Skip to main content

Posts

Tentang Pantai

 Entah kenapa, pantai atau laut bisa sangat menarik untuk saya. Entah itu suasananya, gemuruh ombaknya, aromanya, atau bahkan keberadaannya sendiri. Bagi saya, tak peduli darimana asalnya, pada akhirnya, semua air akan kembali lagi bermuara ke pantai. Pun, buat saya, perasaan akan bermuara pada ia yang dituju dengan atau tanpa disadari. ..... Salah satu hal yang sangat saya rindukan saat di Bandung adalah..pantai. Bandung mungkin memang menawarkan banyak hal: hutan, kebun indah, air terjun, danau, dan lain sebagainya, tapi tetap saja ada yang terasa kurang, pantai. .... Kalau dipikir-pikir, sebenarnya aneh juga kalau saya merasa cukup punya keterikatan dengan pantai, toh, tidak ada kenangan dengan di pantai. Namun, justru mungkin itu juga yang membuat pantai spesial, saya punya tempat untuk sendiri, saya punya tempat untuk hanya sebatas duduk atau berdiri memandangi ombak yang kadang-kadang mendekati kaki saya setelah terdorong angin. .... Oh iya, pantai yang saya sambangi tadi pag...

Kapan Harus Take Profit Dari Saham?

 Ketika sudah untung minimal 20%! Mungkin ada yang berpikiran demikian, tapi kalau buat saya sih enggak perlu setinggi itu. Dalam pikiran saya, saham ini instrumen investasi yang harus lebih baik dari reksadana pasar uang syariah. Jadi katakanlah di reksadana pasar uang syariah keuntungan tahunan yang bisa saya dapat adalah 6% maka setiap bulan keuntungannya adalah 0.5% yang mana ini adalah batas bawah saya untuk take profit. Idenya gini, kalau misal kita invest di saham tapi ternyata return bulanannya dalam satu bulan kurang dari return yang didapatkan dari reksadana, ya untuk apa? Jadi harus diatas itu. Nah, persoalannya di atasnya ini seberapa tinggi? 3%, 5%, atau bahkan 20%? Balik lagi, buat saya sih angka 3-5% sudah untung, karena jauh lebih dari reksadana, apalagi jangka waktunya kurang lebih satu bulan. Deposito aja 3-5% itu untuk satu tahun kan?  Hal ini juga yang menjadi rem untuk tidak greedy  dengan pikiran sendiri ah, tunggu dulu, ntar pasti naik.   ...

Masih Tetap Ngoprek (?)

 Kalau dibilang, pekerjaan saya yang sekarang ini bisa dianggap banting setir. Sebelumnya, walaupun posisi saya sebagai System Engineer, tapi sebenernya intense banget di software engineeringnya. Nah, sekarang, ketika dapat posisi baru sebagai DevOps Engineer, pekerjaan utamanya ya beneran DevOps, automation, dan software engineering ini tidak seintense sebelumnya. Tampilan dev.aryya.id Dev.Aryya.Id Saya sih sadar kalau terlena dengan keadaan ini, bisa-bisa tahun depan saya udah bakal kaku untuk ngoding intense lagi. Akhirnya saya membulatkan tekat untuk mengaktifkan http://dev.aryya.id/  . Idenya sih sederhana, apa yang sudah saya oprek, akan saya publikasikan di sana supaya bisa dimanfaatkan oleh orang lain. Sekarang baru ada 3 hal yang published di sana: CVE Checker: api ini untuk mengecek CVE dari sebuah package dengan memberi masukan berupa full name dari package tersebut (rpm maupun deb) atau memberi info nama:versi dari package tersebut dns-record-query: api ini seseder...

Belajar Self Reward

 Dari sekian banyak hal yang menurut saya susah, salah satunya adalah self reward.Biasanya, kalau sudah punya keinginan untuk beli atau cari self reward, selalu ada pertanyaan balik: Ini keinginan atau kebutuhan? Emang barang yang sebelumnya udah enggak fungsional? Kalau jadi beli, gimana nasib barang pendahulunya? Gimana move on dari barang yang sebelumnya? Biasanya, akhirnya, setelah mempertanyakan ke diri sendiri, enggak jadi self reward atau membeli sesuatu. Makanya, sampai sekarang saya paling heran kenapa beberapa orang bisa sangat sering gonta ganti gadget mulai dari HP ataupun laptop. Sebagai gambaran saja, selama 9 tahun kebelakang, saya hanya punya 3 laptop. Laptop pertama ketika kuliah yang dibeli di 2012, Asus N43SL. Kedua adalah laptop HP 2570p second yang saya beli di akhir 2016 seperti yang saya cerita di  https://blog.aryya.id/2016/12/upgrading-laptop-for-better-life.html dan masih saya gunakan sampai saat ini. Ketiga adalah laptop dari kantor di tahun 2021 in...

