Skip to main content

Posts

Ketika Aku Marah

Ketika aku marah Aku benar-beanr dalam kebingungan yang nyata Tak pernah terpikirkan bagaimana aku harus berlaga Karena orang tuaku tak pernah mengajariku Ketika aku marah Tak ada satu pun kata yang terucap Tak ada satu kalimat pun yang bisa terangkai Ketika aku marah Pandangan yang biasanya menghujanimu Seakan kuhalau sendiri dan ku singkirkan Mata yang biasa ku arahkan Kini ku tundukkan ataupun kualihkan Ketika aku marah Tak peduli seberapapun usahamu Takkan membuatku berubah Hanya aku dan amarahku sendiri yang mampu mengubah semua Ketika aku marah Aku dan amarahku saling bersaing Aku yang menang atau dia Ketika aku marah Tak ada kata damai diantara kami berdua Ketika aku marah Hanya kalimat bahkan frasa singkat yang menjadi jawaban Pun untuk pertanyaan tak berujung Ketika aku marah Aku...

Pentingnya Sebuah Urutan

“Setiap urutan diikuti konsekuensi yang berbeda-beda meskipun terkadang urutan berbeda menghasilkan konsekuensi yang sama” – Aryya Dwisatya Widigdha Sejak lahir, manusia sudah terikat oleh sebuah urutan yang pasti. Lahir à hidup à mati. Namun, ternyata Tuhan masih menyayangi kita dengan memberikan hak untuk mengatur berbagai urutan yang lain. Coba bayangkan betapa kacaunya dunia ketika tak ada urutan yang menjadi kekuasaan Tuhan melainkan semua menjadi hak manusia untuk mengaturnya. Lahir à Mati à Hidup, manusia bisa kekal dengan urutan seperti itu karena memang tak ada state mati setelah hidup. Urutan dalam Pendewasaan Diri Dalam pendewasaan diri, ada berbagai macam variasi urutan yang mungkin terjadi. Kekanak-kanakan à dewasa à kekanak-kanakan, kekanak-kanakan à dewasa, dan lain-lain. Saya pastikan semua orang pernah mengalami masa kekanak-kanakan, yakni ketiak ia masih balita, anak-anak, maupun remaja. Namun, akhir dari urutan pendewasaan setiap orang tidak sela...

Kisah Lama

Kisah Lama   Masih sama seperti dulu Senyum yang terukir di wajahmu Tak pernah membuatku bosan Sore ini hujan turun Mengingatkan momen yang dulu kita lalui Engkau di sampingku, berjalan bersamaku Kita telusuri jalan yang belum pernah kita lalui Kita melangkah, terus melangkah Masih saja hujan turun, ia tak mau berhenti Masih saja bayangmu menghantui pikiranku Aku yang tak bisa berpaling Ataukah engkau yang terlalu berarti? Engkau masih cantik seperti dulu Engkau selalu bisa menarik perhatianku Hanya saja kau tak lagi di sampingku Tak lagi pula menemaniu Engkau dengannya, memulai kisah yang baru Namun bagiku semua sama Engkau tetap bagian cerita yang indah   Setelah sekian lama tak menulis puisi, akhirnya lahir satu puisi lagi.

Bertemu Kawan Lama (lagi)

Sebelum membaca tulisan ini, mohon untuk berkomitmen membacanya sampai selesai dan tidak men-judge di awal. Berawal dari sebuah mimpi yang saya alami beberapa waktu yang lalu (mungkin sekitaran sebulan) semua berawal. Kala itu saya bermimpi bertemu dengan “kawan lama” saya. Ya, “kawan lama” yang sudah lama tak saya jumpai maupun tak saya indahkan, tapi ternyata mimpi itu mempertemukan kembali. Jadi, ceritanya minggu kemarin salah seorang rekan saya yang botak pergi ke pedalaman Kalimantan untuk menjadi penerjemah di salah satu kegiatan. Kebetulan sekali, dia salah satu kawan yang saya beritahu mengenai mimpi saya beberapa waktu tersebut. Suatu malam dia mengirim pesan yang berisi kabar gembira bahwa dia bertemu dengan “kawan lama” saya. Alhasil, dia berkenalan dengan “kawan lama” saya dan membawanya ke Bandung. Lantas, bisakah kamu-kamu sekalian menebak “kawan lama” saya ini? Dialah yang saya kenal bahkan sebelum saya mengenal Naruto, One piece, maupun Bleach. Dialah y...

