Skip to main content

Seven Habits Experience - Pengalaman Seputar Seven Habits

Seven habits

Seven Habits Experience


Beberapa waktu yang lalu saya mendapatkan tugas untuk membuat narasi tentang penerapan seven habits yang telah dilatihkan ketika saya menjalani matrikulasi di ITB. Sekedar pembuka saja bagi yang belum tau mengenai seven habits, seven berarti tujuh dan habits berarti kebiasaan sehingga apabila dirangkai akan mengasilkan arti tujuh kebiasaan, simple bukan? :D

Stephen Covey (alm) merupakan orang yang mengenalkan seven habits melalui buku-bukunya. Seven habits yang saya terima ketika pelatihan tersebut adalah Seven habits of Highly Effective College Student karena kini saya telah menjadi mahasiswa. Seven habits merupakan habit yang dapat menuntun kita menuju kesuksesan, untuk menjawab rasa penasaran anda mengenai habits apa saja yang termasuk seven habits, berikut adalah daftar habit yang termasuk seven habits:
1. Be proactive
2. Begin with the end in mind
3. Put first think first
4. Seek first to understand and then be understood
5. Think win-win
6. Synergize
7. Sharpen the saw

Habit pertama adalah jadilah proaktif. Ya, menjadi proaktif berarti kita bertanggung jawab dengan apa yang kita pilih. Kita tidak hanya menanggapi rangsangan, tetapi mengolah dan menimbang respon mana yang harus kita berikan sebagai balasan dari rangsangan yang masuk. Proaktif ini berbeda dengan reaktif. Reaktif merupakan keadaan dimana kita menanggapi rangsang tanpa mengolah rangsang tersebut terlebih dahulu. Sebagai contoh, ada seorang anak perempuan sedang berjalan di jalan yang sepi dan ternyata ada seorang laki-laki yang berjalan ke arah yang sama dibelakangnya. Tiba-tiba lelaki tersebut menepuk pundak si perempuan. Di sini, seorang yang reaktif akan langsung memberikan respon semisal memukul laki-laki tersebut karena mencurigakan. Beda halnya dengan seorang yang proaktif, ia akan memikirkan sejenak apa yang harus ia lakukan. Selama beberapa waktu saya mengamalkan amalan ini, hehe, rasanya saya menjadi lebih berani untuk melakukan sesuatu. Saya lebih berhati-hati dalam menanggapi rangsangan yang masuk. Pada awal OSKM saya mendapatkan teman baru di kelompok 105. Ada seorang anak yang tingkahnya seperti hyperaktif dan serasa menanggu sehingga saya kruang suka terhadap anak tersebut. Namun, saya berfikir lagi, “toh, saya baru kenal, masak iya udah langsung men-judge dia menggangu” makanya saya diamkan sejenak. Benar saja, ternyata dugaan saya salah, dia tak mengganggu , tapi malah se-visi dengan saya. Be proactive, not reactive.

Habit kedua adalah mulailah dengan tujuan akhir. Jadi begini, pada habit kedua kita diajak untuk menetapkan kemana kia akan melangkah sehingga setiap langkah yang kita buat akan mendekatkan kita pada tujuan kita. Setiap langkah yang tercipta akan lebih terarah, ia tak hanya membuat jejak yang tak jelas, tetapi ia teratur dan dengan pasti mendekat pada tujuan akhir yang dinanti. Sebagai contoh, saya mempunyai target untuk menjadi seorang penulis hebat sehingga semenjak saat itu saya lebih rajin menulis lagi, alhamdulillah, dalam beberapa waktu naskah buku saya rampung dan telah saya kirim ke penerbit untuk dinilai, semoga lolos, amin. Apa yang saya lakukan ini tentulah mendekatkan saya pada target yang saya tetapkan sebelumnya, bagaimana saya bisa menjadi penulis hebat bila tak pernah menulis?