Pengalaman Belajar Investasi Selama 3 Tahun

 Kalau uang disimpan di tabungan saja, nanti bakal habis kena biaya administrasi Banyak yang bilang, kalau kita bisa lho dapat uang tanpa harus kerja. Istilahnya, biarlah uang yang bekerja untuk kita. Terus, banyak ajakan seperti, "Ayo invest di saham" "Ayo invest di crypto" "Ayo invest di deposito" "Ayo invest di emas" dan lain sebagainya. Sebagai awam, tentu bingung dong harus investasi di mana? Sebagai sesama awam, yang sudah mencoba beberapa instrumen investasi sejak 2018, saya mau sedikit bercerita, semoga memberi gambaran bagi rekan-rekan yang mau mencoba. Disclaimer on ya, hanya sharing pengalaman pribadi saya saja. Memulai Investasi Sejak pertama kali punya rekening bank di SMA, rasa-rasanya uang yang dipunya hanya disimpan di dalam tabungan. Kalau misal dapat rejeki karena selesai proyek atau suatu kerjaan, uangnya akan segera masuk ke rekening tabungan saja. Padahal, kalau misalkan nominal kecil, ada biaya administrasi rekening yang lum...

Pertama Kali Drive Thru

"Adek suka burger, dulu dibelikan burger sama ibuk", cerita Aya dengan bersemangat. Ceritanya dulu di Bandung, ibunya sering beri burger Carl Jr. dan Aya suka dengan burgernya. Alhasil, hari ini saya berencana untuk membeli burger di Jember yang jaraknya 70-an km dari Lumajang. Tidak ada Carl Jr di sini, jadi ya....harus beli di Mc D.  Drive Thru McD Jember lokasinya di Jalan Hayam Wuruk, kiri jalan kalau dari arah Lumajang. Sebenarnya, tinggal ikuti jalan utama (mungkin jalan nasional), pasti ketemu McD di kiri jalan. McD Jember Saya sih sudah beberapa kali beli makanan di McD, tapi juga tidak sering-sering amat, karena tidak suka banget dan harganya gak begitu cocok. Namun, kalau mau cari burger ya sepertinya McD pilihan yang oke. Nah, biasanya, kalau saya beli makanan di McD, selalu dine in, tapi karena masih PPKM jadinya ya pakai drive thru, ini pengalaman pertama saya. Pertama? Jelas, lha wong saya baru aktif nyetir mobil tahun ini, dan baru dapat sim A beberapa waktu te...

Dari bangsatya.com Menjadi aryya.id

 Bagi pembaca blog saya yang sudah sejak dulu kala, mungkin sejak 2012, pasti ingat bahwa dulu blog ini domainnya adalah bangsatya.com. Sedikit kilas balik, bangsatya.com ini diambil dari dua kata, bang dan satya. Satya adalah bagian nama saya dan bang adalah panggalan akrab kawan-kawan saya kepada saya, walaupun memang kalau digabung ya jadinya kadang bangsat-ya .com Beberapa tahun lalu, domain bangsatya.com expired dan tidak saya perpanjang lagi karena memang sudah tidak aktif blogging. Toh, bakal jadi cost yang tidak perlu kalau dipertahankan. Namun, setelah saya pikir-pikir lagi, ada baiknya punya blog dengan nama pribadi. Niat awalnya pakai.com TLD tapi aryya.com sudah ada yang ambil, akhirnya menetapkan pilihan ke aryya.id supaya lebih oke saja bahwa memang ownernya orang indonesia. Dengan begitu, kan lebih enak kalau disearch di google, domain yang muncul lebih relevan dari yang awalnya bangsatya.com menjadi aryya.id. Lebih oke kan? Membeli Domain Sebenarnya, proses membeli ...