Meniadakan Lupa

“Barang siapa mengenal dirinya maka ia mengenal Tuhannya” Itulah kalimat pembuka ceramah oleh Pak Agus Syihabudin tadi malam di acara ITB Spiritual Camp. Memang benar, bukan untuk kali pertama saya mendengar pernyataan tersebut. Bukan hanya tadi malam. Justru sejak dahulu pun saya sudah tahu, tapi toh sampai sekarang saya masih belum benar-benar mengenal diri saya sendiri, masih ada saja hal yang belum saya gali. Mungkin demikian pula dengan rekan-rekan sekalian. Akhirnya saya pun sadar salah satu alasan mengapa saya belum bisa mengenal diri saya sendiri yakni karena satu sifat manusia, lupa. 3 Faktor Penyebab Lupa Bagaimana bisa kita mengenal diri sendiri ketika lupa masih terlalu lekat dengan diri kita? Baru saja kita mengenali sedikit diri kita lalu mencoba mengenal bagian lain dan yang terjadi adalah lupa pada bagian yang lebih awal. Lantas, bagaimana bisa kita bisa mengenal bila lupa masih menjadi raja? Adapun beberapa faktor penyebab lupa yakni Kes...

Menempatkan Sabar

“Seringkali saya tidak mendengarkan khotbah sholat Jumat karena tertidur ketika itu, tapi sekalinya mendengarkan khotbah Jumat kemarin, rasanya benar-benar tercerahkan.” Begitulah kesan saya pada sholat Jumat yang lalu. Sungguh saya sangat mengiyakan apa yang khotib utarakan pada waktu itu. Rasanya seperti menyegarkan otak dan hati kembali untuk melanjutkan hidup. Siang itu, setelah kenyang menikmati kelapa madu bersama rekan-rekan sebelum sholat Jumat, saya duduk di dalam masjid agak dekat dengan khotib. Jujur, awalnya saya mengira khotbah kali ini biasa saja karena topik yang diangkat begitu umum yakni sabar yang artinya menurut sang khotib adalah menahan diri. Tak ada perasaan tersentak   maupun kagum baik pada sang khotib maupun ucapan yang beliau utarakan. Hingga akhirnya, muncullah sebuah kalimat yang membuat saya berpikir hingga saat ini. “Seharusnya, kita bersabar bukan hanya ketika menerima hasil. Justru, bersabar harus dilakukan ketika menjalani suatu p...

Gado-Gado Dua Minggu

“Blog yang jarang diupdate mengindikasikan dua hal: blogger yang sangat sibuk hal lain padahal ada berbagai inspirasi yang harus dituangkan atau blogger yang sudah kehilangan semangat menulis.” Alhamdulillah, saya pribadi masih tergolong kategori pertama yang sibuk akan hal lainnya. Jujur beberapa waktu belakang ada banyak hal yang ingin saya tuliskan di blog ini mulai dari dapat kerjaan baru, dapat makanan gratis hampir tiap hari hingga mencerdaskan diri tentang bahaya merokok. Semua itu akan saya tuangkan dalam tulisan saya kali ini. 1.       Pekerjaan Baru Selain mengejar akademik, kini saya pun mengejar skill dan penghasilan untuk menunjang kehidupan saya di Bandung. Sebenarnya, uang yang dikirimkan orang tua saya bisa dibilang mencukupi, tapi bukankah uang yang terbaik adalah hasil dari kerja sendiri? J Selain itu, keinginan menjadi Kepala Divisi CyberCrime POLRI menuntun saya untuk belajar jaringan. Alhamdulillah saya mendapatkan amanah un...