Skip to main content

Cerita Proses Membeli Rumah di Belanda (2025)

 Selama tahun 2025 ini, ada tiga hal yang sangat patut aku syukuri karena Allah telah berikan: melaksanakan ibadah haji (bisa dibaca di sini), mendapatkan pekerjaan baru, dan membeli rumah di Belanda.

Sebagai gambaran, di Belanda saat ini sedang terjadi housing crissi yang artinya banyak orang kesusahan untuk mendapatkan rumah untuk disewa ataupun harga yang sudah sangat mahal. Banyak cerita dari kawan-kawan di kantor yang baru bisa menemukan tempat tinggal e.g apartment untuk disewa setelah 1-2 bulan. Padahal, memiliki alamat tetap adalah keharusan untuk bisa mengurus berbagai hal lain di Belanda seperti BSN, bank, asuransi kesehatan, dan lain sebagainya.

Sebenarnya kami sangat beruntung karena saat 2023 lalu, bisa mendapatkan rumah untuk ditinggali dalam 3 minggu pencarian saja. Namun, ada satu hal lagi yang perlu kamu tahu, pajak property kedua di Belanda juga sedang naik sehingga mendorong pemilik rumah untuk menjual rumah investasi mereka. Salah satunya yang terjadi pada landlordku. 

Kami mendapat kabar dari landlord bahwa ada indikasi dia akan menjual rumah yang kami tempati setelah kontrak selesai, yang mana berakhir pada November 2025. Awalnya, kami berencana untuk kembali menyewa rumah lagi, tapi setelah beebrap waktu mencari, tidak ada yang cocok: area terlalu jauh atau terlalu mahal. Susah untuk mendapatkan rumah 2 kamar tidur di harga kurang dari 2100 EURO. Alhasil, kami mencoba alternatif lain, membeli rumah.

Proses Membeli Rumah di Belanda

Dalam proses pembelian rumah ini, paling tidak ada dua orang yang membantu yakni makelar properti dan penasehat keuangan. 

Inisiasi dengan Makelar Properti

8 September 2025 aku mulai mengontak makelar khusus untuk pembelian rumah atas rekomendasi rekan satu kantor. Sebelumnya, dia sudah mulai mencari rumah dan melakukan beberapa viewing hinga akhirnya deal dan mendapatkan rumah yang diinginkan. Di Belanda, sangat umum untuk apa-apa ada makelar, bukan dalam konotasi negatif. Justru, seperti hampir tidak mungkin untuk membeli rumah tanpa makelar karena bahkan di beberapa iklan rumah ada pernyataan yang bilang jika berminat maka datanglah dengan makelarmu. Dengan menggunakan makelar, seperti ada kesan keseriusan untuk membeli, bukan hanya bertanya-tanya penasaran.

Setelah kontak pertama pada 8 September tersebut, kami melakukan video call untuk mendapatkan penjelelasan lebih lanjut apa yang diperlukan untuk membeli rumah, apa saja yang dibantu oleh makelar, dan juga biaya yang timbul dari layanan tersebut. Ada down-payment yang harus dibayar tapi jumlahnya juga masih wajar karena pembayaran penuh dilakukan saat pembelian rumah sudah selesai.

Pencarian Rumah dan Viewing

Seperti yang banyak teman ketahui, umumnya untuk menyewa (apalagi membeli) ada proses viewing yang harus dilakukan untuk mengetahui cocok tidaknya rumah tersebut dengan yang ditampilkan di iklan. Selain melalui funda.nl, kami juga mendapatkan akses ke move.nl yang lebih komplit dan up to date karena ada notifikasi yang bisa masuk setiap kali ada listing baru.

Kami melakukan viewing pertama pada 25 September, lokasi dengan tempat tinggal kami yang sekarang. Di iklan, tempatnya seperti ok saja, tapi setelah datang, baru terasa kalau tempatnya tidak terawat karena sudah lama tidak ditinggali.

Setelah selesai dengan viewing pertama, selang satu jam kami melakukan viewing kedua di area yang sama. Kali ini, situasi rumah lebih oke dan aku cukup tertarik karena dekat dengan tempat tinggal sekarang. Namun, pada akhirnya, kami tidak melanjutkan proses pembelian dengan satu pertimbangan: kamar utama ada di basement yang sebanarnya adalah gudang yang sudah disulap. Risiko kalau ada banjir.



Selang beberapa hari, kami melakukan viewing selanjutnya, pada 30 September 2025, yakni ke rumah yang ternyata pada akhirnya kami pilih dan beli. Awalnya, kami tidak 100% yakin dan masih melanjutkan proses pencarian dan melakukan 4-5 kali viewing. Namun, setelah menimbang beberapa faktor:
  1. Akses ke stasiun
  2. Lingkungan
    1. Polusi suara
    2. Polusi udara
  3. Kemungkinan antar jemput anak naik sepeda
Akhirnya, kami memutuskan untuk melanjutkan proses pembelian yang ternyata....lumayan panjang.

