Skip to main content

Posts

Upgrading Laptop for Better Life

Ceritanya, hampir semingguan saya galau untuk membeli laptop baru. Kalau diingat, laptop ASUS N43SM saya sudah sekitar 4 tahunan. Sebenarnya, masih bisa sih untuk gawe , tapi sepertinya ada satu yang kurang yakni kemungkinan untuk berkembang. Nah, kali ini saya akan bercerita sedikit tentang engalaman upgrading laptop. ASUS N43SM Laptop saya ini memiliki spesifikasi CPU i5-2450M (2.5 Ghz), RAM 8GB (Maximum 8), SSD (128GB), HDD (750GB), dan VGA Card Nvidia 630M (2GB). Cukup memuaskan, kan? Sejujurnya iya. Namun, beberapa waktu ini setelah main-main dengan tool enterprise seperti WSO2 API Manager, WSO2 Identity Service, Talend ESB, dan lain-lain kok rasanya ada yang kurang ya? Sering nge lag. Dari situ, saya analisis, kira-kira ada beberapa kemungkinan: IO sudah lebih dari batas CPU sudah kalah dibanding jumlah request yang harus diproses Memory yang kurang memadai sehingga harus ada switching Dari tiga kemungkinan tersebut, yang paling memungkinkan adalah nomor 2. Nomor 1

Mimpi Indah

Seringkali, saya tidur terlalu lama bukan karena terlalu capek. Sama sekali bukan.  Toh, sering juga capek banget, dan hanya tidur dua jam an saja. Namun, yang membuat saya sangat-sangat lama tidur adalah mimpi yang saya alami saat itu. Seperti tadi malam, yang membuat saya tidur hampir selama sembilan jam. "Mereka yang telah pergi tidak benar-benar pergi, hanya saja mereka di sisi-NYA, di alam yang berbeda. Namun, mereka masih di dunia ini, di hati kita masing-masing." Entah mengapa, saya sangat senang denagn mimpi malam ini. Kami berkumpul di suatu tempat, berkumpul untuk berdoa. Entah berdoa untuk apa. Namun, di mimpi itu saya jelas-jelas melihat Almarhum Lek Yudi, Almarhum Lek Hadi, Almarhum Lek Pur, dan Mas Anang. Tak ada raut sedih di wajah mereka. Semua senang. Alhamdulillah. Semoga merea tenang dan mendapatkan tempat yang baik di sana. Amin. Bukan Yang Pertama Bermimpi  mereka yang telah pergi bukanlah yang pertama, sudah beberapa kali. Oh iya, kalian pernah m

Masih Harus di Bandung

Seringkali, ada hal-hal yang berubah justru di menit-menit terakhir sesuatu itu akan ditetapkan, seperti apa yang saya alami beberapa waktu lalu. Tawaran Masuk Semua ini dimulai saat ada email dari CTO salah satu startup di Jakarta yang mengajak saya untuk berdiskusi terkait sistem. Ah, dari situ saya sudah Ge-Er akan ditawari posisi di sana. Namun sejujurnya, saat itu pula untuk pertama kalinya saya mendengar nama perusahaan tersebut. Penasaran dong? Saya akhirnya bertanya ke kawan-kawan saya tentang tempat ini. Ternyata, cukup banyak yang tau. Ah, saya kurang update nih. Saat itu, saya menjawab ajakan bertemu itu dengan ketidaksanggupan, paling tidak untuk November ini karena toh sekarang masih sibuk ngurus proyek di salah satu instansi pemerintahan. Alhasil, saya mengajukan waktu untuk bertemu pada bulan Desember mendatang. Tawaran Masuk (Lagi) Berbeda dengan sebelumnya , kali ini bagian recruiternya yang menghubungi saya dan menanyakan beberapa hal seperti sudah pern

Pengalaman Membuat Paspor di Bandung

Intermezzo Lagi-lagi, blog saya kering kerontang tulisan akibat ketidakadaan niat dan usaha untuk menulis. Kalau tidak salah, sudah hampir sebulan sejak tulisan terakhir. Kali ini, saya akan berbagi cerita yang mestinya sih bermanfaat dan semoga membantu rekan-rekan sekalian. Paspor Andai saja ke luar negeri tak butuh paspor, saya tidak akan membuat paspor.Namun, ternyata eh ternyata, kalau mau ke luar negeri baik belajar dan wisata, butuh paspor, yasudah saya buat paspor supaya bisa ambil kesempatan di luar negeri semacam S2 atau bekerja. Sebenarnya, wacana membuat paspor sudah ada sejak beberapa bulan lalu. Saya menargetkan bulan agustus sudah dapat paspor tapi nyatanya tertunda dua bulan karena satu dan lain hal. Ya mau gimana, kalau mau dapat beasiswa dari LPDP ke luar negeri harus ada paspor dan target daftar LPDP januari 2017 nanti. Insyallah selasa besok sudah punya paspor dan tinggal mengurus ganjalan S2 di Trento, sertifikat bahasa inggris. Membuat Paspor di Bandu