Skip to main content

Posts

Jaket Angkatan oh Jaket Angkatan....Kamu Ditungguin Lho

Sabtu, 22 Desember 2012 Hari ini adalah salah satu hari yang gue tunggu-tunggu, yoha bro..gue balik kampung halaman gue, Lumajang. Kota dimana Ranu Pane, Ranu Kumbolo, Tanjakan Cinta, dan banyak lagi pemandangan alam yang amat indah terbaring di sana. Kota kecil yang penuh kedamaian. Kota kecil yang memberikan begitu banyak kenangan dan kesenangan. Walaupun ada sedikit kesedihan, tapi itulah hidup, take it easy man! . Cukup..cukup...Kali ini gue bukan bermaksud ngebahas kepulangan gue, tapi ngebahas jaket angkatan. Bang Sat, jaket angkatan itu apa sih? Jaket angkatan itu, jaketnya satu angkatan, haha, simple kan. Trus trus, emang wajib mas? Kalau menurut gue sih, dibilang wajib enggak, dibilang gak wajib juga kayaknya wajib. Hahah, absurd . Intinya, jaket angkatan itu adalah satu dari sekian banyak cara pemersatu kita sama angkatan, kita bakal bersatu kalau kita punya kesamaan kan? Indonesia merdeka karena rakyatnya bersatu, perangnya enggak sendiri-sendiri kayak dulu. Ke

Dunia lama yang tak bisa dilepas. Hanya bisa menjauh, tapi tetap berakhir di tempat yang sama, dunia lama. Bila engkau tak sengaja menginjak ular dan ia hanya diam tak menggigitmu bukan berarti ia takkan menggigitmu ketika kau menginjaknya untuk yang kedua kalinya "Apakah kau menyalahkan orang lain yang mendapatkan sesuatu yang lebih darimu karena ketidakmampuanm­u sendiri?" "jangan biarkan kegelapan sesaat menghentikan langkahmu untuk menemukan cahaya abadi" "if you are worthy enough, it doesn't matter how old you are, you will never be replaceable" Surrounded by "gods", you will feel like a "god" but actually you are still a human "Memang baik belajar rajin, tapi hidup bukan hanya untuk belajar. Bila kau hanya mengurung diri dan hanya belajar, tak ada yang menarik darimu untuk kupelajari karna semua yang ada pada dirimu ada dalam buku" GTO quotes with little modification "Dan sang merpati pun terbang ke barat menuju

Perlahan

Semua yang ku berikan Untukmu yang disampingku Perlahan ku berjalan Mendekatmu disampingmu Kau Tak beranjak dari hatiku Kau Tetap terdiam terjaga sendiri Di dalam hati Bisakah kau tetap Menunggu diriku Menikmati setiap waktu yang berlalu Perlahan menyejukkan jiwa Bisakah Kau berdiam menikmati Indahnya kesendirian tanpa diriku Kau tetap kan menjadi kisah cinta Dalam hidupku sekali hanya sekali Terkisah tertulis teringat dan terbuai dalam alunan rindu Kau mentari dalam gelapku Kau bulan dalam siang yang terik menerjang Menembus kulit yang keras dan hati yang lemah Kau adalah kunci hatiku Membuka setiap tabir sudut ruang di dalamnya Menyerbakkan rahasia yang tak terungkap Mencoba mengobati hatiku yang tlah layu karna sang waktu Meninggalkan tempat awal kesendirian an tak berujung Menuju sebuah tempat yang kunantikan Bersama yang tersayang menikmati indahnya ruang dan waktu Mencukupkan isi hati Yang tlah bocor habis tak tersisa dan hanya bisa terisi Ol

Sepoi Angin Rindu

Malam ini seperti malam-malam sebelumnya. Ku duduk terdiam, merenung di lantai dua rumahku. Di sebuah kamar besar yang tak ku utak-atik sama sekali selama 27 tahun terakhir. Cat yang dulu begitu cerah perlahan kian kusam tanda kekalahannya melawan sang waktu. Gorder cendela yang setia pagi selalu ku seret agar sinar mentari dapat memasuki ruangan penuh kesedihan serta kebahagiaan ini menampakkan ketuaannya, ia kini rapuh, amat rapuh. Sudah 27 tahun lamanya aku duduk di tempat yang sama. Bermandikan cahaya bulan yang sama serta diterpa hembusan angin malam yang menusuk dinginnya. Ku menerawang kenangan yang begitu indah, tetapi amat menyedihkan ketika ku menyadari bahwa itu hanyalah sebuah kenangan, walaupun itu adalah kenangan indah. Di kamar ini ku terbiasa mengarungi malam   berdua dengannya. Memaknai setiap detik waktu yang berjalan dengan perlahan. Ku amat bisa mengenang setiap kelimat yang ia ucapkan ketika itu, hari dimana aku melepas status lajangku untuk orang yang be

