Skip to main content

Bermain Dengan Google Data Studio - Twitter Data Visualization

 Sebagai seorang System Engineer yang juga sering harus present soal data, dan membuat data vizualization walaupun memang kaitannya dengan system seperti log, saya adalah penggemar berat ELK (Elasticsearch Logstash Kibana). Kenapa? selain karena sudah kenal sejak lama, sering dipakai di banyak kesempatan, powerful untuk searching,dan bisa on-premise setup.

Namun, akhir-akhir ini saya tegoda untuk mengeksplor lebih dalam Google Data Studio. Bukan tanpa sebab, bagi saya, GDS ini lebih sederhana untuk awam dan multisource provided seperti Google Spreadsheet, Google Cloud Storage, dkk. Artinya, pengguna awal tidak perlu mensetup server sendiri untuk membuat visualisasi. Apalagi, untuk menggunakan layanan ini hanya perlu google account saja.

Twitter Visualization

Saya sering meng-utilize ELK sampai titik tertentu dalam visualisasi mulai dari vessel tracking, flight route visualization, bahkan twitter visualization (aalytic bisa dikerjakan di saat processing,bukan di sisi ELK). Nah, karena saya punya pengalaman melakukan itu dengan ELK, saya bisa compare dengan GDS. 

So far, GDS memberikan kemudahan untuk melakukan hal yang sama karena untuk melakukan visualisasi tersebut, hanya perlu GDS itu sendiri dan data source baik berupa spreadsheet ataupun cloud storage. Menariknya, Google memberikan free-tier untuk Cloud Storage (10GB) dan Compute Engine sehingga saya bisa punya server yang running setiap beberapa menit untuk melakukan tweet crawling dan mensync dengan coud storage. Dengan demikian, dashboard saya bisa terupdate paling tidak tiap 10 menit? Apakah bisa lebih cepat? Bisa. Ya tapi untuk pemakaian server gratisan, sudah lebih dari cukup.

Kira-kira begini arsitektur dari dashboard saya.



Hasilnya? seperti ini.(twitter crawling ini sudah running sejak tanggal 17, dan sampai saat ini tidak ada masalah)


Hal menarik lainnya dari GDS ini, dashboard yang dibuat lebih mudah untuk dishare. Hal ini cukup merepotkan di ELK karena fitur dashboardsharing dan authorisasi-authentikasi ini setahu saya bukan untuk free version. Padahal, GDS menawarkan hal tersebut secara cuma-cuma.

Kira-kira itulah pengalaman singkat saya dengan Google Data Studio untuk visualisi online sebagai penambah alternatif dari PowerBI, Tableau, dan ELK.

Comments

Popular posts from this blog

Setahun Bekerja dan Tinggal di Belanda

Sekarang sudah Desember 2024, artinya, sudah tepat 12 bulan sejak pertama kali aku mulai bekerja di Swisscom DevOps Center Rotterdam. Sebenarnya, sudah ingin menulis sejak enam bulan lalu, tapi kuurungkan sambil menunggu tepat satu tahun, selesai performance review untuk tahun 2024, dan menyelesaikan keseluruhan siklus musim di negara empat musim ini: winter, spring, summer, autumn. Balik lagi ke perihal pekerjaan ini, pekerjaan yang sebenarnya tidak aku bayangkan akan aku jalani jika ada yang bertanya, "Mau kerja di Belanda?", di sekitaran Mei 2023. Sebab, pada saat itu memang tidak ada rencana sama sekali. Aku, dan keluarga, sudah merasa nyaman bisa hidup di Lumajang dengan remote   working perusahaan Singapura. Bisa dekat dengan keluarga, dapat gaji di atas rata-rata, beban kerja tidak gila-gilaan, biaya hidup terjangkau, mau apa lagi? Tapi, toh, nyatanya aku di sini, berarti memang ada hal lain yang aku kejar.  Mendapatkan Pekerjaan di Belanda Sebenarnya, tidak ada alasan...

Pengalaman Berangkat Haji Tanpa Antri dari Belanda (2025)

Alhamdulillah.Pertama-tama, aku ingin mengucapkan syukur pada Allah yang sudah memberikan izin dan kuasa sehingga aku dan Nova untuk berhaji pada tahun 2025 ini dengan proses yang baik, lancar, dan nyaman. Di tulisan ini, aku coba untuk berbagi detil bagaimana kami bisa berangkat haji dari Belanda dengan periode waktu yang singkat, kurang dari 2 tahun sejak tinggal di Belanda. Suasana setelah Tawaf Ifadah dan Sholat Sunnah Keinginan Berhaji Pada tahun 2021 lalu, kami sudah melakukan pendaftaran haji reguler di Indonesia, aku pernah tuliskan prosesnya di  https://blog.aryya.id/2021/03/melaksanakan-rencana-yang-tertunda.html . Sayangnya, waktu tunggu untuk haji reguler kami adalah sekitar 30 tahun. Bagi kami, waktu 30 tahun bukanlah waktu yang singkat. Belum tentu tenaga yang kami punya di usia saat itu akan optimal untuk beribadah di tempat yang nan jauh di sana terlebih dengan cuaca yang sangat panas. Beberapa waktu setelahnya, kami melihat salah satu teman kami dan istrinya berang...

Hari pertama : Salam kenal dari BangSat

Salam kenal, Ca-Kawan :D Setelah sekian lama nge-blog karena keinginan sendiri tanpa keterikatan dan tuntutan maka sekarang saya sedang mencoba menaklukkan tantangan Bang Claude yakni “ Tantangan Ngeblog 30 Hari ”. Maklum, orang bergolongan darah B kan suka tantangan :p. Kalau biasanya saya bisa ngeblog sesuka hati, maka sekarang saya harus ngeblog dengan beberapa kriteria yang mungkin tidak asing, tapi tak begitu mudah dilakukan. Konsisten dan On Demand . Inilah poin penting yang menurut saya menjadi dasar diadakannya chalange ini. Oke, nama saya Aryya Dwisatya Widigdha. Saya biasa dipanggil Yayak, Aryya, Dwi, Satya, Widi, atau bahkan BangSat. Tiap nama panggilan punya sejarah masing semisal Yayak adalah nama panggilan dari orang-orang yang paling pertama mengenal saya seperti orang tua, saudara, teman sejak TK/SD. Aryya, panggilan dari rekan-rekan SMP dan SMA. Dwi, Satya, dan Widi merupakan panggilan yang kerap kali dilayangkan oleh kawan-kawan blogger, pecinta IT, dan ...