Skip to main content

Posts

Here is Simplest Way to Download Twitter Space Recording

  Spaces is a new way to have live audio conversations on Twitter and now it is more popular among the twitter users. Previously, this feature only available for certain users but now available for all Twitter users and make number of created Twitter Spaces increasing. As Space Host, you don't want to lose your Twitter Space after it ended. Fortunately, there is an option to download your recorded Twitter Space for later you can repurpose as you want. Steps Download Twitter Space from Twitter Based on Twitter documentation, as Space Host, you can download your recorded Twitter Space by following these steps: Go to your twitter account and click Settings and Privacy menu, then, click on Your account Click on Download an archive of your data Click Request archive Wait until data ready to download and download zip file from space_media menu Quite long process, right? And the thing is, the more you have Twitter Space, the bigger .zip file that you need to download. Download Twitter Spa...

How to Download Twitter Space with 1 Click

 More and more people use Twitter Spaces to share their opinion to their audience in Twitter. Some of them also do this host regularly in hour long duration. Unfortunately, Twitter Spaces only available 30 days after recorded. More than that, Twitter Spaces will be expired. Download Twitter Space Twitter allows its user to download Twitter Space using Twitter data archive. Is that straightforward and fast? no! Is there any way to download Twitter Space in short and simple way? of course.  https://twitterspacedl.aryya.id/  allow us to download Twitter Space with only single click. It also supports login using Twitter and Google account for new user. How to Download Twitter Space with Twitter Space Downloader To download recorded Twitter Space, you can follow these steps: 1. Get your Twitter Spaces url. Format of spaces should be like this: https://twitter.com/i/spaces/ {id} 2. Open https://twitterspacedl.aryya.id / until landing page show like this: 3. Login using Goo...

Mengingat 2021

Satu tahun, 365 hari, dan lebih dari 8700 jam. 2021 adalah tahun kedua pandemi dan tahun pertama sejak hijrah dari Bandung. Paling tidak, ada banyak hal yang terjadi dan tercapai di tahun kemarin. Sebagai pengingat, akan saya tuliskan di postingan ini. Januari Tidak banyak hal berubah di bulan ini, tapi untuk pertama kalinya setelah bertahun-tahun, bisa melewati pergantian tahun tidak lagi hanya bertiga di Bandung melainkan bersama orang tua di Lumajang. Berbagai pace hidup yang awalnya sangat cepat dan menekan di Bandung, perlahan berubah setelah pulang. Bulan ini pula resmi menjadi remote worker dengan kantor di Bandung. Di bulan Januari pula, untuk pertama kalinya saya kembali membiasakan diri untuk bersepeda setelah vakum bertahun-tahun. Di Bandung, sama sekali tidak pernah bersepeda untuk olahraga, 2020 apalagi, hanya di rumah, olah raga sangat kurang. Beruntung, pulang menjadikan olahraga mungkin dilakukan. Bersepeda pertama di Bondowoso, short ride 10km. Februari Tidak banyak ha...

Pertama Kali ke Ranu Klakah

Sebagai penduduk asli Lumajang, sepertinya saya cukup kurang jalan-jalan ketika SMA karena baru bulan lalu sampai ke Ranu Klakah. Selain Ranu Klakah, saya juga belum pernah ke Stasiun Klakah, hehe. Namun, akhirnya bulan lalu sampai juga dengan bersepeda. Stasiun Klakah Sebenarnya, rute ke ranu dan stasiun ini cukup jauh, paling jauh dibanding rute-rute lain, tapi buat saya ini lebih ringan karena elevation gainnya tidak semengerikan ke Loji Besuksat atau ke Senduro, jadi tinggal tahan kayuh terus saja. Selain itu, hal yang cukup seram di rute ini adalah, karena saya tidak pakai helm karena belum punya, disalip truk besar cukup bikin takut, tapi toh alhamdulillah bisa sampai dengan selamat dan aman. Pintu Masuk Ranu Klakah Ranu Klakah Ranu Klakah Pagi Hari Ketika sampai di sana sekitar jam 7 pagi, warung-warung masih belum buka. Mungkin karena memang masih terlalu pagi, alhasil hanya bisa foto di jalan utama saja. Jam segitu juga tidak ada biaya untuk masuk, tinggal masuk saja bebas lew...

