Sabtu, 7 Maret 2015, Basement CC Timur
Mungkin, bagi sebagian besar, tiga bulan adalah waktu yang lama, mungkin juga tiga bulan adalah waktu yang singkat, tapi bagi saya, tiga bukan adalah waktu yang begitu menguras tenaga dan membuat saya makin mengenal diri saya sendiri dan orang-orang yang ada di sekitar saya.
Mungkin, bagi sebagian besar, tiga bulan adalah waktu yang lama, mungkin juga tiga bulan adalah waktu yang singkat, tapi bagi saya, tiga bukan adalah waktu yang begitu menguras tenaga dan membuat saya makin mengenal diri saya sendiri dan orang-orang yang ada di sekitar saya.
Awal Mula
Lembar pendaftaran dan dukungan calon Ketua Himpunan Informatika |
Semua ini bermula dari pembukaan
pendaftaran Calon Ketua Himpunan Mahasiswa Informatika pada Desember 2014 lalu
ketika saat itu saya memutuskan untuk maju (baca: “Memaknai
tiga perkara dalam hidup”). Kau tau kawan? Keinginan saya untuk menjadi
ketua himpunan bukan hanya sejak tiga bulan yang lalu, tapi jauh sebelum itu
yakni pun ketika aku belum menjadi anggota biasa himpunan ini, lebih dari satu
tahun yang lalu. Pendaftaran, pencarian lembar dukungan yang jumlahnya ratusan,
hearing berkali-kali, hingga pemilihan dua putaran adalah proses-proses nampak yang
saya dan tim saya lalui.
Memang, pada akhirnya, saya
bukanlah calon yang terpilih menjadi ketua himpunan mahasiswa informatika melainkan
kawan saya yakni Joshua Bezalel A lah yang terpilih. Namun, dari pengalaman
mencalonkan diri menjadi calon ketua himpunan ini lah saya mendapatkan banyak
hal, saya belajar banyak hal.
Di sini, saya belajar untuk lebih
mendengar orang lain, di sini saya belajar untuk bekerja sama dengan tim dalam
waktu yang cukup lama, di sini saya belajar untuk tetap bersemangat, di sini
saya belajar untuk memberi apresiasi, di sini saya belajar untuk berterima
kasih, dan yang terpenting adalah dari sana lah saya kembali belajar tentang ikhlas.
I-K-H-L-A-S
Saya jadi teringat dengan sebuah
film pada tahun 2003 berjudul Kiamat Sudah Dekat yang bercerita tentang seorang
Rocker yang jatuh cinta pada anak seorang kyai hingga dia belajar cara wudhu,
mengaji, sholat, dan yang terberat adalah ikhlas. Ia bisa belajar tentang semua hal yang ditantangkan oleh sang kyai
dengan membaca buku atau belajar pada orang lain, tapi tidak untuk tantangan
yang terakhir, ikhlas. Namun kawan, tau kah kamu apa yang terjadi ketika dia
merelakan pujaan hatinya untuk dipersunting oleh orang lain? Dia mendapatkan pujaan hatinya!
Memang, apa yang saya alami tidak
seperti film yang sangat saya suka dahulu tersebut, tapi paling tidak, di malam
ketika pengumuman perolehan suara itu saya mencoba merelakan semua hal yang
terkait dengan impian tersebut. Seperti yang seorang kawan katakan beberapa
waktu setelahnya,
“Belum jalannya saya. Santai, Aryya dibutuhkan di jalan yang lain.”
Atau sahabat yang berkata,
“Ketika ada kesempatan maka ambillah, bika kamu mendapatkannya maka orang akan tahu siapa kamu, tapi bila tidak maka kamu akan tau siapa dirimu.”
Maka keesokan harinya datanglah
sebuah tawaran perkerjaaan dari arah yang tidak terduga sebelumnya. I am out of blue, tapi kenyataannya tawaran itu dating. Dan lagi tidak
berselang lama, datang tawaran proyek dari kawan sejak TPB. Sebuah hikmah
bukan? Sepertinya saya makin tahu siapa diri saya dan mana yang merupakan jalan
saya.
TERIMA KASIH
Tak lupa, saya ucapkan terima
kasih kepada kawan-kawan yang selama ini membantu saya baik secara formal maupun
non formal. Terima kasih kepada kalian yang selalu mendoakan yang terbaik untuk
saya. Terima kasih untuk kalian yang seperhatian itu menanyakan apakah saya
baik-baik saja karena tidak terpilih menjadi ketua himpunan. Terima kasih
kepada kalian yang mendoakan calon lain menang tanpa mendoakan saya kalah.
Terima kasih khususnya untuk kalian yang membuat saya tidak merasa kesepian di
Tim #HMIFKUAT
Salam,
Aryya Dwisatya W
Comments
Post a Comment
Tanggapilah, dengan begitu saya tahu apa yang ada dalam pikiranmu