Proses Penawaran (Bidding) & Mortgage

16 Oktober 2025, kami mulai melakukan diskusi berapa harga penawaran yang akan kami kirimkan kepada agen penjual (yang lalu diteruskan ke penjual). Dari agen kami, dia menyarankan untuk menurunkan harga tawar dari harga permintaan awal karena memungkinkan ada negosiasi di prosesnya nanti. Akhirnya, kami sepakat untuk menawar dengan 10% di bawah harga permintaan awal.

17 Oktober 2025, agen dari penjual memberikan tanggapan. Sayangnya, penawaran awal kami ditolak, tapi ada counter-offer dari penjual yakni harga boleh turun 2% dan furnitur yang ada boleh dimiliki sekalian setelah rumah dibeli. Tidak berselang lama, kami pun memberikan counter-offer dengan angka 6% di bawah harga permintaan awal. Proses negosiasi cukup cepat tanggap dan akhirnya, kami sepakat di angka tertentu dengan beberapa catatan tentang barang-barang apa yang bisa kami dapatkan dan apa yang akan penjual ambil seperti TV.

Di hari yang sama, setelah mendapatkan informasi bahwa penawaran diterima, aku langsung menghubungi financial advisor supaya bisa memulai proses pengambilan mortgage. So far, beberapa dokumen yang diperlukan dalam proses ini antara lain:
  1. Passport
  2. Employer statement
  3. Payslip
  4. Resident Permit
  5. Bank Statement
Jika ada dokumen lain yang diperlukan, financial advisor akan memberi info agar kami bisa melengkapi. Alhamdulillah, untuk proses apply mortgage ataupun semua hal yang berhubungan dengan bank, selalu dibantu oleh financial advisor sehingga kami  bisa fokus ke hal-hal lain yang ternyata walaupun sudah dibantu, masih sering pusing karena banyak.

Selama periode sejak pengurusan mortgage, ada beberapa hal lain yang harus kami urus:
  1. Notaris
  2. Valuation report
Kedua hal tersebut sebenarnya dibantu oleh agent property dari sisi kami seperti pembuatan appointment dan lain sebagainya. Di sisi kami, kami perlu mengurus terkait pembayaran maupun pengisian form yang diperlukan. Form yang diperlukan pun cukup umum seperti data diri, ID, data bank, dan hal-hal lain terkait dengan pembelian properti di Belanda. 

Yang cukup membuat agak deg-deg-an adalah valuation report yang akan berdampak pada mortgage. Jadi, jika rumah yang ingin kita beli seharga X sedangkan valuation report yang menunjukkan harga tafsiran rumah tersebut adalah Y dengan Y < X maka kami harus membayar selisihnya dari kantong kami sendiri. Bayangkan kalau selisihnya sampai 10K Euro, pusing kan? Alhamdulillah, valuation report yang kami terima menunjukkan bahwa kami bisa mengambil mortgage sejumlah harga rumah, jadi tidak perlu nombok dari dompet sendiri.

24 November 2025 kami mendapatkan kabar bahwa mortgage kami diterima, formal sudah dapat surat dari bank. Alhamdulillah. Dengan dimikian, kami bisa lanjut ke tahapan yang sangat penting dan dinantikan: Transfer Date.

Serah Terima Rumah - Transfer Date

Hari yang sangat kam tunggu adalah serah terima yakni prosesi formal di kantor notaris yang mana pihak penjual menyerahkan kunci rumah setelah kami semua beserta notaris menandatangani dokumen serah terima.

Namun, satu hari sebelum itu, ada proses yang namanya final inspection yakni memastikan rumah yang akan diserahterimakan sudah sesuai dengan kesepakatan. Kami melakukan final inspection pada 11 Desember 2025 dan saat itulah kami bertemu dengan penjual untuk pertama kali. Di akhir proses, kami mendapat buket bunga dari agen kami, salah satu budaya di Belanda, memberi bunga untuk even tertentu.


Pada 12 Desember 2025, sah, kami mendapatkan kunci rumah dan menjadi pemilik rumah yang menjadi jawaban dari doa kami selama ini. Alhamdulillah.

Mengapa Membeli Rumah di Belanda

Selain karena alasan bahwa apartment yang kami sewa sudah diujung masa kontrak, ada beberapa alasan lain mengapa kami memutuskan untuk membeli rumah di Belanda:
  1. Bunga rendah
    Di Belanda, bunga mortgage terhitung rendah. Di kami, untuk 10 tahun pertama, bunga yang harus kami bayar adalah sekitar 3.5x%. Selain itupun, jika mengambil fixed rate untuk periode yang lebih panjang, bunganya juga masih masuk akal, tidak sampai 10%.

