Ilustrasi Sleep Paralyzed. Diambil dari wikipedia |
Pernahkah rekan-rekan terbangun
ketika tertidur tapi dalam keadaan tidak bisa bergerak, bersuara, bahkan
bernafas? Pernahkah? Atau malah sering? Bila rekan-rekan pernah mengalami hal
tersebut berarti rekan-rekan telah mengalami yang namanya ketindihan tau sleep paralyzed.
Kali ini saya akan bercerita
pengalaman-pengalaman yang saya miliki, tentu tentang ketindihan itu sendiri. Pada
tulisan ini, saya akan membedakan antara ketindihan dengan sleep paralyzed. Ketindihan saya gunakan ketika merujuk fenomena
yang dipengaruhi oleh unsur gaib sedangkan sleep
paralyzed saya gunakan untuk merujuk pada fenomena yang sama ditinjau dari
aspek ilmiah. *orang barat mah jarang yang percaya supranatural.
Definisi sederhana ketindihan dan Sleep paralyzed
Ketindihan
Pertama kali saya bercerita
tentang apa yang saya alami tersebut pada orang tua saya, untuk pertama kali
itu pula saya mengenal istilah ketindihan. Orang jawa percaya bahwa seseorang
yang ketindihan karena adanya gangguan dari makhluk gaib seperti jin. Jadi,
ketika tidur ada jin yang menindih atau menduduki tubuh kita sehingga kita
tidak bisa bergerak maupun bersuara. Ketimuran sekali kan? Meninjau sesuatu
dari sisi supranatural.
Sleep paralyzed
Beda budaya maka beda arti.
Ketika orang jawa meninjau dari sisi supranatural maka orang barat lebih
menekankan aspek ilmiahnya. Singkat cerita, sleep
paralyzed terjadi karena ada gangguan pada fase tidur seseorang sehingga ia
tersadar ketika tidur (selengkapnya baca di: http://id.wikipedia.org/wiki/Kelumpuhan_tidur)
maksudnya seseorang memasuki fase setengah tidur dan setengah sadar sehingga pikirannya
hidup tetapi organ yang dimiliki tidak dapat digunakan.
Pengalaman ketindihan atau sleep paralyzed
Bagi saya, kedua definisi
tersebut bisa jadi benar. Saya sudah lupa kapan tepatnya pertama kali saya
mengalami ketindihan atau sleep paralyzed.
Mungkin ketika SMP atau bahkan ketika SD, yang jelas bukan ketika SMA. Kalau
dihitung-hitung, sudah belasan hingga puluhan kali saya mengalami sleep paralyzed (baca: puluhan kali di
sin masih kurang dari lima puluh kali). Semuanya beragam, mulai dari yang tidak
bisa menggerakkan badan sama sekali, tidak bisa bernafas, tidak bisa menoleh
saja, tidak bisa bersuara, melayang keluar tubuh, ataupun yang lainnya.
Yang paling baru adalah tadi
malam yakni ketika saya tiba-tiba terbangun dalam gelapnya kamar yang saya
matikan lampunya. Karena ini bukan pengalaman pertama saya mengalami hal
tersebut tentu saya tidak begitu takut—awalnya. Hingga akhirnya suasana gelap
dan sendirian bisa membuat nyali saya ciut. Saya tidak bisa bergerak, sungguh
tidak bisa bergerak. Saya paksakan pun tak bisa. Yang bisa saya lihat hanyalah
suasana gelap dan beberapa cahaya dari bukaan pintu yang tidak saya tutup
rapat. Saya pun masih mendengar siaran TV yang sedang ditonton ibu saya kali
itu. Namun, untuk memanggil beliau adalah kemustahilan. Suara saya tertahan. Beberapa
kali saya memaksa untuk bisa bergerak, tapi gagal. Namun entah mengapa pada
suatu ketika saya merasa kaki saya menyentuh lantai, dingin. Padahal raga saya
dan pandangan saya masih berada di atas kasur. Lambat laun saya kecapekan jadi
ya diam sejenak. Sesaat saya teringat kalau memang di kamar saya tersebut bukan
Cuma saya yang tinggal di sana. Di rumah ini pun bukan Cuma saya yang tinggal
di sini. Ada “mereka”. Mungkin mereka kesepian atau kangen ya sudah akhirnya
saya berikan “kado” untuk mereka. Tak berselang lama setelah saya memberikan “kado”
tersebut, saya mendapatkan kembali kontrol terhadap tubuh saya. Buru-buru saya
ke kamar kecil, hehe.
