memaksa

Beberapa hari lalu pun saya melihat berita tentang demonstrasi yang berujung anarkis akibat adanya ketidaksepakatan antara pendemo dan pihak yang didemo. Kali ini antara pegawai perusahaan dengan perusahaan terkait PHK massal.
Pekerja menolak adanya PHK massa yang dirasa tidak jelas. Namun, apakah benar perusahaan melakukan PHK tanpa melihat si orang tersebut? Pada akhirnya, muncul ancaman bahwa akan dilakukan aksi yang melibatkan massa lebih besar. Lho, kok kesannya memaksa? Bukankah perusahaan memiliki hak untuk melakukan PHK selama tidak diatur dalam kontrak?

Sakit Hati Pada Demonstrasi

Jangan salah, tidak dianggap itu menyakitkan! Apalagi kalau sudah berpanas-panas selama berjam-jam dan berjalan banyak kilometer! Itulah sakit hatinya berdemo tapi tidak didengarkan. Eits, jangan sakit hati dulu. Jangan sakit hati dulu kalau-kalau sudah datang ke tempat yang akan di demo lantas tidak ditemui. Jangan sakit hati dulu kalau setelah berteriak lantang hingga suara habis tapi esok hari solusi tak kunjung muncul.

Bila merujuk ke undang-undang dasar 1945 pasal 28 yang menyatakan tentang kebebasan menyatakan pendapat maka pendemo sudah benar mendapatkan hak mereka, hak menyatakan pendapat! Didengarkan? Itu beda lagi, bukan sebuah kewajiban bagi yang didemo untuk mendengarkan. Jadi, jangan buru-buru sakit hati. Jadi, coba dipikir ulang bila berpikir demonstrasi adalah cara terbaik untuk menyuarakan aspirasi dan didengarkan.

Salam,
Aryya Dwisatya W

Comments

Popular posts from this blog

Tricky Installation RouterOS on Windows 10 using Hyper-V

Hi, After two days wondering and trying to find why i can't install RouterOS on Windows 10 using Hyper-V, i have found that the solution for undetected interface is very simple. It is jsut change from default Netowrk Adapter to Legacy Network Adapter. So, here is it, my new tutorial. Hope you enjoy and don't hesitate to ask.

Maniak-it.com Pindah

Maniak-it.com Pindah   Logo bangsatya.com Sehubungan dengan expired nya domain maniak-it.com maka maniak-it.com dipindah ke main.bangsatya.com . Sebenarnya bukan tanpa alasan memindahkan maniak-it.com ke main.bangsatya.com , banyak hal yang menjadi alasan pemindahan ini yaitu Maniak-it.com tidak terlalu sering diupdate sedangkan bangsatya.com begitu sering diupdate. Distribusi traffic tidak merata dan ingin dimeratakan hanya ke bangsatya.com Pendapatan adsense dari bangsatya.com jauh dari maniak-it.com sehingga diharapkan dengan beralihnya traffic maniak-it.com ke bangsatya.com maka pendapatan adsense makin meningkat. dll Nah, itu dia beberapa alasan dipindahnya maniak-it.com ke main.bangsatya.com. Jangan khawatir, layanan yang ada di maniak-it.com tetap bisa dinikmati di main.bangsatya.com tanpa terkecuali. Pengguna akan tetap bisa menikmati: Backlink generator : http://main.bangsatya.com/backlink-generator.php Proxy Checker : http://main.bangsat...

Setahun Bekerja dan Tinggal di Belanda

Sekarang sudah Desember 2024, artinya, sudah tepat 12 bulan sejak pertama kali aku mulai bekerja di Swisscom DevOps Center Rotterdam. Sebenarnya, sudah ingin menulis sejak enam bulan lalu, tapi kuurungkan sambil menunggu tepat satu tahun, selesai performance review untuk tahun 2024, dan menyelesaikan keseluruhan siklus musim di negara empat musim ini: winter, spring, summer, autumn. Balik lagi ke perihal pekerjaan ini, pekerjaan yang sebenarnya tidak aku bayangkan akan aku jalani jika ada yang bertanya, "Mau kerja di Belanda?", di sekitaran Mei 2023. Sebab, pada saat itu memang tidak ada rencana sama sekali. Aku, dan keluarga, sudah merasa nyaman bisa hidup di Lumajang dengan remote   working perusahaan Singapura. Bisa dekat dengan keluarga, dapat gaji di atas rata-rata, beban kerja tidak gila-gilaan, biaya hidup terjangkau, mau apa lagi? Tapi, toh, nyatanya aku di sini, berarti memang ada hal lain yang aku kejar.  Mendapatkan Pekerjaan di Belanda Sebenarnya, tidak ada alasan...