Skip to main content

Pengalaman Berangkat Haji Tanpa Antri dari Belanda (2025)

Alhamdulillah.Pertama-tama, aku ingin mengucapkan syukur pada Allah yang sudah memberikan izin dan kuasa sehingga aku dan Nova untuk berhaji pada tahun 2025 ini dengan proses yang baik, lancar, dan nyaman. Di tulisan ini, aku coba untuk berbagi detil bagaimana kami bisa berangkat haji dari Belanda dengan periode waktu yang singkat, kurang dari 2 tahun sejak tinggal di Belanda.

Suasana setelah Tawaf Ifadah dan Sholat Sunnah

Keinginan Berhaji

Pada tahun 2021 lalu, kami sudah melakukan pendaftaran haji reguler di Indonesia, aku pernah tuliskan prosesnya di https://blog.aryya.id/2021/03/melaksanakan-rencana-yang-tertunda.html. Sayangnya, waktu tunggu untuk haji reguler kami adalah sekitar 30 tahun. Bagi kami, waktu 30 tahun bukanlah waktu yang singkat. Belum tentu tenaga yang kami punya di usia saat itu akan optimal untuk beribadah di tempat yang nan jauh di sana terlebih dengan cuaca yang sangat panas.

Beberapa waktu setelahnya, kami melihat salah satu teman kami dan istrinya berangkat Haji dari Jepang setelah tinggal dua-tiga tahun. Iya, dua-tiga tahun saja. Waktu itu, dia juga bercerita tentang perjuangan untuk berhaji yang mana perlu menunda beberapa hal lain seperti membeli mobil agar uang yang ada bisa dialokasikan untuk haji.

Sejak saat itu, kami mulai berdiskusi tentang kemungkinan agar kami berhaji, diantaranya:
  1. Bersabar menunggu tiga puluh tahun
  2. Mendaftar haji plus dengan waktu tunggu 5-10 tahun dan biaya yang cukup mahal sekitar 200-300jt rupiah
  3. Mendaftar haji furoda dengan biaya yang sangat mahal (sekitar 500jt rupiah) dan berisiko
  4. Haji dari luar negeri
Setelah menimbang-nimbang, akhirnya kami memilih opsi keempat yakni haji dari luar negeri karena:
  1. Sudah ada contoh nyata kawan dekat yang berhaji dari luar negeri dengan fasilitas yang nyaman
  2. Menambah pengalaman hidup di luar negeri selama 1-2 tahun sampai bisa berangkat haji
  3. Tidak ada tanggungan yang mengikat seperti KPR atau cicilan lain
Singkat cerita, saya mendapatkan kerja di Belanda dan relokasi bersama keluarga setelah proses yang berliku. Semua bisa dibaca di https://blog.aryya.id/2024/12/setahun-bekerja-dan-tinggal-di-belanda.html

Haji dari Belanda

Sesuai judul tulisan ini, sebenarnya, sejak menjadi penduduk Belanda, setiap orang sudah bisa untuk mendaftar dan berangkat haji. Hal ini dikarenakan hanya ada dua syarat untuk haji dari Belanda yakni Verblijfdocument (Resident Card atau kartu izin tinggal) dan uang. Benar, hanya dua itu. Selama memiliki dua syarat itu, proses pendaftaran haji bisa dilakukan.

Verblijfdocument

Terkait uang, sangat bergantung dari paket yang akan dipilih nanti. Semua terkait dengan berapa lama akan tinggal di Makkah/Madinah, penerbangan, tipe hotel, tipe tenda di Mina, tipe tenda di Arafah, dan lain sebagainya. Sebagai gambaran, bisa coba cek https://nusuk-package-search.vercel.app. Kami sendiri, berangkat dengan paket A700U dari provider Al Bait Guest.

Contoh paket haji dari Belanda
Jika ditambahkan dengan biaya pesawat, paket yang kami pilih perorang menghabiskan sekitar 34rb SAR atau sekitar 150jt rupiah all in akomodasi sejak berangkat dari Amsterdam ke Madinah, Madinah ke Mekkah, Mekkah ke Jeddah, dan Jeddah ke Amsterdam. Harga yang masih murah dibanding haji plus dari Indonesia, kan? 

