Skip to main content

Aku Mengalahkan ‘Mu’!



Lelaki tak dapat dipisahkan oleh satu hal, harga diri. Ketika ia terpisahkan oleh satu hal tersebut kelelakian seseorang patut untuk diragukan karena harga diri itu lah yang menjadikan pembeda antara lelaki dan non-lelaki.

Mungkin akan ada rekan yang bertanya mengapa saya begitu rajin me-publish tulisan di blog di waktu yang se dini ini. Tunggu dulu, sejatinya tulisan ini mulai saya buat pukul 03:51, bukan serta merta datang dari langit dan terpampang di blog saya secara tiba-tiba melainkan melalui proses yang cukup panjang.

Dari sini semua berasal
Beberapa hari ini saya merasa tidak berguna, benar-benar merasa menjadi manusia yang tidak berguna karena produktifitas sangat rendah. Saya terlalu banyak menghabiskan waktu untuk tertidur lelap di kasur dingin yang tidak terlalu empuk tapi nyaman di tempat kos. Padahal, ada banyak hal yang dapat saya kerjakan ketika saya tidak tidur.

Bukan, ini bukan tentang tubuh saya butuh istirahat atau tidak. Namun, ini tentang konsistensi akan apa yang saya ucapkan kepada orang lain. Apa yang saya sematkan ke telinga adik-adik saya dulu. Saya seringkali berkata kepada mereka, “Kalian bisa lebih jauh dari ini. jangan pernah meremehkan diri kalian.” Nyata, beberapa hari yang lalu ketika rasa ngantuk dan malas datang saya justru dengan gampangnya tertidur dan tertidur. Harga diri saya terusik. Bagaimana bisa seorang saya yang berkata demikian justru dengan gampangnya terkalahkan oleh hal sepele yang kepada mereka saya ajarkan untuk kuat. Saya cukup malu.
Pemaknaan
Memang benar, meskipun tugas besar sedang menumpuk[1], tapi saya tidak mengerjakan satupun dari tugas besar yang ada. Saya justru mengerjakan hal lain dalam menjalani tantangan yang saya ajukan pada diri saya sendiri kemarin. Ada dua tujuan yang ingin saya capai dari tantangan ini yakni
1.       Saya ingin mengalahkan diri saya. Ya, saya adalah raja atas diri saya. Ketika saya tidak mampu mengalahkan diri saya bagaimana saya bisa mengalahkan hal lain. Bila saya tidak mampu memimpin diri saya, bagaimana saya bisa memimpin orang lain? Omong kosong!
2.       Saya ingin membuktikan pada diri saya bahwa saya bisa jauh lebih kuat dari kemarin. Seperti yang diterangkan pada teori kurva, sekali saya bisa mengalahkan diri saya maka tidak akan susah untuk mengalahkan diri saya untuk ke sekian kalinya. Pun, ketika saya kalah dengan diri saya, tidak akan susah bagi saya untuk dikalahkan lagi dan lagi.
3.       Saya ingin sholat shubuh tepat waktu. Sejujurnya beberapa waktu terakhir saya terlambat sholat shubuh. Dengan menjalani tantangan ini, saya bisa menyambut adzan shubuh. 

Terkadang, hal seperti ini adalah hal sepele bagi kebanyakan orang. Namun, tidak bagi saya. Hal ini adalah pembuktian oleh diri saya sendiri, dari diri saya sendiri, dan untuk diri saya sendiri[2]. Dengan melampaui apa yang saya tantangkan sendiri, saya bisa membuat diri saya yakin bahwa memang saya berhak memimpin diri saya sendiri.

Salam,
Pemenang tantangan diri
Aryya Dwisatya Widigdha

[1] Ada beberapa tugas tugas besar: Inteligensi Buatan, Pemrograman Berbasis Web, Jaringan Komputer, Humand and Computer Interaction
[2] Mirip seperti prinsip demokrasi

Comments

  1. Wah saya buka PC hurufnya kecil kecil ya. Size nya kecuil HIehiehiee. Jadi harus besarkan layar dulu. Perbesar Font nya

    ReplyDelete

Post a Comment

Tanggapilah, dengan begitu saya tahu apa yang ada dalam pikiranmu

Popular posts from this blog

Setahun Bekerja dan Tinggal di Belanda

Sekarang sudah Desember 2024, artinya, sudah tepat 12 bulan sejak pertama kali aku mulai bekerja di Swisscom DevOps Center Rotterdam. Sebenarnya, sudah ingin menulis sejak enam bulan lalu, tapi kuurungkan sambil menunggu tepat satu tahun, selesai performance review untuk tahun 2024, dan menyelesaikan keseluruhan siklus musim di negara empat musim ini: winter, spring, summer, autumn. Balik lagi ke perihal pekerjaan ini, pekerjaan yang sebenarnya tidak aku bayangkan akan aku jalani jika ada yang bertanya, "Mau kerja di Belanda?", di sekitaran Mei 2023. Sebab, pada saat itu memang tidak ada rencana sama sekali. Aku, dan keluarga, sudah merasa nyaman bisa hidup di Lumajang dengan remote   working perusahaan Singapura. Bisa dekat dengan keluarga, dapat gaji di atas rata-rata, beban kerja tidak gila-gilaan, biaya hidup terjangkau, mau apa lagi? Tapi, toh, nyatanya aku di sini, berarti memang ada hal lain yang aku kejar.  Mendapatkan Pekerjaan di Belanda Sebenarnya, tidak ada alasan...

Pengalaman Berangkat Haji Tanpa Antri dari Belanda (2025)

Alhamdulillah.Pertama-tama, aku ingin mengucapkan syukur pada Allah yang sudah memberikan izin dan kuasa sehingga aku dan Nova untuk berhaji pada tahun 2025 ini dengan proses yang baik, lancar, dan nyaman. Di tulisan ini, aku coba untuk berbagi detil bagaimana kami bisa berangkat haji dari Belanda dengan periode waktu yang singkat, kurang dari 2 tahun sejak tinggal di Belanda. Suasana setelah Tawaf Ifadah dan Sholat Sunnah Keinginan Berhaji Pada tahun 2021 lalu, kami sudah melakukan pendaftaran haji reguler di Indonesia, aku pernah tuliskan prosesnya di  https://blog.aryya.id/2021/03/melaksanakan-rencana-yang-tertunda.html . Sayangnya, waktu tunggu untuk haji reguler kami adalah sekitar 30 tahun. Bagi kami, waktu 30 tahun bukanlah waktu yang singkat. Belum tentu tenaga yang kami punya di usia saat itu akan optimal untuk beribadah di tempat yang nan jauh di sana terlebih dengan cuaca yang sangat panas. Beberapa waktu setelahnya, kami melihat salah satu teman kami dan istrinya berang...

Tricky Installation RouterOS on Windows 10 using Hyper-V

Hi, After two days wondering and trying to find why i can't install RouterOS on Windows 10 using Hyper-V, i have found that the solution for undetected interface is very simple. It is jsut change from default Netowrk Adapter to Legacy Network Adapter. So, here is it, my new tutorial. Hope you enjoy and don't hesitate to ask.