Untuk kawanku, Beberapa waktu yang lalu, sekitar seminggu atau dua minggu yang lalu, ada seorang kawan yang menghubungiku. Dengan suara terisak ia berbicara kepadaku melalui handphone bercerita mengenai apa yang dialami dan dirasakannya. Ia berbagi ksiah hidupnya. Kawan, bagiku merekalah yang tak kalah berharganya dengan keluargaku. Mereka yang bisa jadi lebih mengetahui diriku ketimbang orang tuaku. Mereka yang bisa menaik turunkan perasaanku selain pasanganku. Mereka yang bisa membuatku sedih dalam senang maupun senang dalam sedih. Pun meninggikan kesenanganku. Aku memang sangat dekat dengan kawanku yang satu ini. Entah mengapa, aku punya cara sendiri untuk mendekatkan diri dengan roang lain bahkan menjadikannya sahabat. Menghina. Itulah yang kulakukan. Meskipun terkesan menyakitkan, tapi yakinlah akan ada masa dimana engkau rindu hinaanku seperti yang engkau bilang beberapa waktu lalu. Jujur, ketika menghina aku tak sekedar ingin menyakiti hatimu melainkan menyadark
Walaupun tak semua hal, tapi ada yang perlu dituliskan