Proses Pendaftaran Haji dari Belanda

Proses pendaftaran haji dari Belanda berbeda dari Indonesia karena tidak ada institusi khusus yang menangani proses ini. Oleh karena itu, proses pendaftaran haji dari Belanda dilakukan mandiri ke sistem yang sudah disiapkan oleh pemerintah Arab Saudi yakni NUSUK.

NUSUK sendiri merupakan sistem berupa website yang digunakan untuk melakukan pendaftaran haji dari seluruh dunia kecuali negara-negara mayoritas muslim seperti Indonesia. Untuk haji, kalian bisa mengakses NUSUK di https://hajj.nusuk.sa/.

Tampilan halaman utama Hajj Nusuk

Pada musim haji tahun ini, timeline proses pendaftaran yang kami lakukan adalah sebagai berikut:

2024-09-24 Melakukan pembuatan akun Nusuk

Halaman pendaftaran akun Nusuk

2024-09-25 Melengkapi dokumen pendaftaran seperti passport (Indonesia) dan Verblifjdocument (kartu izin tinggal) agar diverifikasi oleh tim Nusuk

2025-01-23 Proses verifikasi dokumen selesai. Aku mendapatkan email seperti ini yang menginformasikan bahwa akun sudah terverifikasi. Saranku, lakukan pendaftaran sedini mungkin karena ada kasus proses verifikasi sangat lama hingga pada masa pendaftaran, akun masih dalam tahap verifikasi sehingga tidak bisa melakukan pendaftaran pada tahap pertama.

Email dari Nusuk jika verifikasi selesai

2025-01-23 Jika berencana haji bersama keluarga, ada satu tahap tambahan yang harus dilakukan yakni menambahkan akun keluarga menjadi bagian dari keluarga sehingga proses booking paket bisa dilakukan dari akun utama.

2025-01-25 Aktivasi e-wallet. Perlu diketahui, untuk membeli paket haji di Nusuk, peserta harus sudah mengisi e-wallet yang tersedia. Tidak ada fitur untuk membayar ketika checkout paket. Oleh karena itu, perlu dilakukan riset yang mendalam terkait paket mana yang ingin dipilih dan skenario lain jika paket penuh. Hal ini dikarenakan, proses top-up e-wallet sangat bergantung pada limit kartu kredit/debit yang dimiliki. Memang, ada opsi untuk bank transfer, tapi aku memilih opsi kartu kredit/debit karena lebih simple, dan katanya, proses refund untuk saldo yang tersisa lebih cepat dan mudah dibanding bank transfer.
Notifikasi top-up pertama ke e-wallet untuk uji coba menggunakan kartu Jenius


2025-02-09 Konfigurasi paket yang diinginkan sudah dilakukan. Pada tahap ini, kami sudah memilih paket yang ingin dibeli. Saldo sudah kami lebihkan sekitar 10-15% dari biaya awal untuk mengantisipasi kekurangan saldo yang mana akan merepotkan karena proses top-up cukup lama jika pada jam-jam padat pengunjung. Ingat, pengunjung website ini dari seluruh dunia dan jutaan orang dalam satu waktu.

2025-02-09, at 11:00 am EST  Pendaftaran tahap pertama untuk custom package (paket yang dirancang khusus yang sudah include tiket pesawat dll, kami pakai ini) dibuka. Sayangnya, pada fase satu ini, kami gagal mendapatkan paket karena kuota visa haji dari Belanda sudah habis. Pada waktu itu, emosi bercampur aduk antara sedih, stres, dan pasrah berdoa ada kesempatan selanjutnya. Uang sudah disetor banyak ke Nusuk, tapi gagal untuk membeli paket. Akhirnya muncul pertanyaan apakah uang yang sudah disetor, diambil lagi saja ya? Walaupun, pada akhirnya kami tetap menunggu kabar karena pada tahun sebelumnya, ada tahap ketiga yang mana ada tambahan kuota visa hasil dari visa yang tidak terpakai dari negara-negara lain dan ditambahkan ke negara yang berpotensi untuk memiliki lebih banyak jamaah seperti Belanda.

