Skip to main content

Mengapa Kita Harus Mencoba Bekerja Paruh Waktu

via https://media.licdn.com/mpr/mpr/p/5/005/07f/059/2d19d9e.jpg
Masa-masa kuliah tingkat IV ini sepertinya lebih “manusiawi” daripada perkuliahan pada semester sebelumnya. Walaupun SKS yang diambil sama, saat ini saya mengambil hanya 20 SKS, tapi rasanya beban perkuliahan semester ini lebih manusiawi. Ya bayangkan saja, dari 20 SKS, 4 SKS tidak selalu ada waktu tatap muka, hanya tugas sesekali saja. Jadinya serasa 16 SKS, dan benar-benar jauh lebih terasa santai daripada semester sebelum-sebelumnya walaupun beban perkuliahan semester ini tidak kalah berat.

What really dangerous for you is
Saya pernah membaca entah di mana, bahwa yang lebih berbahaya dari waktu sibuk adalah waktu senggang. Well, saat waktu senggang inilah kita merasa bebas dari berbagai hal dan merasa semua baik-baik saja tanpa tuntutan padahal nyatanya ada banyak hal yang harus dikerjakan dan kita bereskan. Menjalani perkuliahan yang serasa 16 SKS ini berpotensi untuk bermalas-malasan, mager, merasa tidak ada kejaran apa-apa, dan sebagainya. Akhirnya? Tidak produktif.

Make use of our spare time
Ada banyak cara yang dapat digunakan untuk memanfaatkan waktu luang. Ada yang naik gunung, ada yang ikutan lomba, ada yang berorganisasi atau berkepanitian, dan lain sebagainya. Namun, ada juga cara  yang cukup perlu dipertimbangkan untuk mengisi waktu luang yakni bekerja paruh waktu.

Mengapa Harus Bekerja Paruh Waktu
Saya cukup ngeri ketika melihat daftar lowongan pekerjaan di grup Facebook yang isinya mahasiswa aktif dan alumni dari kampus saya. Lha, bagaimana tidak ngeri, ketika ada lowongan pekerjaan, syarat yang banyak saya temui adalah, “berpengalaman dalam bidangnya minimal selama … tahun” Ada yang mensyaratkan setahun, ada yang mensyaratkan dua tahun ,dan seterusnya. Lha, mas, saya ini belum lulus dan ketika nanti lulus dan cari kerja, ya mana bisa lolos syarat administratif, kan masih fresh graduate, belum ada pengalaman profesional dalam bidangnya.

Akhirnya, saya pun mencoba peruntungan saya untuk bekerja paruh waktu, alhamdulillah, sudah jalan tujuh bulan. Senang? Senang! Dapat uang? Dapat! Ngeganggu kuliah? Hm..pertanyaan yang sering sekali ditanyakan. Saya jadi teringat perkataan dosen saya dulu ketika berbagi pengalaman dalam menangani proyek, “ayo, kalau kalian mau proyekan, bareng sama saya, pasti bakal ngeganggu kuliah, tapi seberapa mengganggunya itu perkara lain.” Iya, semengganggu apa itu adalah perkara lain. Bisa jadi sangat kecil gangguannya, tapi jelas ada gangguannya, logika saja, waktu mengerjakan tugas dan belajar menjadi berkurang. Syukur syukur kalau yang dikerjakan itu inline dengan materi kuliah, jadinya win-win solution.

Nah, ada beberapa manfaat yang saya dapatkan selama bekerja paruh waktu ini yakni
Materi
Materi adalah hal wajib walaupun bukan yang utama, tapi ya masak sih bekerja paruh waktu tidak dihargai? Hehe. Untungnya, kerja paruh waktu saya dihargai di atas UMK Kota Bandung walaupun dengan waktu kerja yang sangat minim dan fleksibel, hanya sekitar 32 jam per minggu bulan. Hahaha, alhamdulillah.