Selanjutnya adalah habit ketiga yaitu dahulukan yang utama. Habit ini tentu sangat kita sadari akan kontribusinya dalam sebuah kesuksesan. Dengan mengerti mana yang harus didahulukan, setiap pekerjaan kita akan tuntas, ya paling tidak bila ada yang tidak tuntas itu adalah pekerjaan yang tidak terlampau berarti ketimbang pekerjaan utama. Bila kita telah bisa mengatur mana yang harus dikerjakan dahulu, mana yang dikerjakan nanti, mana yang boleh, dan mana yang tidak boleh, tentu kita tidak akan dihantui oleh deadline tugas. Sebagai contoh, ketika menulis naskah buku ketiga saya, jujur saya merasa capek dan saya ingin tidur tapi menurut saya toh tidur 8 jam dan 3 jam waktu itu rasanya juga sama, memejamkan mata kemudian membukanya kembali dan terbangunlah saya di hari berikutnya. Sehingga, saya memutuskan untuk melanjutkan menulis naskah buku ketiga saya, alhamdulillah keputusan saya tersebut tidak salah, terbukti dari naskah saya yang sudah rampung.

Habit keempat merupakan megertilah dahulu baru dimengerti. Jujur, habit ini sangat bermanfaat bagi saya. Sebelumnya saya adalah seorang yang sangan idealis, apa-apa harus sesuai. Saya merasa harus dimengerti tanpa saya harus mengucapkan apa yang saya ingin mereka untuk mengerti. Namun, setelah mendapatkan habit ini saya sadar bahwa memang saya kurang mencoba untuk mengerti orang lain, saya terlalu fokus melihat dari sisi saya sendiri tanpa mencoba menempatkan diri pada posisi orang lain. Akhirnya, sekarang saya lebih bisa mengerti apa yang sekiranya orang lain rasakan atau inginkan.

Habit kelima sangat berkaitan dengan habit keempat.Habit kelima adalah berpikir menang-menang. Sebelum ini, saya adalah orang yang ingin menang sendiri, sangat ingin menang sendiri dan selalu ingin menang. Saya sangat menyukai persaingan dimana pasti ada yang menang dan ada yang kalah. Namun, saya tersadar bagaimana pandangan saya ini kruang benar. Bila saya bersaing, ada yang menang dan ada yang kalah. Bila saya menjadi yang menang, memang enak rasanya, tapi bila saya menjadi yang kalah, tentu tidak mengenakkan rasanya, begitu pula sebaliknya bagi lawan saya. Padahal ada cara yang lebih baik untuk mencapai sesuatu, yaitu dengan bekerja sama atau menang-menang. Ya, saya untung dan andapun untung.Habit ini sangat bermanfaat ketika saya habus membuat keputusan yang berkaitan dengan kepentingan orang banyak, bukan hanya saya , tetapi juga orang lain. Dengan habit ini, keputusan yang dihasilkan akan lebih bisa diterima karena memang tidak ada pihak yang dirugikan. Alhamdulillah.

Ketika berjalan berasama, ada kalanya rekan kita memiliki kecepatan yang tak sama dengan kita. Habit keenam amat berkaitan dengan peristiwa ini, sinergi. Sinergi merupakan keadaan dimana kita selaras dengan sesuatu atau orang lain. Apabila kita sudah bersinergi, tentu kita tak akan meninggalkan rekan kita yang tidak secepat ktia dalam berjalan, tetapi mengimbangi kecepatannya agar kita dapat berjalan bersama, mendekati tujuan akhir bersama, dan meraih tujuan akhir bersama. Itulah sinergi, sebuah kesatuan dan keselarasan antara diri kita dengan sesuatu yang berada di luar diri kita. Contoh pengalaman Habit ini adalah ketika OSKM hari terakhir dan kelompok saya harus berjalan dari SABUGA ke lapangan seni rupa. Ada salah satu teman perempuan saya yang merasa kurang enak badan dan serasa tidak kuat lagi, tetapi saya mencoba untuk mengimbangi kecepatannya dan memberikan semangat agar dia mampu mencapai lapangan. Alhamdulillah, kami tiba bersama.