2025-03-10, at 5:00am EST Pendaftaran tahap ketiga dibuka. Kami sudah login 2-3 jam sebelum waktu pembelian paket dibuka mengingat pada tahap pertama, ada kendala di login sehingga kami kehabisan paket ketika sudah berhasil masuk. Kali ini, kamu mencoba untuk menghindari hal tersebut. Alhamdulillah, atas izin Allah, kami mendapatkan paket haji untuk berangkat ke tanah suci.

Email notifikasi paket haji berhasil dibeli.

Jika sudah di tahap ini, insyaallah paket sudah diamankan dan tinggal menunggu visa terbit.

2025-04-21 Alhamdulillah, visa haji yang ditunggu-tunggu terbit. Pada tahap ini, visa sudah bisa diunduh pada website yang ditunjuk oleh Nusuk bermodal informasi yang tersedia seperti nomor passport dan nama.

Notifikasi visa haji terbit

Pada tahap ini, insyaallah semua persyaratan administrasi sudah lengkap dan tinggal menunggu informasi tambahan dari provider terkait tiket pesawat dan teknis-teknis lain sebelum dan saat keberangkatan.

Proses Keberangkatan Haji dari Belanda

Sesaat setelah mendapatkan konfirmasi bahwa paket sudah diamankan, sebagai orang tua dengan satu anak usia sekolah, kami harus memutar otak. Pasalnya, di Belanda, kami tidak bisa mengajukan izin tidak masuk sekolah tanpa alasan yang jelas. Dengan alasan yang jelas pun, prosesnya panjang dan belum tentu disetujui. Jadi, antara memaksa untuk menitipkan anak ke kakek nenek di Indonesia selama 3 minggu dan membayar denda 100 euro setiap hari atau dengan memboyong kakek-nenek untuk tinggal di Belanda selama proses haji berlangsung.

Kami memilih opsi kedua dengan beberapa alasan:
  1. Tidak mau ada catatan absen untuk anak dengan periode yang lama
  2. Agar kakek-nenek punya pengalaman tinggal dan jalan-jalan di Belanda
Oleh karena opsi dua dipilih, akhirnya kami menyiapkan semua keperluan untuk membuatkan visa dibantu oleh kakak kami yang ada di Indonesia. Dari sisi kami, kami menyiapkan surat undangan dan sponsorship agar proses pengajuan visa lebih meyakinkan. Alhamdulillah, satu minggu sejak wawancara di VFS Surabaya, visa Schengen untuk keluarga langsung terbit.

Manasik Haji

Tidak hanya di Indonesia, di Belanda, paling tidak yang kami alami, ada juga manasik haji yang diselenggarakan oleh provider/agen yang kami pilih untuk ibadah haji kali ini. Bedanya, untuk kasus kami hanya ada satu kali manasik dan dalam Bahasa Belanda. Jadi memang, salah satu kekurangan ibadah haji bukan dari Indonesia adalah kendala bahasa. Namun, hal ini masih bisa diatasi dengan belajar bahasa ataupun menggunakan Bahasa Inggris. Beruntung, ketua tim kami adalah orang Belanda yang bisa berbahasa Indonesia. Selain itu, ada beberapa orang Indonesia atau keturunan orang Indonesia lain di grup kami, jadi tidak begitu terasa asing.

Manasik offline di Amsterdam dilanjutkan 2x manasik online

Buku vaksin terstandar untuk Vaksin Meningitis sebagai syarat haji

Sesi manasik haji online

Setelah sesi manasik, ada beberapa hal yang disampaikan untuk disiapkan:
  1. Stamina. Harus mulai latihan jalan jauh dan lama karena proses haji memang identik dengan jalan jauh plus di bawah terik matahari dan suhu yang panas, jadi harus dilatih
  2. Ihram cadangan
  3. Protein bar untuk di Mina dan selama prosesi haji berlangsung sebagai tambahan energi
  4. Sandal yang nyaman

Keberangkatan

Hari yang ditunggu pun tiba, pada 29 Mei 2025 kami berangkat dari Amsterdam menuju Madinah dengan transit di Istanbul menggunakan maskapai Turkish Airlines.

Transit di Istanbul sebelum melanjutkan perjalanan ke Madinah

Kami kedapatan transit di malam hari, jadi sebisa mungkin, jika ada kesempatan tidur maka harus digunakan karena perjalanan masih panjang untuk ke Madinah.

