Berdebu! Sepertinya itulah keadaan blog saya setelah ditinggalkan selama 17 hari tanpa ada postingan baru tapi dengan harapan ada komentar baru yang muncul. Kali ini saya akan bercerita lagi, masih terkait dengan tulisan sebelumnya yakni menjadi seorang part-time-worker¬.
Menjadi Part Timer
Menjadi part-timer berarti ada sebagian waktu yang kita sisihkan untuk mengerjakan tugas kita. Sebagai seorang ¬part-timer administrator jaringan, tentu harus ada sebagian waktu yang harus saya alokasikan untuk mengelola jaringan tempat saya mengabdi.
On Call Duty
Salah satu hal yang ditakutkan oleh banyak orang ketika menjadi seorang part-timer adalah on call duty atau bahasa kerennya, siap sedia setiap saat ketika diperlukan (dipanggil). Lho, mas kan lagi kuliah, kalau tiba-tiba on call duty gimana? Well, saya juga bingung! Hahaha. Untungnya part-timer administrator jaringan memberikan banyak keleluasaan terkait waktu. Prinsip nya sederhana, no problems, no call. Selama reliability dan availability dari suatu jaringan terjaga, ya saya bisa santai-santai. Tinggal ngeoprek ini itu kalau sewaktu-waktu diperlukan.
Eits, jangan salah, bukan berarti saya tidak pernah kena on call duty. Pernah suatu ketika jaringan internet satu gedung mati, penyebabnya? Fiber optic yang dipakai putus dimakan tikus. Ah. Miris. Ada pula kisah beberapa minggu lalu ketika internet satu gedung kembali mati. Penyebabnya? Switch nya mati! Entah apa penyebabnya, sehari sebelumnya masih lancar, tapi hari itu sudah mati saja, tidak ada tanda-tanda kehidupan berupa kedipan cahaya.
Namun, live must go on, ada banyak pekerjaan yang harus dikerjakan menggunakan jaringan dan internet. Lalu? Availability! Availability! Availability! Buat dulu jaringan dan internet kembali tersedia. Paling tidak itu yang ada di pikiran saya. Lalu, barulah muncul pertanyaan siapa yang berhak menikmati koneksi ke jaringan dan internet darurat ini. Lantas, pertanyaan bagaimana mengembalikan keadaan seperti sedia kala dipikirkan. Terkadang urutan berpikir dan melakukan sesuatu menjadi sangat penting. Lho, bayangkan, kalau upaya recovery membutuhkan waktu 3 jam sedangkan untuk melakukan emergency plan hanya 15 menit, mending melakukan emergency plan dulu sambil melakukan recovery toh? No Pic = Hoax? Berikut foto yang sempat saya ambil saat melakukan emergency plan dan recovery.
Menjadi Part Timer
Menjadi part-timer berarti ada sebagian waktu yang kita sisihkan untuk mengerjakan tugas kita. Sebagai seorang ¬part-timer administrator jaringan, tentu harus ada sebagian waktu yang harus saya alokasikan untuk mengelola jaringan tempat saya mengabdi.
On Call Duty
Salah satu hal yang ditakutkan oleh banyak orang ketika menjadi seorang part-timer adalah on call duty atau bahasa kerennya, siap sedia setiap saat ketika diperlukan (dipanggil). Lho, mas kan lagi kuliah, kalau tiba-tiba on call duty gimana? Well, saya juga bingung! Hahaha. Untungnya part-timer administrator jaringan memberikan banyak keleluasaan terkait waktu. Prinsip nya sederhana, no problems, no call. Selama reliability dan availability dari suatu jaringan terjaga, ya saya bisa santai-santai. Tinggal ngeoprek ini itu kalau sewaktu-waktu diperlukan.
Eits, jangan salah, bukan berarti saya tidak pernah kena on call duty. Pernah suatu ketika jaringan internet satu gedung mati, penyebabnya? Fiber optic yang dipakai putus dimakan tikus. Ah. Miris. Ada pula kisah beberapa minggu lalu ketika internet satu gedung kembali mati. Penyebabnya? Switch nya mati! Entah apa penyebabnya, sehari sebelumnya masih lancar, tapi hari itu sudah mati saja, tidak ada tanda-tanda kehidupan berupa kedipan cahaya.
Namun, live must go on, ada banyak pekerjaan yang harus dikerjakan menggunakan jaringan dan internet. Lalu? Availability! Availability! Availability! Buat dulu jaringan dan internet kembali tersedia. Paling tidak itu yang ada di pikiran saya. Lalu, barulah muncul pertanyaan siapa yang berhak menikmati koneksi ke jaringan dan internet darurat ini. Lantas, pertanyaan bagaimana mengembalikan keadaan seperti sedia kala dipikirkan. Terkadang urutan berpikir dan melakukan sesuatu menjadi sangat penting. Lho, bayangkan, kalau upaya recovery membutuhkan waktu 3 jam sedangkan untuk melakukan emergency plan hanya 15 menit, mending melakukan emergency plan dulu sambil melakukan recovery toh? No Pic = Hoax? Berikut foto yang sempat saya ambil saat melakukan emergency plan dan recovery.
Kerja Paksa |
Kerja Paksa di Atas Bangkai Switch |
Switch Reborn |
Ketika ditanya lagi, mengapa saya mau menjadi part-timer administrator jaringan dengan honor yang tidak seberapa (bagi sebagian orang), sejujurnya bukan hanya materi yang saya cari tapi juga kebermanfaatan untuk orang lain. Kapan lagi toh ketika saya duduk santai, orang bisa menikmati manfaat pekerjaan saya 24/7?
Salam,
Aryya Dwisatya W
Salam,
Aryya Dwisatya W
Salam mas Satya, sangat menginspirasi
ReplyDeleteSaya juga punya pengalaman yang sama.
ReplyDeletePernah suatu ketika Mail Server dalam keadaan baik-baik saja sehari sebelumnya. Kemudian keesokan harinya saya akan ujian suatu mata kuliah yang banyak matematikanya. Saat itu juga ternyata mail server sudah tidak menerima email dalam waktu kurang lebih 3 jam. Tepat 5 menit sebelum ujian dimulai saya masih menerima telepon dari atasan untuk menyuruh memperbaikinya bagaimanapun caranya. Saya terangkan dengan baik-baik bahwa saya mau ujian, setelah ujian sesegera mungkin saya akan kesana. Tapi tak alasan tersebut tak diterima.
Di lain waktu setelah saya tidak menjadi penjaga email lagi, saya mengurusi email lab yang dihosting di hosting bersama. Kemudian saat itu hari minggu, dan hari senin akan ada praktikum, jadi praktikan diharuskan mendownload materi praktikum dan modul di website tersebut. Namun server hosting tersebut dalam keadaan down. Saya hubungi penjaga hostingnya, namun dengan santai membalas, "maaf mas, kerja hari minggu tidak dibayar dan lagian belum ada perintah dari atas".
Begitulah kisahku, maaf curhat di lapak anda.
Hahah
What a beautiful story, Yo! hahaha
DeleteTetep semangat aja, coba diyakini balesan enggak selalu dalam materi
Itu Harapan Ya?
DeleteRalat
Delete"mengurusi email lab yang dihosting di hosting bersama"
Seharusnya mengurusi website lab