Mungkin ada rekan-rekan yang
menganggap saya bermimpi. Namun, sayangnya tidak demikian. Ketika saya
bermimpi, saya tidak akan bisa melihat kamar saya sendiri dalam keadaan gelap
dan mendengar suara televisi yang sedang ditonton. Apa yang saya alami tadi
malam tidak lebih dari sekitar 30 menit saja. Ketika saya mendapatkan kontrol
akan tubuh saya, ibu saya baru saja beranjak ke tempat tidur. Pas sekali dengan
suara TV yang hilang karena dimatikan. Lantas? Apakah saya bermimpi? Saya rasa
tidak karena bukan hanya kali ini saya melalui fenomena yang seperti ini.
Bahaya ketindihan atau Sleep paralyzed
Saya tidak tahu dengan pasti apa bahaya
dari fenomena tersebut. Toh, sampai sekarang saya masih hidup dan tidak
kenapa-kenapa. Mungkin, bahaya terbesar dari fenomena adalah ini adalah
ketakutan yang berlebihan hingga menyebabkan insomnia. Karena takut ketindihan
hingga tidak tidur ujung-ujungnya malah sakit dan tidur selama-lamanya. Ngeri
kan?
Apa yang harus dilakukan ketika ketindihan atau sleep paralyzed?
Ketika mengalami ketindihan atau sleep paralyzed ada beberapa hal yang
bisa dilakukan untuk terbebas dari fenomena tersebut yakni dengan:
· Mengatur nafas, membuat diri senyaman mungkin.
Seringkali, ketika saya mengalami
ketindihan tau sleep paralyzed cara
paling ampuh untuk keluar adalah dengan membuat diri senyaman mungkin. Hal ini
bertujuan untuk memasukkan diri ke fase tidur. Jadi, jatuhnya adalah rekan-rekan
akan tertidur, mungkin akan dilanjutkan dengan bermimpi. Sederhana kan? Namun
praktiknya tidak sesederhana itu. Kunci untuk mengatur nafas dan menyamankan
diri adalah ketenangan. Tetaplah tenang dan semua akan baik-baik saja.
· Berdoa
Bagi yang merasa fenomena ini
dipengaruhi oleh hal-hal yang berbau gaib maka berdoa adalah salah satu cara
yang pas. Seperti yang saya lakukan tadi malam, berdoalah sesuai keyakinan
rekan-rekan karena sesungguhnya yang membuat doa rekan-rekan berharga dan
terjadi adalah keyakinan rekan-rekan sendiri.
· Mencoba berontak
Nah, ini adalah salah satu cara
lain yang bisa dicoba. Suatu ketika saya pernah mengalami ketindihan atau sleep paralyzed di kamar tengah rumah saya,
tempat “si mbak cantik” berada. Nah, di tembok terdapat Al-Quran yang memang selalu diletakkan di sana. Ketika mengalami ketindihan
atau sleep paralyzed saya berontak
dan berusaha untuk menyentuh Al-Quran
tersebut dan hasilnya ketika saya berhasil menyentuh Al-Quran tersebut maka saya terbebas dari apa yang saya alami waktu
itu.
· Masuk ke tingkat selanjutnya
Tingkat selanjutnya yang saya
maksud adalah astral project atau yang sering dikenal dengan meraga sukma.
Kedengaran sakti ya? Saya sendiri belum pernah benar-benar mengalaminya, hanya
sebatas melayang keluar dari tubuh untuk beberapa saat hingga akhirnya kembali
dan terbangun. Inti dari tips ini adalah memfokuskan diri untuk mengeluarkan
tubuh halus dari tubuh kasar agar bisa berkelana ke tempat manapun. Mau coba? Pembahasan
tentang astral project tidak akan saya berikan di sini.
Cara agar ketindihan atau sleep paralyzed?
Mungkin ini sub bagian yang agak nyeleneh. Namun, menurut saya perlu juga
untuk saya bagikan. Mungkin ada rekan-rekan yang ingin mencoba.
Sejauh ini, ada dua cara agar
mengalami ketindihan atau sleep paralyzed.
Paling tidak itulah yang saya baca dan saya ketahui.
Cara pertama adalah dengan tidur
dengan posisi senyaman mungkin dan tetap menjaga kesadaran dengan cara mengatur
nafas agar teratur.
Cara kedua berlainan dengan cara
pertama, saya cenderung lebih ngena di cara yang kedua ini yakni
dengan mengatur agar posisi tidur tidak terlalu nyaman. Tujuannya? Agar kita
tidak benar-benar masuk ke fase tidur. Salah satu cara yang menurut saya
efektif adalah dengan tidur terlentang dengan kedua tangan lurus dan agak
ditindihkan pada badan sehingga ada sedikit ganjalan.
Silahkan rekan-rekan coba kedua
cara tersebut atau cari cara lain. Tidak ada salahnya mencoba kan? :)
Sekian tulisan saya tentang
ketindihan atau sleep paralyzed.
Semoga bermanfaat dan selamat mencoba. :)
Salam BangSatya,
Buruk.Baik.Menginspirasi
kalau tidur sore, biasanya ketindihan :|
ReplyDeletecerita lengkap doong :D
Delete