Suasana di luar Bandara Madinah

Esok harinya pada 30 Mei 2025 sekitar pukul 7 pagi kami sudah sampai di Bandara Madinah. Proses dari landing hingga keluar bandara tidak terlalu merepotkan, hanya cek buku vaksin, cek visa dan sidik jari, dan selesai.

Proses yang cukup menantang adalah handling koper yang mana berbarengan dengan beberapa pesawat lain. Jadi ada raturan koper di luar bandara yang harus dihandle dan kami harus mencari koper kami sendiri. Oleh karena itu, saran kami, beri tanda yang mencolok pada koper agar mudah ditemukan. Alhamdulillah setelah 30-45 menit mencari, semua koper kami ditemukan dan terkumpul.

Bersiap menuju hotel di Madinah

Sekitar pukul 10 pagi di hari yang sama, kami sudah sampai Castle Hotel di Madinah dan mendapatkan Kartu Nusuk.

Kartu Nusuk

Selama 3 hari kedepan, kami fokus untuk beristirahat, mengumpulkan tenaga, dan beribadah di Madinah agar prosesi umroh dan haji berjalan dengan lancar.

Persiapan di Madinah

Selama di Madinah, kami berkesempatan untuk mengeksplor Masjid Nabawi dan area sekitar. Kami sarankan, untuk menginstall aplikasi Nusuk sehingga ketika sudah di Madinah, bisa melakukan reservasi untuk masuk ke Rawdah. Prosesnya mudah, hanya saja praktik di lapangan ada banyak orang yang juga ingin masuk sehingga sangat mungkin untuk antri panjang dan berdesakan.

Jalan-jalan ke Majid Nabawi untuk Sholat Maghrib

Suasana Sholat Maghrib di Masjid Nabawi

Bingkisan setelah Sholat Maghrib

Suasana setelah Sholat Sunnah dan berdoa di Rawdah.

Waktu untuk berada di sana hanya sekitar 5-10 menit karena setelah itu, petugasakan memerintahkan untuk segera pergi agar jamaah lain bisa mendapatkan kesempatan. Oh iya, pastikan pelajari dulu denah Rawdah agar tahu area mana yang masih termasuk Rawdah dan bukan. 

Selama berada di Madinah, kami mendapatkan dua kali kesempatan ke Rawdah, pertama dengan berangkat sendiri melalui reservasi dan yang kedua berangkat bersama rombongan tanpa reservasi. Jalur masuknya pun berbeda. Untuk reservasi mandiri, jalur masuk ada di gerbang tengah sedangkan untuk jalur rombongan ada di gerbang sebelah kanan jika menghadap Masjid Nabawi.

Umroh Pertama

Setelah beristirahat dan energi terisi penuh, kami melakukan umroh sebagai rangkaian haji pada tanggal 2 Juni 2025. Keberangkatan dari stasiun kereta cepat Madinah menuju stasiun kereta cepat Mekah. Dari hotel, kami sudah berihram agar dapat berniat umroh ketika di kereta nanti.

Perjalanan dari Madinah ke Mekah dengan kereta cepat

Suasana setelah tawaf umroh dan sholat sunnah

Selesai tawaf dan sai, di dekat pintu keluar area Sai, terdapat decomposition stand atau tukang dekomposisi untuk rambut untuk melakukan tahalul umroh. Layanan ini gratis, tidak dikenakan biaya.


Menuju Mina

Waktu yang ditunggu telah tiba, pada 8 Dzulhijah atau 4 Juni 2025, kami mulai perjalanan untuk bermalam di Mina. Paket yang kami dapatkan meliputi tenda yang berada di area camp Al Muaisim, jaraknya sekitar 4.5 km dari Jamarat dan melewati tenda-tenda jamaah Indonesia.

Memasuki Camp Al Muaisim di Mina untuk pertama kali

Beberapa saat sebelum masuk ke camp.

Pada kasus kami, camp untuk laki-laki dan perempuan dipisahkan. Jadi memang full laki-laki dan full untuk perempuan. 
Fasilitas di camp Al Muaisim

Untuk fasilitas di camp Al Muaisim, setiap orang mendapatkan satu tempat duduk yang bisa dijadikan kasur untuk tidur. Terdapat juga AC yang menyala 24 jam sehingga suhu di dalam ruangan tetap nyaman walaupun tengah hari. Selain itu, ada snack dan minuman yang bebas ambil dan selalu direfil. beserta kulkas yang penuh dengan ice cream. Terkait makananpun, menurut kami sangat layak dan porsinya cukup.

