Skip to main content

Posts

Kuliah Pertama?

Pagi yang cerah untuk jiwa yang kecewa. Yoi bro, hari ini sebenarnya adalah dimana saya akan merasakan kuliah disalah satu perguruan tinggi di Malang, tapi sayangnya saya join kelas ketika materi sudah habis jadi ya “karena materi udah habis, hari ini enggak ada kelas ya anak-anak” , oke, seisi kelas langsung sorak gembira dan cap cus ke pemberhentian selanjutnya. Ada yang mau futsal, ada yang mau foto, dll, aku masih terdiam tak percaya bahwa hari ini aku tak jadi ikut kuliah, kasihan, haha. Padahal belum semua wajah ku kenali dengan pasti, hanya nama yang ku hafal tapi belum sampai meresap di hati, hah, lebay cuy! Kesan pertama sampai di kampus ini adalah bagus, bagus di bangunannya, bagus di pergaulan mahasiswanya, paling tidak dari pertama ketemu kemarin sampe sekarang. Tak ada penolakan buatku yang ingin belajar bersama mereka walau hanya untuk beberapa waktu saja. Ketua kelasnya pun ramah, gadisnya juga, hahaha, dominan yang ku kenali adalah dari kaum hawa, kaum adam meny

Mimpi

Mimpi hari ini ku terbangun lebih pagi, ku ingat bahwa hariku pertama telah berakhir, hari pertama kau tau perasaanku, aku tau kau dengan dia, tapi aku juga tau bahwa rasa ini tak bisa dusta, aku tak terlalu bersedih atas kisah lainmu dengan dirinya, aku cukup senang bisa bertemu denganmu setiap hari, melihat senyummu, tawamu, kadang juga tangismu, walaupun tak jarang semua itu hanya lewat mimpi, membingungkan memang, aku sedang bermimpi atau tidak, bila setiap kali kau tersenyum padaku, serasa aku masih dalam tidurku, merasa bahwa semua itu hanya mimpi, ah, gadis sepertimu, tersenyum padaku, apa lebihku? tapi hati tak bisa dusta, bila benar itu memang mimpi, aku berharap semua itu segera jadi kenyataan

Matahari Itu Kembali

Sang mentari yang dahulu menyinari hatimu kini berseri kembali. Mungkin ia melihat adanya jarak antara sang dewi malam dengan aku, gelandangan malam yang tak punya tempat tinggal. Hanya berada di emperan jalan berbalutkan dinginnya malam yang sesekali mungkin bertemu dengan tikus jalanan. Bukanlah aku ciptaan yang selalu dipuja, engkau selalu dipandang indah dan banyak yang mengagumimu, sementara aku berbau, lusuh, dan mungkin tak ada yang mau. Hanya karena engkau ada di atas lah yang membuat engkau mau menatapku, terpaksa atau tidak, dengan maksud atau hanya sebagai pelengkap pandangan sang dewi. Mata hari itu memberikan sinarnya lagi padamu, sesat ku baca guratan kisahmu dan aku cemburu. Aku tak tau persis bagaimana kisahmu, aku tak tau persis apa yang pernah kau ucapkan ataupun kau dengan darinya, matahari dari masa lalumu. Tapi jelas, terasa cemburu itu ada, takut kehilanganmu, iya, semua bercampur menjadi satu menjadi bumbu dalam hati yang kian menggebu seperti gemuruh omba

Itu Kan Mereka, Kalau Kamu Gimana?

Pelajaran baru kali ini berasal dari perjalananku menuju kota Apel, Malang. Mungkin hal ini sering kita temui, tapi jarang kita sadari tau ambil pelajaran darinya. Pernahkah engkau melihat pengamen, pedagang, dan peminta-minta di bus? Bila iya, pernah kah kamu melihat mereka membayar karena telah menaiki bus? Tentu tidak. Hal ini sederhana, tapi begitu sarat dengan makna. Di luar dunia kita, ada dunia yang mungkin kejam bila diterapkan ke diri kita semisal kita harus menjadi pengamen, pedagang, atau peminta-minta di bus. Namun beruntung, manusia dengan mudah nya memberikan bantuan walaupun tak selalu dalam bentuk uang. Contoh nya saja sopir dan kondektur bus, mereka tak menarik sepeserpun uang dari para pengamen, pedagang, maupun peminta-minta yang telah menumpang bus mereka. Mungkin rasa kasihan dan empati yang tinggi lah yang menjadi dasar aksi mereka. Mungkin sopir dan kondektur bus lebih memahami keadaan para pengamen, pedagang, dan peminta-minta itu sehingga tak tega untuk

Katanya mau, tapi kok

Katanya mau jadi anak teknik informatika,tapi kok engak menggebu-gebu kalau ada hal baru yang belum dikuasai? Kok rasa ingin tahu nya surut enggak seperti pas SMP/SMA? Kok banyakan tidur daripada begadang saking maniaknya belajar bahasa pemrograman, keamanan jaringan, dll? Katanya mau buka jasa web designer,tapi kok enggak mulai belajar berkarya? Kok kerjaannya malah nulis puisi? Kok CSS sama databse aja belum belajar? Kemana aja selama ini? Katanya mau jadi penulis buku-buku best seller,tapi kok enggak rutin nulis? kok enggak rutin memperluas wawasan? Katanya mau jadi Kepala Divisi Cybercrime, tapi kok pengetahuan tentang cybercrime yang notabene main canggih enggak ditambah? Kok enggak nyari link ke institusi itu? Kok? Katanya mau nikah, tpai kok usahanya gitu-gitu aja? Kok enggak memperbaiki diri? Kok enggak lebih menyiapkan diri? Katanya mau ini itu..tapi kok begini begitu?

Hari ini

Hari ini Hari ini, hari yang sangat berat, untukku dan untukmu Hari ini, hari dimana kita kan semakin terpisahkan oleh jarak, Hari ini, hari dimana kau kan melangkah menggapai impianmu, Namun tiap langkahmu, membuat kita semakin terpisah oleh jarak, Tak apa, aku mengerti semua ini, Aku mengerti bagaimana impianmu, Aku mengerti bagaimana keinginanmu, Bukannya aku taku akan jarak yang memisahkan kita, Tapi aku takut kehilangan cintamu, Cinta yang slalu membasuh ku, Cinta yang selalu memberikanku kehangatan, Cinta yang selalu membawaku dari kesepian, Namun sayang, Hari inipun, ku tak bisa mengantar kepergianmu, Lagi-lagi jarak yang menjadi penghalang, Namun tak apa, asal kau pergi bersama senyummu, Senyum yang slalu hiasi fikiranku, Senyum yang slalu membuatku merasa kau ada disampingku

Rindu

Rindu Terpaku menatap langit malam yang dihiasi bintang bintang, Terbawa kesunyian malam saat aku tanpa dirimu, Teringat akan senyum manismu, Teringat saat kita berpisah, Ku membutuhkanmu, karna ku menyayangimu Ku membutuhkanmu, karena kau yang mengisi hatiku, Ku menginginkanmu, karena hanya kau yang memberi warna hari-hariku, Kau tak tahu bagaimana perasaanku saat kau berkata cinta pertamamu, Ku takkan menunjukkan kesedihanku padamu, Cukuplah aku yang merasakannya, Sayang, Ku tahu kita terpisah jauh, Ku tahu kita terpisah waktu, Namun kita masih punya rindu, Yang kan slalu menghubungkan kau dan aku,