Skip to main content

Mempertentangkan Hal Yang Sama

Merantau nampaknya sedikit banyak membuat pikiran saya menjadi lebih terbuka. Lingkungan yang berbeda, cara memandang yang berbeda, hingga tekstual yang berbeda membuat pikiran dipaksa sedikit demi sedikit untuk tidak kaku dan itu-itu saja. Ia dipaksa menerima kenyataan bahwa ada berbagai versi terkait hal yang sudah kita kenali selama ini.

Berbeda Tapi Sama
Saya punya pengandaian seperti berikut. Suatu hari saya punya dua teman yang sedang berulang tahun, lantas saya hendak memberikan kado kepadanya. Saya hanya memiliki satu jenis kado tapi ada beberapa jenis bungkus. Setiap teman saya mendapatkan satu buah kado yang bungkusnya berbeda. Secara sekilas, kedua teman saya merasa bahwa kado yang saya berikan berbeda. Padahal sama, hanya bungkusnya saja yang berbeda. Hal-hal seperti ini sering kali kita temui dalam keseharian. Parahnya adalah kita sampai ngotot-ngototan menegakkan keyakinan kita padahal esensi dari keyakinan yang lain ya sama saja.
Peyeum bin Tape
Kalau saya tanya, apa nama makanan pada gambar di atas? Tape? Peyeum? Atau yang lain? Terserah lah! Kalau di Jawa Timur saya akan bilang itu tape, tapi di sini dikenalnya sebagai peyeum. Lantas, apakah tape menjadi salah ketika ada istilah peyeum? Apakah peyeum menjadi salah ketika ada istilah tape? Tidak! Mereka merujuk ke hal yang sama hanya saja digunakan oleh golongan yang berbeda. Lha wong sama-sama maksudnya adalah olahan singkong yang rasanya manis-manis agak kecut dan kalua diteruskan pembusukannya bisa bikin mabuk.

Kalau nih misal, ada orang islam yang berdoa dan dalam doanya ada kata-kata berikut, “Sang Hyang Widi, ampuni lah hamba dan keluarga hamba…”, seperti apa reaksi kita? Langsung bilang, “Woi! Kafir woi!” Saya tidak tahu apa yang akan kawan-kawan lakukan. Namun, ya saya akan membiarkan. Lha, arti dari Sang Hyang Widi itu adalah Yang Maha Tunggal, Esa, Allah kan Maha Esa, terus kok malah dikafirkan? Lantas, kalau enggak pakai bahasa Arab, ditolak gitu doanya? Kalau enggak pakai bahasa Arab, Allah enggak mengerti gitu?

Saya sempat bertanya-tanya, apakah orang yang sholat dengan bahasa Indonesia atau bahasa ibu nya tidak diterima sholatnya? Lantas ada jawaban dengan sebuah hadist, “Sholat lah seperti aku sholat.”, yang pada akhirnya meng-kaku kan sholat. Karena Rosulullah sholat dengan bahasa Arab, maka yang sholat dengan selain bahasa Arab itu salah! Masak iya? Yakin? Kok kamu yakin? Bukankah Rosulullah sholat dengan bahasa yang beliau mengerti? Bukankah beliau sholat dengan bahasa ibu nya? Lantas, kalau ada orang Jawa sholat dengan bahasa Jawa, apa serta-merta dia menjadi salah? Bukankah dia sholat seperti Rosul sholat? Yakni dengan bahasa yang dari lahir ia gunakan? 

Lho mas, samean sholat e nganggo boso Jowo? Yo ora ndeng! Saya masih di tahap cari aman. Cari aman dengan menerima mentah-mentah tanpa berani menginterpretasikan, menggunakan akal saya. Daripada ribut, yasudah, terima saja lah. Sholat pakai bahasa Arab daripada dikafirkan. Ya toh?
Apalagi sekarang, sedikit beda langsung saja” kowe kafir!”

Salam,
Aryya Dwisatya W
Pemuda yang males di kafir-kafir kan dan mengkafirkan

Sepertinya saya (sedang) butuh murysid yang bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan non tekstual yang ada di pikiran saya.

Comments

Popular posts from this blog

Wirid Sesudah Sholat

Assalamualaikum, Pada kesempatan kali ini, saya akan berbagi tentang beberapa dzikir sesudah sholat yang saya amalkan beserta beberapa penjelasan pun sekaligus pengharapan yang ada di dalamnya. Basmalah (33x) Dalam memulai setiap pekerjaan, hendaknya kita memulainya dengan membaca basmalah supaya pekerjaan tersebut dinilai sebagai ibadah. Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin berkata: “Tafsirnya adalah: Sesungguhnya seorang insan meminta tolong dengan perantara semua Nama Allah. Kami katakan: yang dimaksud adalah setiap nama yang Allah punya. Kami menyimpulkan hal itu dari ungkapan isim (nama) yang berbentuk mufrad (tunggal) dan mudhaf (disandarkan) maka bermakna umum. Seorang yang membaca basmalah bertawassul kepada Allah ta’ala dengan menyebutkan sifat rahmah. Karena sifat rahmah akan membantu insan untuk melakukan amalnya. Dan orang yang membaca basmalah ingin meminta tolong dengan perantara nama-nama Allah untuk memudahkan amal-amalnya.” ( Shifatush Shalah , ha

6 Tips Aman Berbelanja Online di Luar Negeri

Di era globalisasi dan teknologi seperti sekarang, berbelanja bukanlah sesuatu yang susah betapa tidak, hanya perlu meluangkan waktu beberapa saat saja di rumah, barang yang kita inginkan pun bisa kita dapatkan dengan cepat. Kali ini saya akan berbagi tips aman berbelanja online di luar negeri. Alat pembayaran Umumnya, ada dua alat pembayaran yang diterima oleh seller yakni paypal dan kartu kredit. Sebagian dari kita tentu agak kesusahan bila harus membayar dengan kartu kredit karena tidak semua orang berkesempatan memiliki kartu tersebut terlebih ada umur minimal untuk memilikinya. Namun, masalah tersebut dapat diatasi dengan dua cara yakni membeli virtual credit card atau menggunakan paypal. Virtual credit card memungkinkan rekan-rekan untuk memiliki kartu virtual dengan saldo yang rekan-rekan butuhkan, biasanya sih cocok untuk yang sekali transaksi. Sedangkan, paypal pun memberikan kemudahan karena banyak jasa penjualan balance atau saldo paypal sehingga rekan-

Mengenal Bener dan Pener

Pendahuluan Beberapa waktu yang lalu ramai jadi perbincangan tentang pernyataan agama yang tidak mewajibkan warung-warung untuk tutup ketika bulan Ramadhan. Banyak pro dan kontra yang terjadi di masyarakat. Namun lagi-lagi, pernyataan apapun bisa diinterpretasikan berbeda dengan sesuai dengan apa yang kita inginkan. Screenshot Twit Mencoba Berpikir Namun kawan, apakah yang disampaikan oleh Pak Lukman tersebut salah? Saya pribadi menilai bahwa yang disampaikan oleh beliau tidak salah sama sekali. Pun, sebelum ini, sebelum pernyataan tersebut keluar kita santai-santai saja ketika ada warung buka ketika bulan Ramadhan, dengan catatan. Dengan catatan di sini berarti sang pengelola warung mengerti antara bener dan pener seperti yang dimengerti oleh orang jawa. Bener lan Pener Orang Jawa memahami bukan hanya tentang bener melainkan juga pener. Bener dapat diartikan betul, tidak salah sedangkan pener dapat diartikan sesuai atau tepat. Bila digambarkan dalam skema pe