Salah satu menu makanan selama di Mina


Wukuf di Arafah

Keesokan hari, pada 9 Dzulhijah atau 5 Juni 2025, kami melaksanakan puncak haji yakni wukuf di Arafah. Fasilitas yang diberikan pun mirip, ada tenda besar dengan AC dan kursi yang bisa dijadikan tempat tidur untuk beristirahat. Kami sampai di Arafah sekitar pukul 8 pagi dan langsung mencari tempat di dalam tenda untuk beristirahat dan memperbanyak doa.

Suasana di dalam tenda Arafah

Selama proses wukuf dan juga berdoa, aku juga sempat ngobrol dengan beberapa jamaah lain. Ada yang dari Indonesia juga tapi tinggal di Belanda yang mana ternyata satu almamater di Bandung dulu dan juga beberapa bapak-bapak Suriname yang punya leluhur Jawa. Akhirnya, kami ngobrol dengan Bahasa Jawa Ngoko hehe.

Bermalam di Muzdalifah

Setelah matahari terbenam pada 9 Dzulhujah, kami mulai dimobilisasi dengan bus untuk pergi ke Muzdalifah. Di sana, kami akan bermalam dengan atap berupa langit untuk selanjutnya pada keesokan harinya melempar jumroh Aqabah.

Suasana setelah Mabit di Muzdalifah

Boleh dibilang, tidur di Muzdalifah adalah salah satu tidur paling nikmat yang pernah aku rasakan, terutama beberapa hari selama di mekah.

Lempar Jumrah & Tahalul Awal

Pada setelah Fajar pada 6 Juni 2025 atau 10 Dzulhijah, kami memulai prosesi selanjutnya pada rangkaian ibadah haji yakni melempar Jumrah Aqabah. Ada 3 jumrah di Jamarat yakni Ula, Wusta, dan Aqabah. Pada hari 10 Dzulhijah ini, hanya melempar jumrah Aqabah saja.

Perjalanan menuju Jamarat


Dari tempat kami bermalam di Muzdalifah, mungkin jaraknya sekitar 6-7km ke Jamarat. Tidak terlalu jauh terlebih masih pagi sehingga tidak terlalu panas. Namun, karena sangat banyak orang yang juga berjalan, jadi lalu lintas menjadi padat dan tidak bisa berjalanan begitu cepat.

Perjalanan menuju Jamarat bersama rombongan

Suasana di dalam terowongan menuju Jamarat

Selama perjalanan menuju Jamarat, akan ada dua terowongan utama. Jika sudah melewati dua terowongan utama tersebut artinya Jamarat sudah dekat.

Suasana setelah lempar Jumrah Aqabah

Sesampainya di tenda Mina sekitar pukul 12 siang dan setelah melakukan penyembelihan hewan qurban yang sudah disiapkan sebelumnya, kami melakukan tahalul awal. Setelah proses ini, aku bisa menggunakan baju bebas lagi, tidak terbatas pada pakaian ihram.

Tahalul Awal dengan memotong habis rambut panjang

Memakai peci yang sudah disiapkan sejak di Madinah

Tawaf Ifadah dan Sai

Setelah melakukan tahalul awal pada 10 Dzulhijah, kami masih harus melakukan lempar jumroh Ula, Wustha, dan Aqobah pada 11 Dzulhijan dan 12 Dzulhijah. Kami tidak bermalam di Mina pada 12 Dzulhijah karena hendak mengambil Nafar Awal. Menurutku, 10,11, dan 12 Dzulhijah ini adalah waktu-waktu genting yang mana energi terkuras habis terlebih dengan suhu yang sangat panas. Aku sempat demam lumayan tinggi sejak 10 Dzulhijah sehingga untuk prosesi lempar jumroh dan seterusnya, selalu diawalu dengan parasetamol agar badan bebas dari demam dan lebih kuat. Mengambil Nafar Awal juga keputusan tepat karena ada waktu satu hari sebelum 13 Dzulhijah untuk istirahat sebelum melakukan Tawaf Ifadah dan Sai.