  2. Keringanan Pajak
    Ada keringanan pajak serah terima jika membeli rumah pertama sebelum umur 35 tahun. Jumlahnya pun lumayan yakni 2%. Jika harga rumah 300K Euro, artinya sudah menghemat 6000 Euro. Lumayan kan?
  3. Biaya mortgage dan Biaya sewa apartment mirip
  4. Kami merasa selama dua tahun ini, Belanda sudah bisa kami sebut sebagai rumah yang nyaman. Salah satu pendukung perasaan tersebut adalah banyaknya komunitas orang-orang Indonesia yang backgroundnya mirip entar sama-sama dari Jawa Timur, sama-sama dari ITB, dan lain sebagainya. Jadinya, tidak terlalu terasa asing apalagi toko asia yang menjual bumbu-bumbu asli Indonesia juga hanya 15 menit dari rumah.
Akhir kata, kami sangat bersyukur karena Allah memberikan kelancaran dalam proses pembelian rumah ini yang menurut kami sangat cepat dan lancar. Ada cerita dari kawan bahwa perlu 6-9 bulan sampai bisa mendapatkan rumah idaman. Semoga, Allah memberkahi kita semua dan tentu, rumah baru kami.

Semoga tulisan ini bermanfaat.

Salam
Aryya

Comments

Popular posts from this blog

Pengalaman Berangkat Haji Tanpa Antri dari Belanda (2025)

Alhamdulillah.Pertama-tama, aku ingin mengucapkan syukur pada Allah yang sudah memberikan izin dan kuasa sehingga aku dan Nova untuk berhaji pada tahun 2025 ini dengan proses yang baik, lancar, dan nyaman. Di tulisan ini, aku coba untuk berbagi detil bagaimana kami bisa berangkat haji dari Belanda dengan periode waktu yang singkat, kurang dari 2 tahun sejak tinggal di Belanda. Suasana setelah Tawaf Ifadah dan Sholat Sunnah Keinginan Berhaji Pada tahun 2021 lalu, kami sudah melakukan pendaftaran haji reguler di Indonesia, aku pernah tuliskan prosesnya di  https://blog.aryya.id/2021/03/melaksanakan-rencana-yang-tertunda.html . Sayangnya, waktu tunggu untuk haji reguler kami adalah sekitar 30 tahun. Bagi kami, waktu 30 tahun bukanlah waktu yang singkat. Belum tentu tenaga yang kami punya di usia saat itu akan optimal untuk beribadah di tempat yang nan jauh di sana terlebih dengan cuaca yang sangat panas. Beberapa waktu setelahnya, kami melihat salah satu teman kami dan istrinya berang...

Hari pertama : Salam kenal dari BangSat

Salam kenal, Ca-Kawan :D Setelah sekian lama nge-blog karena keinginan sendiri tanpa keterikatan dan tuntutan maka sekarang saya sedang mencoba menaklukkan tantangan Bang Claude yakni “ Tantangan Ngeblog 30 Hari ”. Maklum, orang bergolongan darah B kan suka tantangan :p. Kalau biasanya saya bisa ngeblog sesuka hati, maka sekarang saya harus ngeblog dengan beberapa kriteria yang mungkin tidak asing, tapi tak begitu mudah dilakukan. Konsisten dan On Demand . Inilah poin penting yang menurut saya menjadi dasar diadakannya chalange ini. Oke, nama saya Aryya Dwisatya Widigdha. Saya biasa dipanggil Yayak, Aryya, Dwi, Satya, Widi, atau bahkan BangSat. Tiap nama panggilan punya sejarah masing semisal Yayak adalah nama panggilan dari orang-orang yang paling pertama mengenal saya seperti orang tua, saudara, teman sejak TK/SD. Aryya, panggilan dari rekan-rekan SMP dan SMA. Dwi, Satya, dan Widi merupakan panggilan yang kerap kali dilayangkan oleh kawan-kawan blogger, pecinta IT, dan ...

Setahun Bekerja dan Tinggal di Belanda

Sekarang sudah Desember 2024, artinya, sudah tepat 12 bulan sejak pertama kali aku mulai bekerja di Swisscom DevOps Center Rotterdam. Sebenarnya, sudah ingin menulis sejak enam bulan lalu, tapi kuurungkan sambil menunggu tepat satu tahun, selesai performance review untuk tahun 2024, dan menyelesaikan keseluruhan siklus musim di negara empat musim ini: winter, spring, summer, autumn. Balik lagi ke perihal pekerjaan ini, pekerjaan yang sebenarnya tidak aku bayangkan akan aku jalani jika ada yang bertanya, "Mau kerja di Belanda?", di sekitaran Mei 2023. Sebab, pada saat itu memang tidak ada rencana sama sekali. Aku, dan keluarga, sudah merasa nyaman bisa hidup di Lumajang dengan remote   working perusahaan Singapura. Bisa dekat dengan keluarga, dapat gaji di atas rata-rata, beban kerja tidak gila-gilaan, biaya hidup terjangkau, mau apa lagi? Tapi, toh, nyatanya aku di sini, berarti memang ada hal lain yang aku kejar.  Mendapatkan Pekerjaan di Belanda Sebenarnya, tidak ada alasan...