Habit
ketujuh tidak kalah penting dengan habit sebelumnya. Habit ini merupakan langkah akhir yang dilakukan terus menerus. Habit inipula yang menjadikan anda semakin mahir dalam menggunakan habit yang lain. Habit ketuju ini adalah asah gergaji. Ya, asah gergai atau bhahasa sederhananya adalah amalkan. Dengan mengamalkan semua habit yang telah di dapat, insyaallah setiap habit-nya akan menjadi semakin tajam.
Demikianlah secuil kisah saya mengenai seven habits, semoga bermanfaat.

Salam

Aryya Dwisatya W

 

 

Comments

Popular posts from this blog

Wirid Sesudah Sholat

Assalamualaikum, Pada kesempatan kali ini, saya akan berbagi tentang beberapa dzikir sesudah sholat yang saya amalkan beserta beberapa penjelasan pun sekaligus pengharapan yang ada di dalamnya. Basmalah (33x) Dalam memulai setiap pekerjaan, hendaknya kita memulainya dengan membaca basmalah supaya pekerjaan tersebut dinilai sebagai ibadah. Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin berkata: “Tafsirnya adalah: Sesungguhnya seorang insan meminta tolong dengan perantara semua Nama Allah. Kami katakan: yang dimaksud adalah setiap nama yang Allah punya. Kami menyimpulkan hal itu dari ungkapan isim (nama) yang berbentuk mufrad (tunggal) dan mudhaf (disandarkan) maka bermakna umum. Seorang yang membaca basmalah bertawassul kepada Allah ta’ala dengan menyebutkan sifat rahmah. Karena sifat rahmah akan membantu insan untuk melakukan amalnya. Dan orang yang membaca basmalah ingin meminta tolong dengan perantara nama-nama Allah untuk memudahkan amal-amalnya.” ( Shifatush Shalah , ha

6 Tips Aman Berbelanja Online di Luar Negeri

Di era globalisasi dan teknologi seperti sekarang, berbelanja bukanlah sesuatu yang susah betapa tidak, hanya perlu meluangkan waktu beberapa saat saja di rumah, barang yang kita inginkan pun bisa kita dapatkan dengan cepat. Kali ini saya akan berbagi tips aman berbelanja online di luar negeri. Alat pembayaran Umumnya, ada dua alat pembayaran yang diterima oleh seller yakni paypal dan kartu kredit. Sebagian dari kita tentu agak kesusahan bila harus membayar dengan kartu kredit karena tidak semua orang berkesempatan memiliki kartu tersebut terlebih ada umur minimal untuk memilikinya. Namun, masalah tersebut dapat diatasi dengan dua cara yakni membeli virtual credit card atau menggunakan paypal. Virtual credit card memungkinkan rekan-rekan untuk memiliki kartu virtual dengan saldo yang rekan-rekan butuhkan, biasanya sih cocok untuk yang sekali transaksi. Sedangkan, paypal pun memberikan kemudahan karena banyak jasa penjualan balance atau saldo paypal sehingga rekan-

Mengenal Bener dan Pener

Pendahuluan Beberapa waktu yang lalu ramai jadi perbincangan tentang pernyataan agama yang tidak mewajibkan warung-warung untuk tutup ketika bulan Ramadhan. Banyak pro dan kontra yang terjadi di masyarakat. Namun lagi-lagi, pernyataan apapun bisa diinterpretasikan berbeda dengan sesuai dengan apa yang kita inginkan. Screenshot Twit Mencoba Berpikir Namun kawan, apakah yang disampaikan oleh Pak Lukman tersebut salah? Saya pribadi menilai bahwa yang disampaikan oleh beliau tidak salah sama sekali. Pun, sebelum ini, sebelum pernyataan tersebut keluar kita santai-santai saja ketika ada warung buka ketika bulan Ramadhan, dengan catatan. Dengan catatan di sini berarti sang pengelola warung mengerti antara bener dan pener seperti yang dimengerti oleh orang jawa. Bener lan Pener Orang Jawa memahami bukan hanya tentang bener melainkan juga pener. Bener dapat diartikan betul, tidak salah sedangkan pener dapat diartikan sesuai atau tepat. Bila digambarkan dalam skema pe