Sesaat setelah Tawah Ifadah

Sesaat setelah selesai melaksanakanSai. Penutup untuk tahalul tsani pada pukul sekitar 3 pagi.

Tawaf Wada

Yang tersisa, dari rangkaian proses haji adalah Tawaf Wada (perpisahan) dan berangkat pulang ke Belanda. Kami mengisi waktu 10 Juni 2025 atau 14 Dzulhijah untuk beristirahat, memanjakan mulut dan perut dengan makanan Indonesia dan Damba Restaurant, berbelanja, dan terakhir Tawaf Wada sebelum berangkat ke Jeddah untuk pulang ke Belanda

Mengobati rindu masakan Indonesia: Bakso dan Sop Buntut

Perjalanan pulang ke Belanda dari Jeddah dan transit Istanbul

Kepulangan dan Refleksi

Alhamdulillah, pada 11 Juni 2025, kami sampai di rumah Belanda dengan selamat dan lancar. Perjalanan haji kami dari 29 Mei 2025 hingga 11 Juni 2025 merupakan sebuah pengalaman yang sangat berkesan dan penuh keajaiban mengingat kami bisa berangkat hanya atas izin Allah dengan jalan yang berliku dan menantang.  Banyak hal yang tidak terceritakan di sini, tapi perjalanan haji kemarin jadi salah satu momen untuk be humble karena pada akhirnya, semua orang akan melewati proses yang sama. 

Proses haji kemarin benar-benar menyadarkan aku bahwa memang jika Allah sudah berkehendak, insyaallah ada jalan. Tidak pernah terpikirkan olehku, atau bahkan kami, bahwa kami bisa berhaji pada tahun 2025. Mungkin, kami bisa berhaji inipun karena salah satu keputusan ekstrim kami untuk pindah dari Bandung ke Lumajang pada 2020 lalu. Wallahualam. 

Yang jelas, untuk haji, ada banyak hal yang harus disiapkan, diusahakan, dan dikorbankan. Bagi kami, bekerja di luar negeri dengan segala konsekuensinya adalah jalan yang kami tempuh. Mungkin akan berbeda bagi teman-teman lain, tapi intinya, haji harus diusahakan sebisa mungkin, sesegera mungkin. Sebagai seorang yang masih di umur 30 tahun, prosesi haji terasa melelahkan, walaupun membahagiakan, bisa dibayangkan betapa lelahnya jika dilakukan di umur yang lebih tua lagi. Oleh karena itu, kami mencoba memprioritaskan untuk berhaji, menunda memiliki rumah, menjaga life-style, dan hijrah ke negara minoritas muslim agar bisa mendapat kesempatan haji lebih cepat. Alhamdulillah, Allah berikan kemudahan.

Semoga, tulisan ini memberikan gambaran kepada teman-teman sekalian bagaimana proses haji dari luar negeri khsusunya Belanda dan menjadi amal baik bagi kami jika ada yang tergerak berhaji segera setelah membaca tulisan ini sama seperti kami yang tergerak untuk mengusahakan haji dari luar negeri, setelah membaca cerita dari teman kami.

Salam,
Aryya dan Nova.
Rotterdam, 24 Juni 2025.

Comments

  1. Assalamualaykum Aryya. Thank you berat for publishing this story. Really inspiring. May Allah always protect you and your family wherever you are.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waalaikumsalam.

      Aamiin, semoga Allah juga selalu melindungi dan menjagamu sekeluarga.

      Delete
  2. Mantap arya, semoga jadi haji yang mabrur dan mabruroh .. 👍🙏

    ReplyDelete
  3. waktu di Mekah tinggal di hotel mana? trus waktu di Armuzna koper ditinggal di hotel?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sebelum berangkat ke Mina, kami sudah check in di hotel di daerah Aziziyah, Park Plaza Hotel dan koper ditinggal di sana. Jadi mulai dari 8-12 Dzulhijah di Mina, Arafah, dan Muzdalifah, cuma bawa perlengkapan untuk beberapa hari itu saja dalam backpack.

      Delete

Post a Comment

Tanggapilah, dengan begitu saya tahu apa yang ada dalam pikiranmu