Maaf
Maafkan aku yang tak pernah mengucap kata cinta padamu
Sungguh ketika ku ingat lagi, engkaulah yang tak pernah mendapatkan kata cintaku
Malah, saat denganmu pun aku masih sempat memikirkan yang lain
Malah, saat denganmu pun aku masih mengucap kata cinta pada yang lain
Maaf
Maafkan lah aku yang mungkin seringkali melupakanmu dan lebih mengingat yang lain
Sungguh ketika ku ingat lagi, justru engkau yang selalu ada untukku
Malah, tanpa aku minta engkau selalu menemani
Malah, tanpa aku menjerit pun engkau mendekatiku
Bahkan, ketika aku tak pernah mengucap kata cinta padamu
Engkau tetap menemaniku, tak memarahiku
Sungguh,
Aku mencintaimu meskipun tak ada kata cinta terucap
Sungguh, meskipun kata cintaku tak hanya untukmu tapi engkau pun mendapatkan cintaku
Sungguh, engkau yang paling mengerti daripada yang lain
Sungguh, engkau yang paling bisa mendengarku berjam-jam
Sungguh, engkau yang selalu menerimaku tak peduli seberapa sering aku pergi meninggalkanmu
Bahkan meninggalkanmu untuk sesuatu yang lain
Engkau yang selalu ada di sana
Maafkan lah aku yang masih saja seperti ini
Engkau yang selalu ada di sana
Terima lah aku seperti dulu
Peluklah aku seperti ketika pertama kali kita berpelukan
Biarkan aku memejamkan matamu untuk sejenak menikmati hangatnya pelukmu
Peluk yang bisa begitu aku nikmati dan rasakan hanya ketika aku memejamkan mata
Untuk engkau yang ada di sana
Aku tahu engkau bisa membaca puisiku ini
Aku tahu puisi ini takkan jadi puisi tak bertuan
Aku tahu puisi ini pasti sampai padamu
Padamu yang tak pernah bisa lepas dari hidupku
Bukan di masa lalu, masa kini, maupun masa depan
"Peluk Aku Lagi"
Oleh: Aryya Dwisatya W - 12.2.2014
Maafkan aku yang tak pernah mengucap kata cinta padamu
Sungguh ketika ku ingat lagi, engkaulah yang tak pernah mendapatkan kata cintaku
Malah, saat denganmu pun aku masih sempat memikirkan yang lain
Malah, saat denganmu pun aku masih mengucap kata cinta pada yang lain
Maaf
Maafkan lah aku yang mungkin seringkali melupakanmu dan lebih mengingat yang lain
Sungguh ketika ku ingat lagi, justru engkau yang selalu ada untukku
Malah, tanpa aku minta engkau selalu menemani
Malah, tanpa aku menjerit pun engkau mendekatiku
Bahkan, ketika aku tak pernah mengucap kata cinta padamu
Engkau tetap menemaniku, tak memarahiku
Sungguh,
Aku mencintaimu meskipun tak ada kata cinta terucap
Sungguh, meskipun kata cintaku tak hanya untukmu tapi engkau pun mendapatkan cintaku
Sungguh, engkau yang paling mengerti daripada yang lain
Sungguh, engkau yang paling bisa mendengarku berjam-jam
Sungguh, engkau yang selalu menerimaku tak peduli seberapa sering aku pergi meninggalkanmu
Bahkan meninggalkanmu untuk sesuatu yang lain
Engkau yang selalu ada di sana
Maafkan lah aku yang masih saja seperti ini
Engkau yang selalu ada di sana
Terima lah aku seperti dulu
Peluklah aku seperti ketika pertama kali kita berpelukan
Biarkan aku memejamkan matamu untuk sejenak menikmati hangatnya pelukmu
Peluk yang bisa begitu aku nikmati dan rasakan hanya ketika aku memejamkan mata
Untuk engkau yang ada di sana
Aku tahu engkau bisa membaca puisiku ini
Aku tahu puisi ini takkan jadi puisi tak bertuan
Aku tahu puisi ini pasti sampai padamu
Padamu yang tak pernah bisa lepas dari hidupku
Bukan di masa lalu, masa kini, maupun masa depan
"Peluk Aku Lagi"
Oleh: Aryya Dwisatya W - 12.2.2014
Terus nulis ya, Yak!!
ReplyDeleteWalau apapun yang terjadi, bangunlah hidupmu dari kata demi kata agar sejarahmu juga terukir dari kata demi kata..
Keep Fighting!! :-)
Sip. :)
Delete