Renungan Sang Budak Kapuk

Pagi yang tak terlalu cerah berisikan hawa dingin yang termampatkan oleh tekanan atmosfer pagi. Hari ini adalah H-2 dari kepulanganku ke kampung halaman dan juga H-1 pembagian jaket angkatan ke angkatan gue, rencananya.   Sebenernya pingin juga sih balik kapan hari kemarin, tapi apa mau dikata ada amanah yang harus dijalankan terlebih dahulu, alhamdulillah. Oke, back to topic . Gue gak bermaksud buat cerita jaket angkatan di sini, tapi gue pengen bercerita tentang kejadian beberapa hari lalu yang bisa gue petik sebagai pelajaran. Sebenernya sih simple , cuman enggak semua orang sadar akan hal ini. Jadi gini ceritanya: Beberapa hari yang lalu gue serin banget tidur sore(baca: dibawah jam 21.00), mustinya kan gue udah bangun pas sholat subuh karena emang waktu minimal gue buat tidur udah terpenuhi,anggaplah 6 jam sehari. Kenyataannya, yang ada gue bangun kesiangan, jam 6 lah jam setengah 7 lah dll. Parahnya, enggak Cuma sehari itu aja, tapi menjalar ke hari-hari berikutnya. Oh m

Aku Kamu Kisah Kita

Semua yang ku berikan Untukmu yang disampingku Perlahan ku berjalan Mendekatmu disampingmu   Kau Tak beranjak dari hatiku Kau Tetap terdiam terjaga sendiri Di dalam hati   Bisakah kau tetap Menunggu diriku Menikmati setiap waktu yang berlalu Perlahan menyejukkan jiwa   Bisakah Kau berdiam menikmati Indahnya kesendirian tanpa diriku   Kau tetap kan menjadi kisah cinta Dalam hidupku sekali hanya sekali Terkisah tertulis teringat dan terbuai dalam alunan rindu   Kau mentari danalm gelapku Kau bulan dalam siang yang terik menerjang Menembus kulit yang keras dan hati yang lemah   Kau adalah kunci hatiku Membuka setiap tabir sudut ruang di dalamnya Menyerbakkan rahasia yang tak terungkap   Mencoba mengobati hatiku yang tlah layu karna sang waktu Meninggalkan tempat awal kesendirian an tak berujung Menuju sebuah tempat yang kunantikan Bersama yang tersayang menikmati indahnya ruang dan waktu Mencukupkan isi hati Yang tlah bocor habis tak tersisa dan hanya bisa terisi Oleh mu....

Sang Kenangan

Ku panggil hadir semua kenangan yang pernah terekam, Dalam keheningan ku merasakan, Ku dengar setiap ucapan yang dulu syahdu, Dalam ketentraman ku menikmati, Semua hadir membawa ceritanya masing-masing, Kembali berbagi menambal lubang-lubang di hati, Munyeka kesedihan yang mungkin masih tersesisa, Datang waktunya bagi kemenangan masa lampau tuk bercerita, Betapa ringan dirinya dahulu untuk terbang, Karna begitu banyak pujian yang terlayangkan, Itu dulu, Kemenangan masa lalu, Berganti sang cerita pahit membeberka kembali karpet kusut penuh sobekannya, Seperti luka pada kulit yang tak bisa hilang bekasnya, Mengingatkan betapa sakitnya direndahkan, Betapa sakitnya diremehkan, Suasana hening, Tak sepatah kata terucap dari setiap kenangan yang kupanggil dari memori ingatanku, Satu per satu ku panggil, Tak ada yang mau bercerita, Semua diam, termenung dalam kenangan, Hujan turun sesaat, Meramaikan sepi yang hinggap, Kini ia telah pergi, Bersama mendungnya awan, Dan datangnya terik siang,