Menanjak ke Pura Mandara Giri Semeru Agung

 Pada 28 November 2021 lalu saya kembali menjajal jalanan Lumajang ke arah Senduro. Awalnya ingin sampai ke perkemahan Glagaharum, tapi saya sudah kadung lapar dan capek hingga akhirnya berhenti di pura Mandara Giri Semeru Agung saja. Sebenarnya, awal tahun ini saya juga sudah pernah ke sini, tapi bedanya kali ini saya pakai roadbike baru jadi punya pengalaman yang baru juga. Selain itu, sekarang saya juga menggunakan heart rate monitor sehingga bisa memastikan HR dikisaran 150 agar gowes tetap santai dan tidak terlalu capek. Dari sisi rute, saya rasa cukup salah pilih rute karena dari pulo - jokarto - karanganom, jalannya tidak cocok roadbike, lebih pas ketika pakai MTB dulu. Selepas dari karanganom, mengikuti jalanan utama dengan beberapa tanjakan curam sebelum masuk ke hutan jatian di senduro. Pokoknya, kalau sudah sampai ke hutan jatian senduro, sudah bisa lebih santai karena ke sananya, cukup landai sampai pura. Hutan Jatian Senduro Pura Mandara Giri Semeru Agung bersama si Hi...

Sobat Upgrade Plus-Plus

 Pada bulan april lalu saya membuat tulisan tentang pilihan saya untuk menjadi sobat upgrade ketimbang harus membeli sepeda balap baru yang harganya mencapai paling tidak 6 juta rupiah. Bulan demi bulan, saya mencoba mengganti komponen sepeda Polygon fork rigid saya mulai dari bottom bracket, hub free hub, ruji, dan yang paling baru adalah pedal di hari minggu lalu. Sebenarnya, saya punya prinsip, upgrade semaksimal mungkin sampai tidak bisa diupgrade atau costnya tidak efektif lagi. Contohnya, fork rigid ini sudah susah untuk diganti ban jadi ban balap karena ukuran rangka sepedanya terlalu kecil dan akan perlu pemotongan manual, jadi cerita mengganti ban balap harus diurungkan. Selain itu, FD nya juga sudah patah dan mencari FD yang sejenis lumayan susah dan biasanya malah harus ganti semuanya yang mana berarti mesti merogoh kocek lebih dalam. Upgrade Plus-Plus Balik ke cerita saya april lalu, salah satu alasan saya tidak mau beli sepeda balap baru ya karena harganya sangat mahal...

Tentang Pantai

 Entah kenapa, pantai atau laut bisa sangat menarik untuk saya. Entah itu suasananya, gemuruh ombaknya, aromanya, atau bahkan keberadaannya sendiri. Bagi saya, tak peduli darimana asalnya, pada akhirnya, semua air akan kembali lagi bermuara ke pantai. Pun, buat saya, perasaan akan bermuara pada ia yang dituju dengan atau tanpa disadari. ..... Salah satu hal yang sangat saya rindukan saat di Bandung adalah..pantai. Bandung mungkin memang menawarkan banyak hal: hutan, kebun indah, air terjun, danau, dan lain sebagainya, tapi tetap saja ada yang terasa kurang, pantai. .... Kalau dipikir-pikir, sebenarnya aneh juga kalau saya merasa cukup punya keterikatan dengan pantai, toh, tidak ada kenangan dengan di pantai. Namun, justru mungkin itu juga yang membuat pantai spesial, saya punya tempat untuk sendiri, saya punya tempat untuk hanya sebatas duduk atau berdiri memandangi ombak yang kadang-kadang mendekati kaki saya setelah terdorong angin. .... Oh iya, pantai yang saya sambangi tadi pag...