Network
Kecuali saya bekerja dengan mesin terus menerus maka saya tidak akan mendapatkan kenalan baru. Untungnya pekerjaan saya ini masih memberi kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain sehingga ya dari tak kenal jadi kenal, dari tak dekat jadi lebih dekat. Kalau ada apa-apa, bisa lah ya minta bantuan.

Experience
Ada yang bilang bahwa apa yang kita dapatkan di kuliah tidak semuanya relevan dengan dunia kerja. Ya bisa jadi benar, tapi selama ini, paling tidak apa yang saya dapat di kuliah bisa diterapkan di pekerjaan ini walaupun banyak teori-teori yang harus di skip. Hahaha. Lumayan kan kalau saya lulus Juli 2016 (amin, insyaallah) sudah ada pengalaman kerja selama satu tahun setengah.

Itulah beberapa keuntungan bekerja paruh waktu yang saya dapatkan. Tentu, ada kerugian nya juga seperti berkurangnya waktu. Entah itu waktu bermain atau waktu untuk tidur. Tapi ya selama bisa membagi semua waktu itu, everything will be ok.

Salam,
Aryya Dwisatya W
Tulisan ini dibuat dalam waktu sekitar 28 menit.

Comments

Popular posts from this blog

Tricky Installation RouterOS on Windows 10 using Hyper-V

Hi, After two days wondering and trying to find why i can't install RouterOS on Windows 10 using Hyper-V, i have found that the solution for undetected interface is very simple. It is jsut change from default Netowrk Adapter to Legacy Network Adapter. So, here is it, my new tutorial. Hope you enjoy and don't hesitate to ask.

Maniak-it.com Pindah

Maniak-it.com Pindah   Logo bangsatya.com Sehubungan dengan expired nya domain maniak-it.com maka maniak-it.com dipindah ke main.bangsatya.com . Sebenarnya bukan tanpa alasan memindahkan maniak-it.com ke main.bangsatya.com , banyak hal yang menjadi alasan pemindahan ini yaitu Maniak-it.com tidak terlalu sering diupdate sedangkan bangsatya.com begitu sering diupdate. Distribusi traffic tidak merata dan ingin dimeratakan hanya ke bangsatya.com Pendapatan adsense dari bangsatya.com jauh dari maniak-it.com sehingga diharapkan dengan beralihnya traffic maniak-it.com ke bangsatya.com maka pendapatan adsense makin meningkat. dll Nah, itu dia beberapa alasan dipindahnya maniak-it.com ke main.bangsatya.com. Jangan khawatir, layanan yang ada di maniak-it.com tetap bisa dinikmati di main.bangsatya.com tanpa terkecuali. Pengguna akan tetap bisa menikmati: Backlink generator : http://main.bangsatya.com/backlink-generator.php Proxy Checker : http://main.bangsat...

Setahun Bekerja dan Tinggal di Belanda

Sekarang sudah Desember 2024, artinya, sudah tepat 12 bulan sejak pertama kali aku mulai bekerja di Swisscom DevOps Center Rotterdam. Sebenarnya, sudah ingin menulis sejak enam bulan lalu, tapi kuurungkan sambil menunggu tepat satu tahun, selesai performance review untuk tahun 2024, dan menyelesaikan keseluruhan siklus musim di negara empat musim ini: winter, spring, summer, autumn. Balik lagi ke perihal pekerjaan ini, pekerjaan yang sebenarnya tidak aku bayangkan akan aku jalani jika ada yang bertanya, "Mau kerja di Belanda?", di sekitaran Mei 2023. Sebab, pada saat itu memang tidak ada rencana sama sekali. Aku, dan keluarga, sudah merasa nyaman bisa hidup di Lumajang dengan remote   working perusahaan Singapura. Bisa dekat dengan keluarga, dapat gaji di atas rata-rata, beban kerja tidak gila-gilaan, biaya hidup terjangkau, mau apa lagi? Tapi, toh, nyatanya aku di sini, berarti memang ada hal lain yang aku kejar.  Mendapatkan Pekerjaan di Belanda Sebenarnya, tidak ada alasan...